Saturday, November 23, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 27 September 2020

 

 Kabar dari Bukit

 JEBAKAN BETMEN (Mat. 21:23-32)

 

Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya" (Mat. 21:32)

 

Firman Tuhan hari Minggu ini Mat. 21:23-32 bagi kita berbicara tentang dua hal, yakni pertanyaan para imam tentang sumber kuasa Yesus, dan perumpamaan tentang dua orang anak yang disuruh bekerja di kebun. Pada situasi pertama, Tuhan Yesus disudutkan dalam jebakan betmen. Mungkin kita tahu kenapa disebut jebakan betmen, karena si pahlawan Batman dengan ketulusan hatinya sering dijebak, dan berkata: “Shoot..., it’s a trap” (Sial..., ini adalah jebakan).

Akan tetapi Yesus tidak mau terjebak. Ini disebabkan sejak awal suasana hati-Nya telah galau dengan melihat banyaknya pedagang yang nakal di Bait Allah dan Ia membalikkan meja-meja pedagang yang ada disitu (ayat 12-13). Demikian juga Ia mengutuk pohon ara karena tidak berbuah (ayat 18-19).

Para imam dan tua-tua bangsa Yahudi lantas bertanya, dengan kuasa manakah Yesus melakukan semua itu, dan siapa yang memberi kuasa kepada-Nya? Yesus tidak menjawab langsung, karena tahu itu adalah jebakan betmen. Ia malah bertanya balik kepada mereka tentang baptisan Yohanes, apakah dari sorga atau manusia? Jebakan dikembalikan dan jawaban konyol pun keluar: “Kami tidak tahu”. Nah, kena deh elu.... Yesus pun akhirnya menolak menjawab pertanyaan mereka.

Terkait kuasa dan otoritas Tuhan Yesus, saya ingin menjelaskan lebih lanjut Kabar dari Bukit tanggal 23 Agustus 2020 yang lalu. John Stott dalam bukunya Why I am a Christian menyebutkan otoritas Yesus terjadi karena Ia memisahkan diri-Nya dari semua orang, menempatkan diri-Nya dalam katagori moral dimana hanya ada diri-Nya sendiri. Semua orang ada dalam kegelapan dan Ia adalah terang dunia. Ada orang banyak yang kelaparan dan Ia adalah Roti Hidup. Orang-orang kehausan dan Ia adalah Air hidup. Semua orang berdosa, dan Ia mampu mengampuni dosa-dosa mereka.

Yesus Kristus adalah Allah sejati sekaligus manusia sejati. Karya-Nya adalah karya Allah seperti meredakan angin ribut, membangkitkan orang mati, memberi makan 5.000 orang, dan puluhan mukjizat lainnya. Paul Enns dalam bukunya The Moody Handbook of Theology menyebutkan hal ini sebagai kesatuan hipostatik, Yesus datang dan mengambil natur manusia tanpa kehilangan natur Ilahi-Nya. Meski memiliki dua natur, tetapi Ia tetap SATU Pribadi. “Ia adalah Nabi, Imam dan Raja. Ketiga jabatan Kristus ini merupakan kunci pada tujuan inkarnasi,” tulis Paul Enns.

Yesus Tuhan menjadi manusia menjadi khusus, spesial, dan utama. Ia adalah Gembala yang baik yang pergi ke padang gurun mencari domba-domba yang hilang. Ia menyebut diri-Nya sebagai Juruselamat dan sekaligus Hakim, menjadikan diri-Nya sebagai tokoh utama pada hari penghakiman. Mungkin sedikit "sombong" tetapi tetap rendah hati, sebagaimana Ia menjawab jebakan betmen para imam di atas.

Bagian kedua nas minggu ini tentang seseorang yang mempunyai dua orang anak laki-laki yang disuruh bekerja di kebun ayahnya. Anak sulung disuruh dan menjawab: Ya, tetapi tidak melakukannya. Anak kedua disuruh menjawab: “Tidak Mau”, tetapi kemudian menyesal dan pergi bekerja di kebun ayahnya (ayat 28-30). Jelas saat Yesus bertanya, yang melakukan kehendak ayahnya adalah anak yang kedua. Yesus kemudian mengatakan kepada para imam dan tua-tua, begitulah para penjahat yang menyesal, “pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah” (ayat 31b).

Kita semua manusia berdosa, tidak saja karena melanggar perintah-Nya tetapi juga tidak melakukan kehendak-Nya untuk berbuah seperti pohon ara dan berbuah lebat seperti pohon anggur. Tetapi Tuhan Yesus dengan kuasa-Nya melalui nas ini membuka pintu bagi penyesalan dan pertobatan. Mari kita tanggap mengakui semua itu dengan bertobat ingin terus dibarui dan berbuah. Jangan menunggu besok untuk kembali ke jalan-Nya dan berbuah lebat bagi sesama. Kita tidak tahu saat penghakiman, atau berharap bisa “berjudi” seperti penjahat di sebelah Tuhan Yesus yang di saat terakhir dibawa masuk ke Firdaus. Percaya dan taat adalah dua syarat utama (Mat. 7:21; Yoh. 3:36). Jalan kebenaran telah ditunjukkan kepada kita hari ini (ayat 31-32). Tetapi bila tetap bebal, jangan kaget dan kelak dengan konyol mengatakan di hari akhir: Ini adalah jebakan betmen! Kena deh.... Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 9 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7549947
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
3057
65942
3057
7247234
584809
1386923
7549947

IP Anda: 162.158.163.184
2024-11-24 04:13

Login Form