Thursday, November 21, 2024

Khotbah (1) Minggu XII Setelah Pentakosta – 11 Agustus 2024

Khotbah (1) Minggu XII Setelah Pentakosta – 11 Agustus 2024

 

 ROTI SORGAWI (Yoh. 6:35, 41-51)

 

 “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh. 6:51).

 

 Firman Tuhan hari Minggu ini Yoh. 6:35, 41-51 merupakan pengulangan nas minggu lalu tentang Yesus adalah roti hidup. Tetapi minggu ini pesannya lebih diperluas lagi. Pertama, ada penolakan pemimpin Yahudi terhadap pernyataan Yesus bahwa Ia adalah roti dari sorga dan Allah adalah Bapa-Nya (ayat 46). Tentu itu pikiran manusia, mereka merasa mengenal orang tua-Nya: Yusuf tukang kayu. Penolakan ini bahkan disertai sungut-sungut, yang mengingatkan sungut-sungut nenek moyang Israel atas kekurangan makanan saat di padang gurun, dan akhirnya Tuhan menurunkan manna (Kel. 17:3).

 

 

 

Maka pelajaran pertama dari nas minggu ini, mengajak kita untuk selalu lebih berpikir rohani dibanding jasmani, berpikir ke arah sorgawi dibanding duniawi. Respon sungut-sungut akibat prasangka, tidak ada gunanya. Tarik nafas. Pikiran terbuka. Itu lebih memberi hikmat dalam menangkap kebenaran dan kebaikan.

 

 

 

Kedua, Yesus berkata: “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” (ayat 44). Ini penegasan bahwa iman percaya kepada Yesus itu adalah inisiatif Allah dan mengubur pikiran para pemimpin Yahudi yang beranggapan ada usaha manusia. Bapa di sorga yang menarik, bukan inisiatif manusia. Ya, betul, perlu respon dan kita yang percaya bersyukur atas respon positip. Itulah iman. Jelas dan tegas. Tidak mungkin kita datang dengan inisiatif dan pikiran sendiri untuk percaya kepada Yesus.

 

 

 

Ketiga, adanya jawaban keraguan umat Yahudi terhadap pasca kematian. Yesus mengatakan: "Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal." Hidup yang kekal berarti dibangkitkan pada akhir zaman (ayat 44, 47). Pemahaman ini terjadi dan melekat, hanya oleh pengajaran dari Bapa (ayat 45). Kebenaran Yesus datang dari sorga sudah terbukti, Ia kembali ke sorga, terangkat di hadapan murid yang melihat dan bersaksi (Luk. 24:51).

 

 

 

Terakhir, kita bersyukur diberi kesempatan melalui iman, menikmati roti sorgawi dalam sakramen perjamuan kudus sebagai simbol kesatuan kita dengan Yesus. Ini meneguhkan kematian-Nya, tubuh-Nya, dan kita "makan daging-Nya". Semua itu diberikan agar kita berdampak bagi dunia. Tentu dampak itu terjadi ketika kita menyadari, pasca makan roti kehidupan, ada tanggung jawab untuk terus memberitakan Dia. Perintah-Nya: "Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang" (1Kor. 11:26). Maka kita yang sudah diberi roti kehidupan, teruslah bersaksi memberitakan-Nya.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdr. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 624 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7399300
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
42415
61324
152066
7204198
434162
1386923
7399300

IP Anda: 162.158.162.36
2024-11-21 17:21

Login Form