Khotbah (2) Minggu Palma, Masa Sengsara 13 April 2025
Khotbah (2) Minggu Palma, Masa Sengsara- 13 April 2025
SEGALA LIDAH MENGAKU: YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN (Flp. 2:5-11)
Pendahuluan
Firman Tuhan melalui Rasul Paulus mengingatkan orang percaya di Filipi, bahwa mereka harus berbeda dengan orang lain yang belum percaya. Melalui nas Minggu VI Pra Paskah – Minggu Palma Masa Sengsara ini kita diberikan beberapa pemikiran pokok lainnya sebagai berikut.
Pertama: Pikiran dan perasaan sesuai Kristus dan kesetaraan (ayat 5-6)
Inkarnasi adalah tindakan pra-keberadaan Anak Allah dengan kerelaan hati menjadi manusia dengan tubuh dan perilaku manusia (band. Yoh. 1:1-14; Rm. 1:2-5; 2Kor 8:9; 1Tim. 3:16; Ibr. 2:14; 1Yoh. 1:1-3 tentang penjelasan inkarnasi). Tanpa perlu ”berhenti” sebagai Allah, Anak Allah menjadi manusia biasa, yang dinamai dan dipanggil sebagai Yesus. Dia tidak menonjolkan keilahian-Nya, tetapi justru menyampingkan hak untuk dimuliakan dan dihormati sebagai Allah. Dia hidup dengan berbagai keterbatasan manusiawi biasa, rela berkorban menjadi manusia dengan segala kelemahannya, memiliki rasa sakit, lapar, haus, sedih dan lainnya.
Tuhan Yesus juga "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan." Maksudnya kedudukan itu tidak dianggap-Nya sebagai harga yang harus dipertahankan untuk kepentingan diri-Nya sendiri. Kesetaraan hal yang nonsense, dan yang utama bagi Yesus adalah manusia yang dikasihi-Nya dapat diselamatkan. Ia meninggalkan takhta kedudukan yang mulia di sorga, mengambil tempat hina sebagai hamba yang menderita dengan disalibkan, serta taat sampai mati untuk kepentingan orang lain.
Sebaliknya kita manusia kadang-kadang lebih mementingkan diri sendiri, merasa sombong dan mudah berbuat jahat, dengan justifikasi merasa diri benar dan itu adalah hak. Sebaliknya, kalau kita mengatakan bahwa kita mengikut Yesus, maka kita harus berusaha hidup seperti Dia. Inilah pesan yang dimaksud dengan berperasaan dan berpikiran seperti Kristus yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya.
Kedua: Pengosongan diri (ayat 7)
Ia juga disebut mengosongkan diri-Nya. Pengosongan diri adalah melepas kehebatan dan keistimewaan dengan segala atribut dan predikat yang sebenarnya dimiliki. Pengosongan diri sama seperti kita sebagai orang dewasa ingin berbicara kepada anak kecil. Cara berpikir dan sikap kita haruslah seperti anak kecil, agar kita mudah dimengerti dan diikuti. Kalau kita mempertahankan status dan predikat kita sebagai orang dewasa, dan menempatkan diri lebih pintar, maka komunikasi tidak akan berjalan baik.
Kita dapat menjalani kehidupan ini dengan pilihan: meminta dilayani dan dipuja-puji dihormati; atau kita mencari kesempatan untuk bisa melayani orang lain (band. Mrk. 10:45 tentang sifat-sifat melayani). Nas ini berpesan bagi orang percaya di Filipi dan kita semua, agar jangan menyombongkan diri dengan status “sebagai orang Romawi”, elite, dan tidak mau melayani. Kita diminta mengembangkan sikap rendah hati untuk melayani, meski kadang kala upaya kita itu tidak mendapat pengakuan dari orang lain. Tetapi Allah mengetahui semua itu. Mari kita berikan sebagian hidup kita untuk orang lain, tidak berpusat ke diri sendiri saja.
Ketiga: merendahkan diri untuk ditinggikan (ayat 8-9)
Dalam sistem hukum Romawi, hukuman mati dengan penyaliban adalah hukuman berat yang diberikan kepada penjahat besar. Hukuman ini sangat menyakitkan secara fisik, direndahkan secara manusia, sebab mereka harus dipaku di tangan dan kakinya di kayu salib dan dibiarkan mati perlahan-lahan. Apabila dianggap matinya kelamaan, maka dilakukan penusukan dan kemudian dicek sambil mematahkan kakinya, dengan maksud apakah masih ada reaksi atau tidak. Bagi mereka yang masih sehat tatkala disalibkan, kematian dapat berlangsung beberapa hari menunggu mati lemas, terlebih memikul berat badan dan kesulitan bernafas. Yesus sendiri karena melalui penyiksaan sebelum disalib, maka kematian-Nya menjadi lebih cepat, terlebih dengan tusukan di lambung. Sungguh penderitaan yang berat.
Adanya kecendrungan manusia untuk lebih senang dipuja-puji dan menyombongkan diri, haruslah dibuang dan dihindari. Alkitab menceritakan bagaimana manusia ingin membangun menara Babel. Membangun menara tinggi adalah hal yang baik. Manusia memiliki kemampuan membangun seperti itu adalah hal yang positip, tapi yang salah adalah motivasi dan tujuan membangun menara tinggi itu untuk kesombongan dan ditinggikan, bukan untuk kemaslahatan bersama. Mereka yang menyukai kesombongan seperti itu, akan tiba saatnya mereka direndahkan dan dihukum. Mereka yang meninggikan diri akan direndahkan dan mereka yang merendahkan dirinya akan ditinggikan (Mat. 23:12; Luk. 14:11).
Keempat: Yesus Kristus adalah Tuhan (ayat 10-11)
Alkitab mengungkapkan bahwa Yesus selama di dunia tidak pernah menyangkal keilahian-Nya. Ia berulang kali dalam berbagai kesempatan menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan (Mat. 16:16-17; Yoh. 6:68-69; 8:58; 10:30). Ia sadar memiliki dua hakikat menyatu dalam satu pribadi: Allah sejati dan manusia sejati. Yesus sebagai Adam terakhir yang berasal dari sorga (1Kor. 15:47).
Ada beberapa cara membuktikan ke-Allah-an Tuhan Yesus, dalam arti Ia berasal dari Allah dan memiliki kuasa yang sama dengan Allah. Hal ini dimulai dari banyaknya nubuatan pada kitab perjanjian lama yang "match" dengan Pribadi-Nya, sampai kepada peristiwa pra kelahiran melalui kandungan Maria dan kuasa Roh Kudus. Kemudian peristiwa kelahiran yang mengagumkan, perkembangan pribadi, hingga pelayanan yang dilakukan selama tiga setengah tahun yang penuh dengan kuasa dan mukjizat. Demikian pula cara mati Yesus, peristiwa pasca kematian, pelayanan setelah kebangkitan, dan bahkan kenaikan ke sorga yang disaksikan banyak orang, membuat semua itu tak diragukan lagi bahwa Yesus adalah Tuhan, Anak Allah dan memiliki kuasa yang sama dengan Allah.
Perjalanan dan bukti yang demikian kuat inilah yang membuat Allah Bapa mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, dalam arti dengan pengikut terbesar umat beragama yang hampir mencapai 3 milyar (agama kedua terbesar adalah Islam dan ketiga Hindu). Tidak ada nama lain yang lebih dikenal oleh banyak orang dari pada nama Yesus di muka bumi ini. Pada akhir zaman nanti, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab (Kis. 10:42), Yesus akan dilihat dan diakui semua orang sebagai Hakim dan berkuasa atas semua manusia, termasuk mereka yang dihukum dan tidak diselamatkan. Kitab suci agama lain juga mengakui akan peran Yesus dalam masa penghakiman tersebut. Oleh karena itu, benarlah dalam nas ini dikatakan, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," “bagi kemuliaan Allah, Bapa!”
Penutup
Melalui bacaan minggu sengsara ini, kembali kita diingatkan pentingnya orang percaya untuk memiliki perasaan dan pikiran yang sama dengan Kristus, dalam arti menjadi serupa dengan Dia (Flp. 3:10). Mereka yang merendahkan diri pada akhirnya pasti akan ditinggikan, bukan saja di dunia ini melainkan juga di sorga.
Bagi kita orang percaya, tujuan dari semua itu adalah agar sebagai pengikut Kristus, kita muliakan Dia melalui kehidupan kita, tidak hanya dengan simbol daun palem, tetapi semua orang dapat melihat Yesus hidup di dalam diri kita, sehingga mereka ikut dan memuji dan memuliakan Yesus, dan semua lidah akan mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu Palma, Masa Sengsara 13 April 2025Khotbah Minggu Palma, Masa Sengsara- 13 April 2025 YANG...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu Palma, Masa Sengsara 13 April 2025Khotbah (2) Minggu Palma, Masa Sengsara- 13 April 2025 SEGALA...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 41 guests and no members online