2025
2025
Khotbah (3) Tahun Baru 1 Januari 2025
Khotbah (3) Tahun Baru 1 Januari 2025 - Perayaan Tahun Baru
LANGIT DAN BUMI YANG BARU (Why. 21:1-6a)
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi” (Why. 21:1)
Saya dan keluarga pertama-tama mengucapkan Selamat Tahun Baru 2025 kepada sahabat semua pengunjung website kita ini. Salam Kasih.
Kitab Pengkhotbah mengatakan, “Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari” (Pkh. 1:9). Maksudnya, dunia ini bukanlah semua monoton. Banyak hal baru yang ditemukan dalam gagasan dan kehidupan. Tetapi umat manusia tetaplah sama, tidak ada yang baru, yakni memiliki keinginan, hasrat, nafsu, ambisi, mencari jati diri dan eksistensi, biarpun dengan sasaran-sasaran pribadi yang baru.
Tahun baru merupakan kesepakatan umat manusia tentang tanggal dimulainya penanggalan atau kalender. Tujuannya tentu untuk mempermudah komunikasi. Ada berbagai versi kalender. Versi internasional yang umum dipakai adalah kalender Gregorian yang dikenalkan pertama kali tahun 1582. Di Indonesia sendiri ada beberapa versi kalender yang umum dikenal, yakni tahun Hijriah, kalender Cina, Jawa, Sunda dan Bali. Masing-masing berbeda tergantung pengambilan acuannya, yakni dari perputaran matahari, bulan atau gabungannya. Dengan demikian, tanggal yang penting tiap versi kalender juga berbeda.
1 Januari kita memulai tanggalan yang baru. Mulai hari ini ke hari-hari seterusnya, penulisan tanggal dan bulan sama dengan tahun sebelumnya, tapi tahunnya berubah dengan bertambah satu. Ada perubahan. Seperti itulah kira-kira cara kita memahami bumi baru dan langit baru dalam nas ini. Bukan berarti kita harus pindah ke planet lain. Bumi baru dan langit baru merupakan transformasi dari bumi saat ini dengan tatanan yang baru. Tentu kita tidak diajak untuk menghayal dan memikirkan terlalu detail wujud dan prosesnya.
Langit baru juga demikian halnya. Pandangan dan cakrawala penglihatan manusia baru kelak akan berbeda. Pola pikir atau mindset berubah dan lebih kepada yang sesuai dengan kehendak Kristus. Gambaran dunia baru lebih kepada kepenuhan sukacita dan damai sejahtera. “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu" (ayat 4).
Kota Yerusalem baru dalam nas ini hanyalah kiasan, sebuah simbol akan pusat Kerajaan Allah. Ini tidak ada hubungannya dengan suatu lokasi di Israel. Demikian juga dengan gambaran nas ini tentang, “... dan laut pun tidak ada lagi”. Dalam pasal sebelumnya dijelaskan bahwa laut menyerahkan orang-orang mati, yang berarti laut sebagai tempat buangan orang-orang mati, orang-orang yang tidak termasuk dalam buku kehidupan (Why. 20:12-13). Ada disebut pula laut maut dan kerajaan maut yang merupakan simbol dan gambaran kejahatan (band. Why. 12:18). Jadi, pasti ada kebangkitan dan penghakiman.
Tahun baru selalu membawa harapan. Memang harapan kadang-kadang bisa menjadi sumber kekecewaan, jika tidak terwujud atau terlambat. Francis Bacon berkata, “harapan sangat bagus sebagai sarapan, tetapi tidak bagus untuk makan tengah malam.” Tetapi harapan lebih memiliki nilai plus yang besar, yakni menjadi pendorong dalam kehidupan. Harapan adalah sauh kuat (Ibr. 6:19) sehingga tetap bersukacitalah dalam pengharapan (Rm. 12:11). Harapan yang besar membuat orang menjadi besar, kata Thomas Fuller. Alkitab menegaskan, jangan terjebak realitas. “... karena hal-hal yang dilihat bersifat sementara; tetapi hal-hal yang tidak terlihat adalah abadi (2Kor. 4:18).
Saya percaya segala sesuatu memiliki awal dan akhir. Seperti dalam ayat 6 nas firman Tuhan ini: “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.” Saya juga percaya pada proses. Dalam proses ada yang berjalan sesuai hukum alam, dan kadang-kadang ada campur tangan Tuhan secara langsung. Orang beriman layak menyadari hal itu.
Dalam proses tersebut, firman Tuhan menekankan, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mzm. 90:12). Kita harus tetap berpegang bahwa Tuhan itu baik, sangat baik. Untuk itu “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mzm. 107:1). Dengan bersyukur maka kita tahu Tuhan bekerja dan memberi yang terbaik dalam hidup kita dalam memasuki hari-hari baru di tahun yang baru ini.
Mari kita berpegang pada narasi lagu Lagu PKJ. 241, Tak Kutahu Hari Esok:
Tak 'ku tahu 'kan hari esok,
Namun langkahku tegap.
Bukan surya 'ku harapkan,
Kar'na surya 'kan lenyap.
O tiada 'ku gelisah akan masa menjelang;
'Ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang.
Selamat TAHUN BARU 2025 dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 12 Januari 2025 - Minggu I Setelah Epifani & Pembaptisan Tuhan YesusKhotbah Minggu 12 Januari 2025 - Minggu I Setelah Epifani &...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 12 Januari 2025 - Minggu I Setelah Epifani & Pembaptisan Tuhan YesusKhotbah (2) Minggu 12 Januari 2025 - Minggu I Setelah Epifani &...Read More...
-
Khotbah (3) Minggu 12 Januari 2025 - Minggu I Setelah Epifani & Pembaptisan Tuhan YesusKhotbah (3) Minggu 12 Januari 2025 - Minggu I Setelah Epifani &...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 1632 guests and no members online