Khotbah (2) Minggu VII Setelah Pentakosta –7 Juli 2024
Khotbah (2) Minggu VII Setelah Pentakosta –7 Juli 2024
TERUS MEMBERITAKAN (Mrk. 6:1-13)
“Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.” (Mrk. 6:12-13).
Firman Tuhan hari Minggu ketujuh setelah Pentakosta ini dari Mrk. 6:1-13 berbicara tentang penolakan terhadap Yesus di kampung-Nya dan pengutusan kedua belas rasul. Penolakan ini didasari cara pandang melihat silsilah, keluarga, dan gaya hidup Yesus yang berbeda. Yesus yang sehari-hari mereka lihat dan tadinya (anak) tukang kayu, pergi beberapa saat, tiba-tiba saat kembali telah menjadi guru dan nabi dengan diikuti banyak murid, penuh kisah mukjizat dan ajaran kaya hikmat. Mengherankan, ajaib. Tapi nyata.
Tidak dapat dipungkiri, dalam satu komunitas yang memiliki standar dan nilai-nilai yang menyimpang dari ajaran Tuhan Yesus, akan ada perlawanan terhadap perubahan yang positip. Ada resistensi. Demikian juga sikap negatif lainnya, misalnya intoleransi dan permisif terhadap tindak kekerasan, jika melihat seseorang bersikap yang berbeda (misalnya SARA) maka dengan cepat diberi cap sebagai musuh dan langsung diserang. Hal lainnya juga terlihat dalam menyikapi sebuah kejadian/peristiwa, kadang orang cepat menilai dan menghakimi, meski latar belakang dan fakta kejadian belum sepenuhnya dilihat dan dikuasai.
Tuhan Yesus memperlihatkan keteladanan positip dalam menerima perlakuan negatif tadi. Meski sedikit heran di awalnya, Yesus lebih tidak memedulikannya dan berpikir positip memilih melakukan hal lain yang produktif: Ia tetap berbuat kebaikan dengan menyembuhkan penyakit (ayat 5), terus mengajar (ayat 6b) dan mengutus murid-murid-Nya pergi mengabarkan pertobatan.
Penghinaan dan penolakan tidak perlu dijawab dengan kecengengan. Sikap frontal juga tidak akan membangun respek dan rasa percaya. Melemparkan gugatan balik itu minus hikmat. Bersikap sederhana, tanpa kuatir, dan melihat itu sebagai resiko salib (ayat 4). Penolakan justru menimbulkan tiadanya karya mukjizat (ayat 5-6a), sebab mukjizat terjadi sebagai respon atas iman. Sikap sabar memaafkan dan berbelas kasihan teruslah dikedepankan. Jangan mudah berprasangka. Sinisme orang lain jangan mengurungkan niat baik.
Betul, sikap sekeliling kadang bisa membuat kita kecewa bahkan frustasi. Tetapi sebagai umat Kristiani dengan ciri khas KASIH, mari kita tetap berperilaku dengan mendasarkan pada perintah-Nya. Kita semua adalah utusan, "rasul-rasul", anak-anak-Nya yang memiliki tanggung jawab panggilan menjadi saksi, garam dan terang dunia. Bersikap dan bertindak sebagai utusan dan anak-anak Allah juga perlu dimulai saat ini, bukan besok, lusa, tunggu tidak sibuk, tunggu kaya, atau anak besar dan lulus semua, tunggu pensiun dsb. Tuhan Yesus memberi kuasa kepada yang percaya dan yang rindu untuk dipakai-Nya (ayat 7-13). Mari tetap memberi tempat mulia dan hormat bagi Dia yang mengutus kita.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan memberkati kita sekalian, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 689 guests and no members online