Sunday, November 24, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 14 April 2024

Kabar dari Bukit

 

 ANAK MIRIP TETANGGA (1Yoh. 3:1-7)

 

 ”Ya Abba-Bapa, ini aku anak-Mu, layakkanlah seluruh hidupku" (Lagu: "Ku Mau Cinta Yesus Selamanya")

 

 

 

Kekristenan memiliki hubungan yang unik dan mesra antara orang percaya dengan Allah yang disembahnya dalam nama Yesus Kristus. Sejarah agama memperlihatkan hubungan manusia dengan Allah diawali dengan rasa takut dan takjub, belum mengenal Allah dengan baik dan benar. Mereka pun menyembah pohon, gunung, matahari, atau benda alam lainnya, kemudian menyembah patung dewa-dewa.

 

 

 

Segala puji syukur, melalui Yesus Kristus, kita mengenal Allah dengan baik dan benar. Alkitab menuliskan hal ini, “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal,... Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:22-23).

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah 1Yoh. 3:1-7. Judul perikopnya: Anak-anak Allah. Kita “disamakan” dengan Yesus Kristus menjadi anak-anak-Nya melalui proses adopsi rohani dan iman. Menurut Dr. Chis Marantika dalam bukunya Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, kata adopsi diterjemahkan dari kata Yunani huiothesias, yakni pemberian posisi legal sebagai anak. Kata ini lima kali disebut dalam PB dan salah satunya, “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya” (Ef. 1:5; lih. Gal. 4:5; Rm. 8:15, 23; 9:4).

 

 

 

Allah itu kudus dan suci. Nah, bagaimana mungkin, kita orang yang berbuat dosa, yang melanggar hukum Allah (ay. 4), dapat menjadi anak-anak-Nya? Tentu, ada proses penyucian yang mesti dilalui, yakni: penebusan, perpalingan, petobatan, lahir baru dan pembenaran. Tanpa semua itu, maka kita belum layak disebut sebagai anak-anak Allah.

 

 

 

Semua itu tersedia nyata karena anugerah-Nya melalui Yesus Kristus (Yoh. 1:12). Nas minggu ini menuliskan, “Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia" (ay. 5-6). Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan (2Kor. 3:17); merdeka dari kuasa Iblis dan dunia.

 

 

 

Nas minggu ini menjelaskan, perlu ada pengharapan kepada-Nya untuk menjadi sama seperti Dia (ay. 2-3). Mungkin kita tidak dapat melihatnya saat ini, “belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia” (ay. 2). Oleh karena itu kitab suci mengatakan, “Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan!” (Kol. 1:27b).

 

 

 

Untuk itulah diperlukan ketekunan orang percaya. “... aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Flp. 3:13-14). Untuk itu sebagai anak wajib miriplah dengan bapaknya, meski tidak harus serupa sempurna; jika tidak, maka dia akan disebut anak tetangga.

 

 

 

Mari kita terus berupaya menjadi serupa dengan gambaran Kristus (Rm. 8:29; 2Pet. 1:3-4). Jangan disesatkan.... "Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar” (ay. 7). Berbuat baik dan benar itu bagaikan garam dan terang, hidup yang menjadi berkat bagi sesama (Mat. 5:13-14). Kita teruskan lagu pembuka tadi, "Ya Abba, Bapa, ini aku anak-Mu, pakailah sesuai dengan rencana-Mu.”

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 21 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7550193
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
3303
65942
3303
7247234
585055
1386923
7550193

IP Anda: 162.158.163.208
2024-11-24 07:24

Login Form