Thursday, November 21, 2024

Kabar dari Bukit - Minggu 25 Februari 2024

Kabar dari Bukit - Minggu 25 Februari 2024

 

 FIRMAN, JANJI ALLAH DAN KITA (Kej. 17:1-7, 15-16)

 

 "Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” (Kej 17:7)

 

 

 

Saat kuliah teologi dan berwisata ke Bali, saya melihat layanan melukis tato di tubuh. Saya tergerak dan memutuskan mentato pundak saya dengan gambar salib. Saya berharap, itu tanda perjanjian dengan Allah, dan diingatkan untuk siap memikul salib dalam perjalanan hidup dan pelayanan. Amin.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Kej. 17:1-7, 15-16. Perikopnya tentang sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham. Bila Abraham setia, maka Allah berjanji akan memberikan keturunan yang sangat banyak, ia menjadi bapa sejumlah besar bangsa, kepemilikan Tanah Kanaan dan akan adanya raja-raja yang berkuasa (ay. 2-8). Syarat utama ikatan perjanjian adalah: umat Israel hidup di hadapan Allah dengan tidak bercela (ay. 1).

 

 

 

Nama Abram pun diubah menjadi Abraham. Tanda perjanjian dibuat, yakni sunat bagi setiap anak laki-laki (ay. 9-10). Bagi kita orang percaya sesuai Perjanjian Baru, tanda ini digantikan oleh baptisan; yang utamanya adalah sunat hati, iman yang bekerja oleh kasih, lahir baru, bukan sekedar mengerat daging kulit khatan (Gal. 5:6; 6:15; Kol. 2:11).

 

 

 

Agama selalu membutuhkan “tanda”, bisa dalam bentuk ikon, simbol, atau lambang. Dalam awal sejarahnya, sejak manusia menyadari adanya “Penguasa” alam semesta, simbol dianggap berguna sebagai alat/media untuk mengingat, menguatkan, dan memudahkan berkomunikasi dengan-Nya. Kekristenan memakai ikon dan simbol berupa salib, merpati, ikan, perahu dan lainnya. Meski kita diingatkan, Allah adalah Roh dan harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24).

 

 

 

Persoalan bagi kita, kini, bagaimana cara membuat perjanjian dengan Allah? Berharap mendengarkan janji Allah yang langsung terdengar (audible), tentulah sulit. Tetapi ada banyak cara selain membuat tato di pundak tadi. Kita bisa memajang foto Tuhan Yesus atau salib di dinding rumah, memakai kalung salib, atau bentuk lainnya. Namun janganlah itu sekedar ornamen belaka, tetapi berfungsi sebagai tanda dan media pengingat dan penyemangat. Saya juga punya cara lain, yakni memilih satu ayat dari Alkitab, mengimaninya, kemudian saya ketik dan lapisi plastik, lalu disimpan di dompet. Maka janji-Nya selalu bersama saya.

 

 

 

Membuat tanda perjanjian dengan iman akan menguatkan kita dalam menjalani kehidupan. Mungkin di awal ada keraguan atau terhadap campur tangan kuasa Allah. Tapi tidak apa, Abraham  juga menertawakan dalam hatinya janji Allah, menganggap ia dan istrinya Sara sudah tua, memiliki keturunan sebagai hal yang mustahil (ay. 17). Namun dalam perikop ini, Allah menyebut kata janji sebelas kali! Pada bagian lain bahkan dituliskan, ketika Allah berjanji diikuti dengan sumpah (Kis. 2:30; Ibr. 6:13, 17). Janji Allah terbukti pada Abraham.

 

 

 

Dalam ikatan perjanjian, kita tidak perlu bersumpah (Mat. 5:34-36; Yak. 5:12). Namun iman penting, bahwa Allah akan menepati janji-Nya,

 

yang didasarkan pada hati dan bersedia taat. Iman kita akan diperhitungkan sebagai kebenaran (Rm. 4:1-25). Tidak perlu takut bahwa diri kita tidak mampu melakukannya, karena jelas kita tidak mungkin sempurna; namun Allah akan menyempurnakan-Nya melalui penyesalan dan pengampunan.

 

 

 

Meski dalam ikatan perjanjian, kadang datang ujian yang menurut akal pikiran tidak mungkin terjadi dan kita tidak sanggup. Ya, ada harga yang dibayar mengikut Yesus (Mrk. 8:31-38). Maka solusinya, rendahkanlah hati, tetap takut akan Tuhan, maklumi keterbatasan kita memahami rencana dan cara kerja-Nya. Jika janji-Nya tidak terwujud saat kita di dunia, imani, tentu janji-Nya akan digenapi di sorga dan bagi anak-cucu kita. “... perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal” (ay. 7). Berbahagialah yang percaya.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 582 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7406228
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
49343
61324
158994
7204198
441090
1386923
7406228

IP Anda: 162.158.106.114
2024-11-21 20:14

Login Form