Wednesday, January 22, 2025

Khotbah (2) Minggu 26 Januari 2025 - Minggu III Setelah Epifani

Khotbah (2) Minggu 26 Januari 2025 - Minggu III Setelah Epifani

 

 KARUNIA UTAMA (1Kor. 12:12-31a)

 

 Firman Tuhan bagi kita pada Minggu III setelah Epifani ini diambil dari 1Kor. 12:12-31a. Nas ini berbicara tentang "Banyak anggota, tetapi satu tubuh" dalam kaitannya dengan karunia rohani. Rasul Paulus menggunakan konsep tubuh manusia untuk mengajar orang Kristen tentang bagaimana hidup dan bekerja bersama-sama. Sama seperti seluruh bagian dari tubuh berfungsi karena diperintah otak, demikian juga kita harus bekerja bersama di bawah kendali dan perintah Yesus Kristus (band. Rm. 12:3-8; Ef. 4:1-16).

 

Allah membekali kita karunia rohani untuk membangun tubuh Kristus yakni jemaat-Nya. Agar karunia rohani dapat kita pakai secara efektif, kita perlu hal-hal sebagai berikut:

 

 

1.         Menyadari bahwa semua karunia rohani berasal dari Allah;

 

2.         Memahami bahwa tidak semua orang memiliki karunia rohani yang sama;

 

3.         Mengenal siapa diri kita dan apa yang terbaik untuk diberikan;

 

4.         Menghargai anggota yang lebih lemah dan tetap satu dalam suka dan duka;

 

5.         Membangun masing-masing karunia rohani secara bersinergi demi hasil yang lebih efektif;

 

6.         Mempersembahkan karunia itu bagi Tuhan dan bukan untuk kepentingan dan keberhasilan diri sendiri;

 

7.         Bersedia memakai karunia rohani itu dengan sepenuh hati untuk pelayanan kepada Tuhan, bukan menahan atau menyia-nyiakannya.

 

 

 

Karunia rohani setiap orang berbeda di dalam sifat, kekuatan, dan efektifitasnya sesuai dengan hikmat dan keluwesan. Dari kita dituntut peran untuk tetap setia serta mencari cara dan jalan melayani-Nya melalui apa yang telah diberikan-Nya.

 

 

 

Karunia rohani dibagi dalam tiga katagori, yakni: karunia rohani melalui perkataan atau berbicara, karunia rohani melayani dan memberi, dan karunia rohani untuk membuat mukjizat. Karunia rohani tersebut merupakan satu tubuh dan rinciannya merupakan anggota-anggota tubuh saja, dan semua memiliki akses serta diperlengkapi oleh Roh Kudus untuk membangun keluarga Allah dan menyatakan kasih Allah kepada orang lain (1Kor. 12:4-7; 1Kor. 14:12; 1Pet. 4:10). 

 

 

 

Pada saat yang sama, kita perlu menyadari bahwa karunia rohani yang kita miliki tidak dapat bekerja sendiri, melainkan memerlukan dukungan karunia rohani yang lain. Untuk itu kita wajib berterima kasih kepada mereka yang memiliki karunia rohani yang berbeda, sebab dapat melengkapi pelayanan yang kita miliki. Biarkanlah kekuatan kita menutupi kelemahan orang lain, dan kekuatan orang lain menutupi kelemahan dan kekurangan kita. Bersyukurlah atas hal itu. Karunia rohani jangan dibuat menjadi kuasa rohani, yang menimbulkan persaingan; berpikir kita merasa "lebih rohani" atau bahkan memiliki hak otoritas tertentu yang lebih tinggi. Sikap kita harus tetap sebagai orang yang tidak layak memperoleh karunia itu, namun Allah membuat kita layak dan demikian berharga.

 

 

 

Prinsip dalam mempersembahkan hidup melalui karunia rohani adalah selalu dalam kebersamaan dengan orang lain, yang dilakukan dengan sepenuh hati dalam semangat pelayanan pengabdian. Sebagaimana dinyatakan pada ayat terakhir (31a): "Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama." Karunia utama itu adalah hikmat dan kasih dengan tujuan mempersatukan. Halleluya.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 529 guests and no members online

Statistik Pengunjung

11014974
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
5559
77448
233974
10514603
1388547
1777712
11014974

IP Anda: 162.158.163.82
2025-01-22 11:47

Login Form