Thursday, November 21, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Agustus 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Agustus 2016)

 

Sukacita Karena Pekerjaan Mulia

 

Semburan air sumur di sawahnya yang tadinya kering kerontang adalah mujizat. Kedahsyatan internet bagi murid SMA yang belum pernah melihat komputer apalagi internet di sekolahnya adalah mujizat. Anak "parhuta-huta" yg ikut bimbel dan masuk ITB serta mendapat beasiswa jelas mujizat. Peta dan informasi lokasi wisata di KDT adalah mujizat. Semua yang merasakan ini akan bersaksi tentang mujizat dalam hidup mereka dan mengucap syukur kepada Tuhan serta memanjatkan doa.

Seorang perempuan bungkuk yang mengalami mujizat, itulah kisah dalam firman Tuhan minggu ini sesuai leksionari yakni Luk 13:10-17. Perempuan yang menderita bungkuk selama 18 tahun itu bersukacita karena pekerjaan mulia Yesus. Ia hadir dalam pengajaran-Nya di Synagoga. Ia mungkin duduk di belakang namun Tuhan Yesus dengan kasihNya, melihatnya menderita dan memanggilnya. Dengan ucapan dan tumpang tangan di atas punggungnya yang bungkuk, perempuan itu lantas berdiri tegak sehat.

Kepala Synagoga mencelaNya. Sabat diagungkannya. Orang Yahudi berpikir tentang kudusnya hari Sabat dengan aspek legalisme tertulis, tetapi mereka kehilangan makna: KASIH. Maka pilihan Allah sebagai manusia dengan masa diam 400 tahun setelah nabi Maleakhi adalah keputusan yang harus dilakukan, karena surat dan pesan nabi tidak lagi punya kuasa. Yesus yang manusia diberi kuasa istimewa untuk memperlihatkan bahwa Ia adalah Anak Allah. PerbuatanNya mulia membawa sukacita.

Tidak sedikit yang susah di KDT dan banyak yang tertinggal dalam kemajuan. Kita dapat menyerahkan dan menanti pemerintah memajukannya, atau berharap pada Bupati yang muncul titisan dewa, atau menyebut-nyebut gereja harus berbuat sesuatu. Itu semua pakem legalisme. Firman Tuhan minggu ini mengingatkan: Jangan kita serupa dengan kepala rumah ibadat itu yang akhirnya menanggung malu. Alkitab justru mencatat ada tujuh kali Yesus melakukan mujizat di hari Sabat. Kasih menembus aturan, legalisme. Keterbelakangan dan kemiskinan di KDT harus dikalahkan dengan kasih. Tindakan harus diberikan tanpa harus menunggu sistem yang lambat dan macet. Sabat, agama, sistem dan kecendekiawanan bertujuan melepaskan penderitaan. Kasih di atas segalanya.

Ada peribahasa Latin mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan dua kali lipat bagi yang memberikan lebih cepat.

Lambat, menunda dan menunggu malah membuat kekebalan atau _immune_ atas penderitaan orang lain, akan menganggap itu “biasa-biasa” saja.

Seorang saudara di dalam Tuhan dan "sabangso" di huta, atau sebuah angka, bukan hanya bagian dari statistika.

Seperti perempuan itu telah menerimanya dengan sukacita, marilah kita terus melakukan pekerjaan mulia pembawa mujizat, sebagaimana Kristus membebaskan penderitaan sesama. Selamat hari Minggu. Tuhan memberkati.

( Pdt. Ramles MS – Ketum PGTS. Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat ).

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 738 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7405130
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
48245
61324
157896
7204198
439992
1386923
7405130

IP Anda: 172.70.92.220
2024-11-21 19:49

Login Form