KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 September 2016)
KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 September 2016)
Memikul Salib dan Mengikut Dia
Sebuah diskusi kecil mencuilkan pertanyaan: seberapa besar sih pengaruh PGTS? Apa sih yang bisa dilakukannya? Apakah program yang sudah jalan saat ini sudah maksimal? Jangan-jangan macet di jalan. Atau, seperti pesan anak saya: “Pah, jangan nanti PGTS hanya hangat di depan saja, hangat-hangat....”
Firman Tuhan minggu ini dari Luk 15:25-33 berbicara tentang syarat mengikut Yesus. Kisahnya, suatu ketika orang banyak berduyun-duyun mengikut Dia, lantas Yesus menyampaikan dua pesanNya: pertama, mengikut Dia harus siap berkorban dengan memikul salib - bahkan bila perlu “membenci” keluarga; kedua, perlu berencana dalam hidup termasuk mengikut Dia dan melayaniNya.
Mengikut Yesus tidak selamanya mudah dan mulus. Sumbernya juga kelemahan kita, yakni sering terikat kepada sesuatu: keluarga, harta milik, kekuasaan, kedagingan, zona nyaman, “kemalasan”, yang membuat kita sulit melepaskannya. Namun, keluarga yang kita benci dalam konteks nas ini hanya jika mereka melakukan hal yang tidak disukai Tuhan.
Pesan Yesus jelas: hubungan dan kesetiaan kepada Kristus haruslah di atas segalanya. Kasih dan pengabdian kepada sesama pun harus didasari pengabdian kepada Kristus. Semua dilakukan dengan sepenuh hati dan tidak ada kompromi dengan menyimpang dari nilai-nilai dasar kristiani.
Memikul salib adalah lambang kesediaan berkorban sebagaimana Yesus penuh luka memikul salib menuju Golgota, kesiapan dalam melepaskan kepentingan diri sendiri. Memikul salib berarti meningkatkan kepekaan akan adanya penderitaan orang lain, siap untuk berbagi, baik secara emosi, rohani maupun kebutuhan jasmani.
Yesus juga mengingatkan mengikut Dia perlu perencanaan yang kuat. Jangan setengah hati yang dapat membuat malu. Yesus mengibaratkan membangun menara (tempat penjaga kebun anggur yang dipakai untuk mengawasi kebun sehingga tidak ada pencuri), jangan sampai tidak selesai dan memalukan. Mengikut Tuhan Yesus berarti perlu dasar iman yang kokoh dengan pengharapan dan kasih. Kekuatan pikiran diri sendiri tidak akan mampu melawan tantangan dan godaan iblis dan dunia ini.
Membangun KDT harus didasari kasih pada Kristus. Bila berbeda kita akan kalah. Kita manusia digoda mudah berhenti atau jatuh oleh iblis dan dunia. Dengan Kristus, kita akan tetap kuat dan menuju kemenangan.
“Kehormatan dan kemuliaan” yang kita akan terima harus dilewati dengan memikul kuk, kesediaan berlelah dan terus berkorban, berbagi, sehingga kita tidak hangat-hangat di depan, tidak pula kuatir macet, karena dasarnya kasih yang semuanya demi kemuliaan Bapa di sorga. Keselamatan kita telah dibayar lunas oleh darah Yesus. Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Pdt. Ramles MS – Ketum PGTS. (Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat).
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 567 guests and no members online