Thursday, November 21, 2024

2023

Khotbah (2) Minggu I Setelah Natal 2023

Khotbah (2) Minggu Pertama Setelah Natal

 

PUJILAH TUHAN YANG SEJATI (Mzm.148:1-14)

 

 Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta (Mzm. 148:5)

 

Firman Tuhan di Minggu I setelah Natal diambil dari Mzm. 148, dengan judul: Langit dan bumi, pujilah TUHAN! Lho, kenapa “benda mati” langit dan bumi ikut memuji Tuhan? Pemazmur tampaknya ingin melawan pendapat bangsa-bangsa lain di saat itu, yang masih menjadikan benda-benda langit atau makhluk sebagai allah yang mereka sembah. Mazmur ini lantas memerintahkan, selain makhluk hidup menyembah Tuhan, semua “benda mati” lainnya ikut menyembah, seperti bulan, bintang terang, air yang di atas langit, ular-ular naga dan segenap samudera raya, api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai, dan lainnya.

 

 

 

Jika kita membaca buku History of Religion dari Prof. Allan Menzies, maka kita mengetahui mengapa sejak awal peradaban, manusia mulai menyembah benda-benda mati dan menjadikan mereka sebagai allahnya. Mereka membutuhkan kekuatan yang lebih tinggi, yang tidak dipahaminya dan melampaui kemampuan mereka. Menurut Menzies, motif ibadahnya adalah “ketakjuban, tidak diragukan lagi, selalu hadir di dalamnya....”

 

 

 

Memang dalam hal ini ada unsur kepercayaan dan proses intelektual, yang membawa mereka sampai pada titik kesimpulan, perlu menyembah benda mati tersebut. “Ketidakmampuannya untuk membantu dirinya sendiri atau untuk memenuhi kebutuhannya sendiri-lah yang mengantarkan penyembah kepada tuhannya (catatan: berupa benda-benda), yang memiliki daya yang ia sendiri tidak punya." Benda-benda seperti tanah atau bumi dan langit atau matahari, misalnya, memberikan kesuburan tanah dan hasil panen yang baik membuat mereka menyembah benda langit dan bumi.

 

 

 

Padahal, kepercayaan PL dan kita semua, langit dan bumi adalah ciptaan Allah, sehingga langit dan bumi tidak layak untuk disembah. Bumi dengan pohon yang besar atau gunung yang tinggi, dapat musnah hilang seketika oleh kuasa Allah dengan mematikan pohon itu atau meletuskan gunung sehingga hilang dari muka bumi. Demikianlah kuasa Allah, sehingga segala ciptaan-Nya tidak layak disembah, termasuk manusia dan nabi-nabi.

 

 

 

Pemazmur mengajak kita dengan iman percayanya, bahwa Allah berkuasa atas seluruh bumi dan carkawala dengan segala isinya, dan mengajak seluruh malaikat dan bala tentara surgawi untuk memuji dan menyembah-Nya. Semua raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; para taruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda (ayat 2, 11-12). Maka, lengkap sudah, penghuni surga, cakrawala dan isi bumi semua diajak, serta kita pun orang percaya, “baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta” (ayat 5). "Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri (Ul. 10:21).

 

 

 

Nas mazmur kita menekankan bahwa ibadah dan pujian terhadap Allah yang benar dan sejati, merupakan sentral kehidupan kita ke depan. Pujian tidak harus dengan mulut atau nyanyian, tetapi juga melalui perbuatan. Semua yang kita lakukan ke depan hendaklah merupakan ibadah kepada Tuhan (Kol. 3:23). Jangan lagi ada kegiatan kita yang sia-sia, apalagi hal yang tidak disukai-Nya (2Kor. 6:1; Ef. 4:17). Allah kita di dalam Tuhan Yesus adalah Roh dan kita pun menyembah Dia di dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24). Dia telah menjadi daging dan turun ke dunia, tetapi kembali naik ke surga menjadi Roh.

 

 

 

Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit (ayat 13). Allah yang benar dan sejati, telah berkarya bagi umat Israel dengan meninggikan tanduk umat-Nya, serta membawa mereka kembali dari pembuangan (ayat 14). Kita pun telah ditinggikan dengan kasih Allah yang begitu besar, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Itulah dasar kita memuji-Nya. Haleluya.

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah Minggu I Setelah Natal 2023

Khotbah Minggu Pertama Setelah Natal 2023

 

 MELIHAT KESELAMATAN (Luk. 2:22-40)

 

 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa” (ayat 29-31)

 

 

 

Firman Tuhan hari Minggu pertama setelah Natal, Luk. 2:22-40, bercerita tentang Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan – Simeon dan Hana. Sebuah tradisi Yahudi, bila seorang anak laki-laki lahir, maka pada hari kedelapan bayi itu disunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham dan bagi keturunannya. “Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat” (Kej. 17:10). Dalam nas ini pengertian sunat disebut sebagai pentahiran, dikuduskan bagi Allah (ayat 23; Im 12:1-4). Dalam kesempatan itu pula orang tua bayi membawa persembahan, sesuai aturan hukum Tuhan. Yusuf membawa sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Sebuah pertanda bahwa Yusuf dan Maria bukanlah dari keluarga kaya, yang dapat membawa persembahan domba, hewan yang lebih besar dan mahal.

 

 

 

Ketika mereka memasuki Bait Allah, mereka dipertemukan dengan dua nabi, Simeon dan Hana, keduanya sudah tua. Yesus, bayi yang sejak awalnya telah menimbulkan “geger” dengan dikandung oleh perawan Maria dan kelahirannya membuat takut raja Herodes dan ingin membunuhnya, kemudian diperkuat dengan peneguhan oleh Zakharia dan Elisabet orangtuanya Yohanes Pembaptis, kini semakin diteguhkan dengan pernyataan Simeon dan Hana.

 

 

 

Simeon memiliki pesan dari Roh Kudus bahwa sebelum ia mati, kerinduannya untuk melihat Mesias akan terkabul. Maka ketika melihat Yesus, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa” (ayat 29-31). Janji Tuhan kepadanya telah digenapi dan ia penuh sukacita atas hal itu. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang” (ayat 34-35). Pedang yang menembus, merupakan nubuatan bahwa Yesus akan mati muda di hadapan Maria.

 

 

 

Hana, janda yang sudah tua, hidupnya diisi dengan terus beribadah, berdoa dan berpuasa siang malam dan tidak pernah meninggalkan Bait Allah. Tatkala melihat Yesus, ia pun lega dan langsung mengucap syukur kepada Allah. Ia berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan bangsa Yahudi dari penjajah Romawi. Kerinduannya telah dipenuhi dengan melihat langsung Yesus Sang Pelepas telah datang, terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Nya, Israel (ayat 32).

 

 

 

Pesan pertama nas minggu ini adalah kita tidak dilarang merancang pengharapan yang tinggi. Tetapi diperlukan suatu tindakan yang mendukungnya, sebagaimana dilakukan Simeon dan Hana. Simeon hidup dengan benar dan saleh, serta Hana hidupnya diisi total dengan beribadah siang malam di Bait Allah. Sebuah ekspresi kerinduan, dan doanya dikabulkan oleh Allah.

 

 

 

Pesan kedua, ketika doa permohonan dikabulkan oleh Tuhan, maka kita layak bersyukur. Doa permohonan yang spesial, maka responnya juga mesti spesial. Tidak baik mengabaikan peran doa, tetapi lebih tidak baik lagi jika doa telah dikabulkan, kita membuatnya seolah-olah itu “biasa saja”. Simeon menyerahkan hidupnya kepada Tuhan setelah melihat keselamatan dan terang itu datang. Hana menyampaikan kabar sukacita itu kepada banyak orang setelah melihat Yesus. Perbuatan kebaikan Allah kepada kita, harus dibagikan dan menjadi kesaksian dan berkat bagi orang lain.

 

 

 

Pesan ketiga, Yusuf dan Maria menghagai dan mengikuti ajaran yang berlaku. Mereka taat meski sudah mengetahui sebelumnya tentang “Anak Kudus Yesus” yang spesial. Tetapi mereka tidak menjadikan hal itu sebagai alasan untuk mengabaikan hukum. Ini juga mereka perlihatkan saat Yesus berusia 12 tahun, membawa Yesus ziarah ke Yerusalem saat perayaan Paskah, tradisi yang lazim bagi umat Yahudi.

 

 

 

Ketaatan dan ketekunan orang tua Yesus pada tradisi dan hukum Tuhan, memberi kita pelajaran bagaimana seorang anak dapat bertumbuh dengan baik sesuai dengan kehendak Tuhan. Nas minggu ini menyebutkan, “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” (ayat 40). Sebuah teladan bagi kita orang tua, agar anak kita diberkati dan dipakai Tuhan.

 

 

 

Mari kita lihat keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Mari kita lihat berkat-berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Semua itu harus kita syukuri dan jadikan sebagai kesaksian yang hidup melalui anak-anak kita, keluarga kita, dan tentu saja bagi semua orang yang merindukan keselamatan.

 

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah Perayaan Natal (bagian 2)

KHOTBAH PERAYAAN NATAL 2023

 

 HADIAH UNTUK RAJA (Mzm. 97:1-12)

 

 Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati (Mzm. 97:11)

 

 

 

 

 

Hari yang dinanti-nantikan itu telah tiba. Sukacita besar umat Kristiani merayakan Natal. Firman Tuhan bagi kita dari Mzm. 97. Ada 12 ayat, judul perikopnya: Tuhan adalah Raja. Ya, kedatangan Raja kita Tuhan Yesus telah ratusan tahun ditunggu-tunggu. Ketika manusia telah kehilangan pengharapan, sementara hidup dihadapkan pada beratnya penderitaan umat Israel saat itu. Alkitab PL menuliskan, ada 300 lebih nubuat tentang kedatangan Sang Mesias.

 

 

 

Kedatangan raja di zaman dahulu selalu didahului oleh hamba pembantu, untuk mempersiapkan semua dengan baik. Hal ini sama dengan peran Yohanes Pembaptis dalam persiapan untuk membuka dan meluruskan jalan bagi-Nya (Luk. 3:4-6). Tradisi ini masih berlaku hingga saat ini di dunia modern, ketika pejabat tinggi mengunjungi wilayah, maka persiapan perlu dilakukan, agar acara berjalan dengan sangat baik dan sukacita semakin besar.

 

 

 

Sambutan yang hangat dan terbaik adalah memberi hadiah kepada Raja kita. Tentu, Tuhan kita tidak membutuhkan hadiah berupa barang atau benda. Namun ada yang dapat kita siapkan dan berikan kepada Tuhan kita sebagai hadiah yang terbaik, yakni: pertama, sikap bersukacita dan bersyukur. Mazmur 97 ini menuliskan: “TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya…. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus” (ayat 1-2, 11-12).

 

 

 

Hadiah kedua yang dapat kita berikan adalah memperlihatkan kita masih taat dan setia sebagai murid-Nya. “Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan!” (ayat 10). Sebagai murid yang taat dan setia, kita juga harus memperlihatkan kemenangan iman selama ini. Kita adalah pemenang, meski kita akui kadang-kadang kita jatuh, tetapi kita tahu Tuhan Yesus telah memberi pengampunan bagi anak-anak-Nya. Lawan-lawan kita, yakni iblis, ego, sifat jahat dan suka akan dosa, telah dikalahkan, sebagaimana ungkapan pemazmur. “Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan-Nya sekeliling. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar. Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi” (ayat 3-5).

 

 

 

Hadiah ketiga bagi Tuhan Yesus, memperlihatkan bahwa tugas utusan yang diberikan kepada kita menjalankan Amanat Agung, tetap kita laksanakan dengan baik. Pemazmur ini mengekpresikan, “Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud menyembah kepada-Nya” (ayat 6-7). Bila kita merasa belum ikut berpartisipasi, atau belum maksimal, saatnya memberi janji kepada Tuhan di momen Natal ini, bahwa kita ingin lebih aktif di hari-hari mendatang. Banyak cara dan jalan untuk ikut misi agung ini, baik melalui perbuatan baik atau mengabarkan. Bila merasa tidak mempunyai talenta langsung, atau masih sibuk urusan pekerjaan, maka dukung dengan cara lain. Hidup kita orang Kristen bukanlah hanya beribadah, tetapi berbuat nyata bagi sesama.

 

 

 

Hadiah keempat, memperlihatkan kerinduan akan kedatangan Tuhan Yesus Kembali Kedua Kalinya (K4). Nubuat PL telah digenapi ketika bayi Yesus lahir di Betlehem. Tetapi Alkitab juga menuliskan nubuat baru sebanyak 200 kali, bahwa Yesus akan datang kembali lagi untuk mengangkat semua orang percaya. Sikap kita dalam menanti-nantikan Tuhan, mesti bagaikan burung rajawali (Yes 40:31). “Sion mendengarnya dan bersukacita, puteri-puteri Yehuda bersorak-sorak, oleh karena penghukuman-Mu, ya TUHAN. Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah (ayat 8-9).

 

 

 

Kita sebagai anak-anak-Nya di dunia ini, akan terus melewati segala zaman dengan kemenangan. Tuhan kita Penebus dan Juruselamat telah lahir untuk kita. Maka kita percaya, sebagaimana dinyatakan dalam ayat 10b, “Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.” Untuk itulah kita sangat bersyukur, dan layak merayakan Natal ini dengan penuh sukacita.

 

Selamat hari Natal. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Kabar dari Bukit Minggu I setelah Natal

Kabar dari Bukit 31 Desember 2023

 

 PERBANDINGAN AGAMA (Gal. 4:4-7)

 

 "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat" (Gal. 4:4)

 

 

 

Perbandingan atau studi-studi agama sangatlah menarik. Bahkan ada pandangan yang menyarankan perlu melakukan passing over,

 

semangat untuk "melewati" batas-batas agama, agar pengalaman dan pemahaman serta kekayaan kerohanian seseorang semakin dalam dan kokoh. Namun, sebaiknya hal ini dilakukan jika iman dan pemahaman atas pilihan agama yang diyakini, sudah kuat sehingga imannya tidak tergerus dan malah murtad.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu menjelang tahun baru 2024 ini adalah Gal. 4:4-7. Nas ini membandingkan hukum Taurat PL dengan hukum yang dibawa Kristus yang diutus Allah, dan lahir dari seorang perempuan yang takluk kepada hukum Taurat (ay. 4). Hukum baru yang diberikan Yesus Kristus ini sering disebut sebagai hukum Anugerah atau hukum Kasih. Bahkan perbandingan dilakukan juga terhadap kepercayaan animisme yakni atas roh-roh dunia yang lemah dan miskin (ay. 8-9). Allah mengharapkan pembaruan dengan alasan umat  Israel sudah saatnya menjadi dewasa, akil balik dalam beriman (ay. 1-3).

 

 

 

Rasul Paulus menyampaikan pesan Allah melalui nas ini dengan memberi beberapa perbandingan. Hukum Taurat yang ada sebelum Kristus datang, atau pemujaan terhadap allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah, merupakan hubungan perhambaan (ay. 7-8). Dasar keduanya adalah ketaatan pada perintah-perintah tertulis atau legalistik. "Teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun," itu menjadi hal yang sia-sia (ay. 10-11).

 

 

 

Kekristenan merupakan agama yang paling rasional dalam memahami dan mendefinisikan hubungan manusia dengan Tuhan. Agama terdiri dari dua unsur utama, yakni doktrin sebagai sisi esensi dan ritual yang merupakan sisi formal termasuk ibadahnya. Alkitab menuliskan, "Allah itu Roh" sangat lugas dan jelas, dan "barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yoh. 4:24). Pada bagian lain dituliskan, "Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa" (Ibr. 10:4). Ini merupakan revolusi dalam pembalikan pemikiran tentang jalan pengampunan dosa.

 

 

 

Penebusan melalui Yesus Kristus merupakan hadiah kasih karunia terbesar dalam hidup kita orang percaya. Kita memiliki status baru, yang diangkat sebagai anak secara sah (ay. 5; Yoh. 1:12; 3:4-5). Di dalam budaya Romawi, seseorang yang diadopsi oleh keluarga lain, misalnya, maka hak-haknya pada keluarga lama akan hilang, namun akan mendapatkan hak-hak dari keluarga yang baru.

 

 

 

Ketika kita diangkat menjadi anak-anak Allah, maka kita pun memiliki hak penuh dan istimewa sebagai anak (ay. 5; 3:26; Ef. 1:5). Kita telah menjadi keluarga Allah (Flp. 3:20). Keistimewaan menjadi anak-anak Allah adalah hubungan kita dengan Allah Bapa menjadi begitu dekat. Kita dapat memanggil dengan panggilan akrab, yakni: Abba, yang berarti Bapa (ay. 6). Kata Abba berasal dari bahasa Aram yang sering digunakan pada saat kehidupan sehari-hari Tuhan Yesus.

 

 

 

Dengan hubungan yang dekat dan mesra antara kita anak-anak-Nya dengan Allah, kita tidak lagi menjadi budak-budak hamba yang was-was dan takut (2Tim. 1:7); melainkan kita adalah anak-anak "Tuan Besar". Sungguh alangkah menyenangkan, roh perhambaan itu telah lenyap. Roh perbudakan pada dasarnya adalah akibat pemahaman hukum Taurat yang membangkitkan rasa takut dan mencoba menyenangkan Allah dengan cara-cara yang sia-sia. Demikian juga dengan animisme, menyembah allah yang tidak dikenal, sebagaimana kita mengenal Allah di dalam Pribadi Tuhan Yesus (Yoh. 4:22).

 

 

 

Keistimewaan lainnya sebagai anak yang sah, kita menjadi pewaris dari keluarga kerajaan Allah. Kita mendapat hak penuh sebagai pewaris keluarga sorgawi (ay. 7; Ef. 3:6). Kita memperoleh bagian dari kekayaan sorga bersama orang percaya lainnya, berhak menerima janji-janji Allah. Kasih Bapa kepada kita sebagai anak-anak-Nya sama dengan kasih bagi Anak-Nya yang tunggal yakni Yesus Kristus (Yoh. 14:21, 23; 17:23). Kita orang Kristen memang layak paling berbahagia. Mari kita syukuri hal tersebut dan tetap menjaga sebagai manusia baru dalam memasuki tahun yang baru esok hari.

 

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Hari Natal 2023

Khotbah Hari Natal

 

 DAMAI SEJAHTERA DI HATI (Luk. 2:1-20)

 

 

 

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Luk. 2:11)

 

 

 

Firman Tuhan menyambut hari Natal, diambil dari Luk. 2:1-20 yang berisi sukacita sorgawi atas berita sorgawi: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Akhirnya, segala beban dan tekanan yang dialami oleh Maria dan Yusuf, Elisabet dan Zakharia, dan para gembala, lepas dan berujung penuh sukacita.

 

 

 

Semua orang tidak akan tahu bagaimana sebuah perjuangan dan beban hidup dapat berubah menjadi sebuah sukacita. Dalam hal ini yang menentukan adalah iman percaya kita kepada janji Allah, selain berusaha seturut firman-Nya. Maria menyadari akan beratnya beban yang dia terima dengan mengandung bayi Yesus, tetapi karena Maria menerima dan percaya, maka Allah kemudian mengubahnya menjadi sukacita. Maria siap menerima baik kehormatan maupun celaan yang akan dialaminya, menjadi ibu lahiriah dari Anak Kudus itu.

 

 

 

Demikianlah kiranya bagi kita yang saat ini mengalami pergumulan atau beban hidup. Percaya kepada rencana-Nya, bukan putu asa dan terus terpuruk dengan jalan pikiran sendiri. Kita diajarkan untuk melihat rencana Allah adalah rencana yang indah (Yer. 29:11). Mata manusia kita sangat terbatas untuk melihat akan apa yang terjadi di balik semua beban pergumulan yang terjadi. Janji Tuhan pasti akan digenapi, dan pesan itulah yang bisa kita lihat dari pengalaman Maria dan Elisabet. Keduanya dipakai Tuhan untuk menjadi ibu yang diberkati. "Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana" (Luk. 1:45).

 

 

 

Hal yang utama adalah pentingnya kerendahan hati. Maria ibu Yesus memberikan keteladanan. Elisabet dan kaum gembala juga demikian. Allah menggenapi janji-Nya bagi mereka yang bersedia merendahkan hatinya. Hal lainnya, sebagaimana para gembala, perlu respon cepat dan kesediaan menjadi saksi bagi Dia. Para gembala, setelah melihat apa yang dikatakan (dan dirasakan) tentang bayi Yesus, "Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka" (ayat 20).

 

 

 

Mari kita sambut kelahiran bayi Yesus di dalam hati kita. Mari kita lebih memuji dan memuliakan Allah dalam kehidupan ini. Tetaplah percaya akan kasih dan pemeliharaan-Nya. Menerima tanggungjawab dari Allah dan kita berbahagia akan janji Tuhan. Kalaupun itu berbentuk beban tantangan dan pergumulan, maka kita harus taat dan setia dalam berjuang dan menanggungnya sampai tiba saat janji dan kebahagiaan itu datang. Kemuliaan Tuhan pun akan bersinar meliputi kehidupan kita. Janji-Nya “ya” dan “amin”.

 

 

 

Damai sejahtera di hati, damai di keluarga, damai di sesama, dan damai sejahtera di bumi. Haleluya. Selamat hari Minggu dan beribadah natal sambil berkidung pujian: “Malam Kudus... bintang-bintang gemerlap….”

 

 

 

Selamat Hari Natal dan selamat beribadah

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 98 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7387506
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
30621
61324
140272
7204198
422368
1386923
7387506

IP Anda: 172.69.166.104
2024-11-21 13:31

Login Form