Saturday, November 23, 2024

2021

Kabar dari Bukit Minggu 14 Maret 2021

Kabar dari Bukit

 BERSYUKURLAH. CARANYA?

 

Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN.... Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai! (Mzm. 107:21a, 22)

 

Ajakan bahkan perintah bersyukur dalam hidup ini sudah sering kita dengar. Apalagi jika kita sedang diberkati, itu sikap yang mudah. Mazmur 107:1-3 bagian pertama bacaan kita minggu ini menganjurkan demikian. "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik” (ayat 1a). Ajakan ini ditujukan kepada umat Israel, orang-orang yang ditebus oleh TUHAN, dan terlebih yang dipersatukan dari pembuangan dan diaspora di negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan (ayat 2-3). Tentu ajakannya bagi kita juga.

 

Tetapi, bagaimana jika kita sedang susah dan kemalangan? Apakah tetap bisa bersyukur? Ayat 17-22 nas bagian kedua minggu ini menuliskan hal itu. Kadang kita dapat berada dalam situasi yang tidak mengenakkan. Dalam ayat lainnya dijelaskan, umat bisa saja mengalami kesulitan berat, seperti lapar haus dan lesu (ayat 4-9), terkurung dalam kegelapan (ayat 10-16), atau menghadapi gelombang angin badai (ayat 23-32).

 

Ayat 17-18 nas kita menggambarkan keadaan yang sama sulitnya, yakni: “Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka; mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.” Ini situasi serba tidak mengenakkan: fisik, lidah, hati, jiwa, dan itu bisa membawa kepada pintu kematian. Apakah dalam kondisi tersebut seseorang masih dapat bersyukur?

 

Dalam buku Personal Thoughts of a Public Man ada pertanyaan David Frost kepada pengkhotbah besar Billy Graham: “Jika kita berterima kasih dan bersyukur saat sehat, dapatkah kita menyalahkan Tuhan saat kita sakit? Billy Graham menjawab: "Tidak. Saya tetap bersyukur. Setiap bangun saya berkata terima kasih Tuhan, sebab saya memiliki hari yang indah. Tetapi tatkala ada hari yang kurang baik, saya hanya mengendalikannya. Dalam kata lain, saya tidak menuntut setiap hari harus semua baik." Firman Tuhan meneguhkan ini, “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka” (1Kor. 13:12). 

 

Dalam bagian lain Billy Graham menjelaskan, tidak semua situasi dan pertanyaan kehidupan dapat kita jawab. Ada bagian yang sulit jawabannya, yang kita hanya tahu saat kita berada kelak di sorga. Tapi kuncinya, percaya pada Tuhan. Dia Allah yang penuh belas kasihan. Dalam pengalaman banyak orang, mereka yang melalui kesusahan dengan berjalan bersama Tuhan, pasti menang dan semakin kuat, dan menjadi manusia yang lebih baik di hadapan Tuhan. Ini selaras dengan firman Tuhan: "Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yak. 5:11).

 

Nas minggu ini mengajarkan agar berseru-serulah kepada TUHAN. Melalui firman-Nya kita akan disembuhkan-Nya, diselamatkan dari kecemasan, dan diluputkan-Nya dari liang kubur. Melalui kuasa firman-Nya, cara berpikir kita diubahkan, tidak lagi banyak mengeluh, berpikir positip yakni melihat dibalik semua peristiwa selalu ada hal baik, tidak suka membanding-bandingkan, membuka diri dan sering melihat ke bawah kepada orang-orang yang tidak beruntung, dan semakin bergantung berserah kepada-Nya.

 

Hal terakhir pesan firman minggu ini, sikap bersyukur ditandai dengan berpikiran untuk terus memberi, bukan hanya menerima. Siap bersaksi menceritakan pekerjaan dan perbuatan Tuhan yang ajaib terhadap manusia, dan itu dilakukan dengan sorak-sorai! Jadi, tetaplah semangat, dan selalu bersyukur dalam segala hal.... Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Khotbah Minggu 14 Maret 2021

Minggu IV Pra-Paskah 

TINGGIKAN DAN SELAMAT (Yoh. 3:14-21)

 

Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah" (ayat 20-21).

 

Firman Tuhan sesuai leksionari Minggu IV Pra-Paskah yakni Yoh. 3:14-21, berbicara tentang kasih Allah dan pentingnya percaya atas inisiatif tindakan penyelamatan-Nya. Ayat Yoh. 3:16 dalam nas ini sangat populer, merupakan ayat PB yang paling dihafal umat Kristiani di dunia (ayat dari PL adalah Mzm. 23:1). Logika manusia memang sulit menerimanya, yakni dengan percaya kita tidak dihukum binasa dan justru memperoleh hidup yang kekal. Tapi, terpujilah Tuhan. Haleluya.

Analogi populer cukup menjelaskan, yakni bila seseorang mati maka harus dimandikan dan dibersihkan orang lain, sebab dia tidak bisa lagi mandi sendiri. Kita orang berdosa yang hukumannya jelas, yakni kematian badani, rohani dan mati kekal, membutuhkan pemandian agar bersih, dan itu oleh pihak lain yakni Yesus yang darah-Nya tercurah dan mati di salib bukit Golgota. Usaha sendiri akan sia-sia untuk bersih dan suci, sebab kedagingan kita menyukai kegelapan dan perbuatan jahat.

Logika kedua diberikan nas ini ketika umat Israel bersungut-sungut keluar dari Mesir. Allah menghukum mereka dengan mengirim ular tedung. Mereka dipaguti ,menderita sakit bahkan mati. Melihat umat Israel telah menyadari keberdosaannya, Allah kemudian memerintahkan Musa untuk membuat ular dari tembaga dan menggantungnya. Barang siapa umat yang menyadari dosanya, dan memandang ular tembaga yang tergantung tersebut dengan penuh pengharapan, maka mereka sembuh dan dipulihkan (Bil. 21:4-9). Kuasa Allah memang tidak terbatas.

Memandang Yesus yang tergantung di salib sebagai jalan pengharapan pemulihan dan penyembuhan dari pagutan dosa-dosa, membutuhkan perubahan oleh kesadaran (percaya) dan kuasa Roh Kudus, yakni dilahirkan kembali menjadi manusia baru (band. Yoh. 1:12-13). Menjadi manusia baru yang diminta Tuhan, yakni: tidak fokus pada dirinya semata, tetapi terus meninggikan Tuhan Yesus di dalam hidupnya (ayat 14). Ini diwujudkan dalam dua ayat 20-21 di atas, yakni dengan membenci kejahatan dan nyata perbuatan-perbuatannya (yang dilakukan dalam Allah).

Allah tidak ingin menghukum. Kasih Allah telah nyata dengan pemberian Anak Tunggal-Nya. Wujud kasih manusia kepada Allah sebagai respon perlu diperlihatkan dengan hidup dalam terang menjauhi kejahatan, dan meninggikan Tuhan Yesus melalui perbuatan-perbuatan nyata kepada sesama. Kita tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak kita lihat, bila tidak mengasihi sesama yang nyata kita lihat (Yoh. 14:15; 1Yoh. 4:20). Percaya dan taat, percaya dan berbuat (Yoh. 3:36; 1Yoh. 3:18). Melalui perbuatan baik dan nyata yang sesuai kehendak Allah, itulah yang akan memancarkan terang Yesus dan meninggikan-Nya. Pertanyaannya: sudahkah yang terbaik kita berikan bagi-Nya? Hosana. Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles M. Silalahi, D.Min.

 

Khotbah Minggu 7 Maret 2021

 

Minggu III Pra Paskah

BAIT SEJATI (Yoh. 2:13-22)

Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (ayat 19).

 

Firman Tuhan hari Minggu ini, Yoh. 2:13-22, bercerita tentang Yesus menyucikan Bait Allah; kisah langka saat Tuhan Yesus marah besar terhadap para pedagang di bait itu. Ia membuat cambuk dari tali, lalu mengusir mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah, dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan” (ayat 15-16).

Yesus marah karena pedagang mempermainkan jemaah - yang umumnya datang dari jauh - ingin mempersembahkan korban hewan sebagai penebus dosa (tekukur, merpati dan lainnya). Tetapi pedagang serakah pun menjual dengan harga tinggi. Bahkan ini juga melibatkan para pemimpin Yahudi, dengan cara kadang mereka tidak menyetujui hewan yang dibawa jemaah, agar dibeli dagangan yang ada. Pedagang lainnya mengambil kesempatan yakni jemaah wajib menukarkan uang persembahan, yang tentu dengan kurs yang merugikan. Licik. Mafia - itu mungkin istilah sekarang, keserakahan, curi kesempatan, semua itu janganlah masuk ke dalam gereja dan pelayanan.

Kemarahan Yesus - yang dikenal sebagai penyabar, pemberi ampun, penuh hikmat - pun dimaklumi. Ada batas yang dilewati, sudah karatan masalahnya, dan menyangkut Bait Suci, sehingga kemarahan itu wajar. Alkitab juga tidak melarang marah, sepanjang itu untuk kasih perbaikan, dan yang utama: hilang dalam sehari (Ef. 4:26). Kita bisa sebut itu marah yang produktif.

Pesan kedua, tanggapan salah terhadap kalimat Yesus. Mereka menafsir terlalu harfiah ucapan-Nya tentang "merombak dan membangun tiga hari Bait Suci", sehingga kehilangan makna dan maksud utama yang sesungguhnya. Ini juga terjadi di masa kini. Pembelokan makna, dan tujuan hilang. Persembahan jemaat, misalnya, lebih utama dipakai untuk kebutuhan bangunan fisik gedung gereja, kenyamanan, bahkan kemegahan, organisasi, sehingga kebutuhan diakonia dan rohani jemaat, terutama untuk pekabaran Injil ke luar gereja terabaikan.

Pelayanan di dalam gereja menjadi sesuatu yang lebih berharga dibanding di luar (lembaga) gereja. Koinonia menjadi utama dan makna pelayanan sesama pun terkikis. Tujuan utama Yesus dalam Luk. 4:18 seyogianya sangat jelas dalam ucapan-Nya: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku." Suara Tuhan yang belum membumi di gereja-gereja kita.

Keutamaan diri kita sebagai Bait Allah pun ditekankan nas ini. Pesan pra-paskah ini mengajak kita kembali memahami Bait Allah, yang utamanya bukan bersifat bangunan atau organisasi, tetapi Bait Allah sejati adalah tubuh-Nya sendiri (ayat 21). Nas ini memang membedakan kata pada ayat 13-18 (hiron) dengan ayat 19-20 (nahos). “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (ayat 17; Mzm. 69:10), perlu lebih dimaknai yakni kita semakin mengasihi Tuhan. Sebagai bagian tubuh Yesus, kita perlu menyatakan kasih Tuhan dalam diri sesama. Ini akan lebih memurnikan hubungan kita dengan Dia, kehidupan keagamaan kita, dan terutama lebih memahami makna panggilan-Nya dalam pelayanan. Dengan begitu, kita akan mendirikan kerajaan-Nya semakin nyata dan Tuhan bertahta bagi semua bangsa. Haleluya. Selamat hari Minggu dan beribadah, Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ir. Ramles M. Silalahi, D.Min.

 

Kabar dari Bukit 7 Maret 2021

Kabar dari Bukit

KEMULIAAN TUHAN (Mzm. 19)

 

Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman (Mzm. 19:8)

 

Dalam buku saya yang terbit tahun lalu dengan judul Mengenal Alkitab Kita (Doktrin Alkitab), ada penjelasan tentang keberadaan Allah dan wahyu (penyataan). Wahyu diberikan atas prakarsa Allah untuk menyatakan diri-Nya, dengan tujuan supaya manusia mengenal DIA, mentaati, dan melayani-Nya. Jadi, wahyu bukanlah hasil pemikiran manusia.

Wahyu dibagi dalam dua kelompok, yakni:

1.         Wahyu umum, merupakan tindakan Allah menyatakan diri-Nya secara umum melalui alam semesta, sejarah, dan hati nurani manusia. Wahyu umum bersifat universal, dalam arti dapat dilihat dan dinikmati oleh setiap manusia. “Langit menceritakan kemuliaan Allah” dan “Bumi penuh dengan kemuliaan-Nya” (Mzm. 19:2; Yes. 6: 3).

2.         Wahyu khusus, merupakan tindakan Allah menyatakan keberadaan diri-Nya secara khusus dan langsung, serta dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang yang percaya kepada-Nya. Wahyu khusus dimaksudkan untuk membimbing manusia kepada pengenalan Allah lebih mendalam, terutama dengan pernyataan khusus Allah di dalam Pribadi Yesus Kristus, dan dituliskan di dalam Alkitab. Dengan demikian ada dua wahyu khusus, yakni Yesus Kristus sebagai wahyu personal dan Alkitab sebagai wahyu verbal (tertulis).

Firman Tuhan minggu ini bagi kita dari Mazmur 19, yang terdiri dari 15 ayat https://alkitab.app/v/2bfb5fe6a467. Nas ini terdiri dari tiga bagian: pertama, pemazmur Daud mengungkapkan kebesaran dan kemuliaan Allah melalui ciptaan alam semesta. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. Hari dan malam gemanya terus terpencar ke seluruh dunia. Matahari bagaikan kemah di langit, beredar dari ujung ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya (ayat 1-7). Tidak ada yang dapat menghentikan dan mengubahnya.

Bagian kedua nas menekankan kesempurnaan titah firman-Nya (band. Mzm. 119). Ada keteguhan dalam aturan, hukum-hukum-Nya benar, adil dan tepat; tetapi ada fleksibilitas dalam pelaksanaan, meski harus menjaga kesucian. Firman itu memberi hikmat bagi orang yang tidak berpengalaman, menyegarkan jiwa, dan mata yang membaca dan merenungkannya semakin bercahaya (ayat 8-11). Berbahagialah mereka yang suka membaca dan berpegang pada Alkitab. Hidupnya tidak akan terombang-ambingkan dan akan teguh pada tujuan kekekalan.

Keberadaan dan kekuasaan Allah melalui wahyu-Nya (baik yang bersifat umum maupun khusus) tidak dapat disangkal oleh manusia, yang berpikir dan bertindak melalui kesadaran moralnya. Melalui tindakan wahyu, Allah membuka jalan bagi manusia untuk dapat lebih mengenal-Nya, meski harus diakui, kita belum dapat "menikmati" sepenuhnya keberadaan-Nya.

Di dalam diri manusia, jelas ada intuisi yang merupakan sisa gambar Allah, untuk mampu mengenal DIA. Namun, pengenalan dan pengetahuan tetap terbatas, karena dikaburkan oleh adanya dosa. Manusia yang terbatas, tidak akan mampu memahami dan menjangkau Allah yang tidak terbatas, kecuali melalui iman. Oleh karena itu, mutlak diperlukan pengakuan keberadaan Allah melalui iman untuk dapat menerima adanya wahyu umum dan khusus.

Bagian terakhir mazmur 19 ini ditutup dengan doa permohonan (ayat 13-15). Kita perlu memohon perlindungan agar tidak tersesat oleh iblis dan orang-orang jahat. Allah menginginkan kita untuk tidak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. Tetapi jika itu terjadi, melalui darah Anak-Nya Yesus Kristus, dosa pelanggaran kita dapat dihapuskan-Nya. Peliharalah tubuh kita menjadi bait sejati. Naikkanlah terus puji-pujian melalui mulut dari hati kita yang dalam, sebab TUHAN adalah gunung batu dan penebus kita semua. Dan, bersyukurlah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Kabar dari Bukit, Minggu 28 Februari 2021

Kabar dari Bukit

TAKUT AKAN TUHAN (Mzm. 22:24-32)

Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa (Mzm. 22:29)

 

Mengapa ada rasa takut? Misalnya: takut mati, takut hantu, takut sakit, takut susah, dan lainnya. Firman Tuhan hari Minggu ini, Mazmur 22:24-32, berbicara tentang takut akan Tuhan. Nas yang sangat baik direnungkan di masa pra-paskah saat ini. Link https://alkitab.app/v/1de6135512c5 untuk membaca lengkapnya.

Bila kita melihat sejarah agama dan sejarah Tuhan, awal mulanya manusia memahami adanya Tuhan (Yang Berkuasa) karena rasa takut. Manusia merasa tidak mampu mengendalikan datangnya hujan untuk panen, bencana alam yang datang, penyakit yang tidak jelas obatnya, dan lainnya, sehingga manusia memerlukan pertolongan dari Yang Berkuasa. Saat dahulu, tuhan itu bisa berupa planet semesta, benda yang besar, roh manusia yang meninggal, atau bentuk lainnya.

Pemahaman terus berkembang dan agama tidak lagi semata berisi “dongeng lisan” dan “ketidaktahuan”. Keberadaan Tuhan terus berkembang berupa tulisan wahyu. Dan semakin jelas diketahui, ada hubungan kuat antara manusia dengan Tuhan yang berkuasa. Dalam Alkitab kita tahu keberadaan Tuhan sejak penciptaan, dan kemudian di Taman Eden bersama Adam dan Hawa. Sejarah Tuhan menurut PL kemudian bergulit dengan perintah kepada Abraham untuk menuju tanah perjanjian Kanaan. Dalam perjalanannya kemudian kita tahu, Allah itu adalah Roh yang kita kenal melalui Anak-Nya Yesus Kristus.

Mzm. 22 ini ditulis Raja Daud dalam masa penderitaannya. Ayat 1 dimulai dengan seruannya: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.” Pada bagian kedua Mzm. 22 yang menjadi bacaan kita, Daud mulai merasa ada yang tidak beres hubungannya dengan Allah. Daud tahu bahwa Tuhan yang dia sembah tidak akan meninggalkan orang yang tertindas dan yang berteriak minta tolong (ayat 25). Daud merasa ada nazar yang harus dia bayar dan penuhi komitmennya.

Dalam hidup Kekristenan, nazar atau janji kita kepada Tuhan, pastilah banyak. Di mulai saat sidi, pernikahan, atau saat berdoa, menerima tugas, dan lainnya. Pertanyaannya, apakah semua janji kita kepada Tuhan tersebut telah kita penuhi dan tekuni? Bila janji itu diadakan di depan kumpulan orang percaya, maka pemenuhannya juga mesti dapat mereka lihat. Sebab itu menjadi kesaksian bagi kemuliaan nama-Nya. Mengikut Yesus memang ada harganya (Mrk. 8:31-38).

Sikap kita menghadap Tuhan tetaplah harus rendah hati, sujud berlutut dalam menyembah (ayat 27-29). Seberapa sering kita berdoa sambil berlutut? Tuhan Yesus yang kita sembah adalah pemilik kuasa atas diri kita, dan juga atas semua manusia dalam bangsa-bangsa. Seisi dunia dan sampai ujung bumi akan terus mengingatnya. Orang sombong dan yang tidak takut akan Tuhan kembali bertobat (ayat 28).

Manusia hanyalah debu dan akan kembali menjadi debu (ayat 30, Kej. 3:19). “Takut akan Tuhan adalah adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (Ams. 1:7, Ayb. 28:28; Mzm. 2:11). Dan, “takut akan Tuhan akan mengalahkan ketakutan lainnya,” kata Hugh Black.

Dalam berTuhan tentu ada peran iman. Mazmur Daud ini menyatakan bahwa semua dibukakan kelak melalui generasi-generasi berikut. Yesus Kristus telah menggenapinya melalui kayu salib. Jadi Tuhan tidak akan pernah mati dan hanya manusia yang mati. Dia terus berkuasa dan selamanya diberitakan di antara bangsa-bangsa. Maka sangat disayangkan bila ada yang tidak takut dan hormat akan Tuhan, apalagi meganggap Dia tidak ada. Manusia justru yang rugi. Jadi, tetaplah terhubung, teruslah mendekat kepada-Nya, sebab takut akan Tuhan tidak berarti Dia menakuti kita. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 766 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7528663
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
47715
65706
281429
7204198
563525
1386923
7528663

IP Anda: 162.158.163.109
2024-11-23 15:07

Login Form