Sunday, August 10, 2025

Khotbah (3) Minggu IX Setelah Pentakosta - 10 Agustus 2025

Khotbah (3) Minggu IX Setelah Pentakosta – 10 Agustus 2025

 

 IMAN DAN PERCAYA (Ibr. 11:1-3, 8-16)

 

 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11:1)

 

 

 

            Firman Tuhan bagi kita pada Minggu X setelah Pentakosta ini diambil dari Ibr. 11:1-3, 8-16.  Ayat 1-3 berbicara tentang iman. Ayat 8-16 menjelaskan tentang iman Abraham. Sebagai informasi, ayat 4-7 bercerita tentang iman beberapa hamba-Nya dalam PL: Habel yang diterima persembahannya, Henokh terangkat ke sorga, dan Nuh yang taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya.

 

 

 

            Kekristenan berprinsip tentang tiga hal pokok; percaya bahwa Allah ada, dan Allah bekerja dalam hidupnya melalui Roh Kudus. Di antara kedua hal itu, percaya Yesus adalah Allah yang menjadi manusia dan mengakui sebagai Juruselamat pribadinya melalui penebusan dosa di kayu salib Golgota.

 

 

 

            Hubungan Allah dan manusia menurut Derek Prince dalam bukunya Faith to Live By (Derek Prince Ministries, India, 1977), dilihat dari dua hal yang seolah-olah kontradiktif. Dari sudut Allah: Bagi Allah segala sesuatu mungkin (Mat. 19:26b); dan dari sudut manusia: Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! (Mrk. 9:23b). Tetapi dari segi praktiknya, ini menjadi sejalan dan dapat diterima, yakni melalui iman, segala sesuatu yang mungkin bagi Allah sejajar dan menjadi mungkin bagi orang percaya. Artinya, iman-lah yang menjadi penghubung (channel) antara yang mungkin bagi Allah menjadi tersedia bagi manusia. Melalui iman, segala yang mungkin bagi Allah, menjadi sama, mungkin bagi manusia yang percaya. Dahsyat, kan?

 

 

 

            Derek Prince juga menjelaskan, dari segi bahasa Yunani, percaya adalah pelaksanaan (exercising) iman, dan penghikmatan (exercising) iman adalah percaya. Dengan memahami hubungan tersebut, ayat 1 nas ini menjadi lebih mudah dimengerti: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Segi prakteknya, selain Habel, Henokh dan Nuh, ayat 8-16 nas minggu ini menjelaskan tentang iman Abraham: ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui, dan menjadi kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, dan tinggal berdiam di sana bersama keluarganya. Kemudian ia teguh dalam iman, melalui Sara istrinya, orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya (ayat 11-12). Dan, puji Tuhan, semua terbukti!

 

 

 

            Kita pun dalam perjalanan kehidupan di dunia saat ini, tidak terlepas dari adanya pengharapan dan pergumulan. Mari semua itu kita kembalikan kepada dua relasi tadi: percaya dan teguh dalam iman. Bagian kita adalah memberi dan berusaha dengan yang terbaik, dan selebihnya Allah yang mengambil bagian kuasa-Nya untuk memberi yang terbaik bagi kita. Dengan demikian, seperti ayat 13-14, “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang yang mengakui, bahwa ...mereka rindu mencari tanah air.” Bagi kita yang rindu untuk lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi, tetaplah percaya dan teguh. "Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (ayat 6b). Terpujilah Dia.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 36 guests and no members online

Statistik Pengunjung

000590
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
590
6224
6814
12552542
590
150750
590

IP Anda: 216.73.216.194
2025-08-11 01:51

Login Form