Friday, February 28, 2025

KHOTBAH MINGGU TRANSFIGURASI – 2 Maret 2025

KHOTBAH MINGGU TRANSFIGURASI – 2 Maret 2025

NO GAIN WITHOUT PAIN (Luk 9:28-36)

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Kel 34:29-35; Mzm 99; 2Kor 3:12-4:2

 

 

Pendahuluan

Nas minggu ini merupakan lompatan kisah pelayanan Tuhan Yesus yang banyak diuraikan pada Luk 5 sampai Luk 9:27. Sudah banyak pengajaran yang Yesus sampaikan kepada para murid-Nya dan kepada umat Israel saat itu. Demikian juga pelayanan lain dalam perbuatan mukjizat sudah Tuhan Yesus lakukan, berjalan dari satu wilayah ke wilayah lain dengan tiada henti dan lelah. Yesus juga sudah mengindikasikan bahwa Mesias, Anak Manusia itu - yakni Dia sendiri - akan menderita, ditolak para imam, kemudian dibunuh tetapi akan bangkit pada hari ketiga (Luk 9:22).

 

Peristiwa dalam nas ini menguraikan ketika dalam suatu kesempatan Yesus naik ke gunung untuk berdoa, yang merupakan kebiasaan-Nya setelah memberikan pelayanan dan pengajaran. Ia disertai tiga murid-Nya yakni Petrus, Yohanes dan Yakobus. Apa yang dilihat murid-muridNya di gunung inilah yang diceritakan dan kemudian timbul permintaan mereka kepada Tuhan Yesus. Nats ini memberikan pengajaran kepada kita beberapa hal yakni sebagai berikut.

 

Pertama: Roh Allah melingkupi kita saat berdoa (ayat 29-29)

Menarik sekali mengetahui kebiasaan Tuhan Yesus selalu berdoa ketika Ia merasakan "kelelahan" dalam pelayanan dan juga ketika "berbeban" berat. Apa yg bisa kita dapatkan dari setiap kali Yesus berdoa (band. ayat 4:42; 5:16; 6:12; dst), maka Roh Allah ada di situ. Keberadaan Roh Allah tentu tidak hanya karena Yesus adalah Tuhan, sebab pada saat itu sebenarnya Yesus adalah "manusia". Keberadaan Yesus saat berdoa dan kehadiran Roh Allah digambarkan dengan rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan (ayat 29). Maka hal yang dapat kita simpulkan adalah ketika seseorang berdoa, memanggil dan berseru kepada Allah dengan ketulusan dan sepenuh hati, maka Roh Allah akan hadir. Keberadaan Roh Allah tentu tidak ada batasan kapan Ia mau hadir, sebab seperti dalam 2Kor 3 yang menjadi bacaan kita minggu ini disebutkan juga, "Sebab Tuhan adalah Roh". Ini juga yang digambarkan oleh nats leksionari lainnya minggu ini yang dialami Musa ketika kembali turun dari gunung Sinai membawa kedua loh hukum Allah bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN (Kel 34:29). Alangkah indah dan menyenangkan saat kita berdoa Roh Allah itu hadir.

 

Allah kita adalah Allah yang suka menolong. Allah yang senang disembah dan dipuji, diakui sebagai Allah yang Mahakuasa dan berkuasa atas alam semesta dan hidup kita secara langsung. Maka ketika seseorang ingin berdoa dengan maksud untuk menyembah dan memuji Dia, atau ingin memohon pertolongan, maka dengan sigap Allah kita yang Mahabaik itu akan hadir dengan Roh-Nya. Bahkan ketika seseorang ingin dan rindu berdoa tetapi tidak tahu apa yang diucapkannya, Roh Allah akan mengajari dan menuntunnya untuk bisa mengungkapkan kerinduan hatinya. Berdoa pada hakekatnya adalah sebuah pengakuan bahwa hidup kita tergantung kepada-Nya.

 

Inilah yang diperlihatkan Yesus ketika Ia naik ke bukit untuk berdoa kepada Bapa-Nya. Hati Yesus mungkin mulai terbeban dengan situasi dan kondisi yang dilihat-Nya dalam pelayanan yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, Ia memutuskan berbicara dengan Bapa-Nya. Demikian jugalah kiranya ketika kita rindu untuk menyembah Dia atau memerlukan pertolongan, maka kita berdoa kepada Bapa di sorga. Janganlah ragu dan bimbang untuk berdoa sungguh-sungguh untuk menyembah dan memuji Allah, menyampaikan rasa syukur sekaligus pergumulan hati. Dari hati yang tulus dan merendah demikian, dari hati yang hancur, Roh Allah akan hadir sebagaimana Roh Allah hadir pada saat Yesus berdoa di gunung itu.

 

Kedua: Kita sering terlena dan tertidur (ayat 30-31)

Kenyataannya acap kali kita melupakan waktu untuk berdoa itu, malah kita asyik tertidur, seperti ketiga murid yang menyertainya (bandingkan dengan murid yang tertidur saat di Getsemani, Luk 22:19). Tidur memang sesuatu yang baik dan mengenakkan. Tetapi tertidur saat yang tidak tepat akan kehilangan kesempatan menikmati hadirat Roh Allah bersama kita. Inilah yang terjadi pada ketiga murid-Nya saat mereka bersama Yesus. Ketika Tuhan Yesus berdoa, mereka juga seharusnya ikut berdoa untuk meminta pertolongan atas pelayanan mereka yang mulai berat. Disebut berat sebab Tuhan Yesus sendiri pada nats sebelumnya sudah mengatakan bahwa Dia akan menderita. Namun, kemungkinan para murid belum menangkap maksud Tuhan Yesus akan datangnya penderitaannya. Terlebih para murid sudah lelah, dan seperti kata firman Tuhan, tubuh atau daging memang lemah (Mat 26:41).

 

Tetapi yang berbahaya adalah kita terus-menerus tertidur atau terlena dengan kenikmatan atau tantangan dunia sehingga kita tidak sadar melewatkan hadirat Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kita melupakan atau mengabaikan ketergantungan hidup kita dengan Allah yang Mahakuasa itu. Kita seolah dapat melakukannya sendiri secara optimal. Padahal, berkat pertolongan selalu tersedia, namun karena kesibukan dengan diri sendiri terhadap berbagai persoalan yang mendera atau kenikmatannya, kita abaikan berkat tersebut dan memilih menjalaninya sendirian. Padahal, Tuhan selalu mengharapkan sukacita kita lebih setiap saat, baik dalam tugas yang berat maupun dalam keadaan santai selepas pekerjaan atau pelayanan.

 

Inilah yang terjadi ketika ketiga murid-Nya tertidur. “Tertidur” atau terlena juga dapat kelihatan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk yang beragam, seperti ketidakpedulian kepada orang lain, fokus pada diri sendiri, tidak taat, berprasangka buruk, malas atau menutup diri, tidak melihat makna yang lebih dalam, atau mau mudahnya saja. Ini semua akan membawa akibat buruk dalam hidup kita. Demikian juga ketika kita "asyik" dengan pikiran sendiri, maka yang terjadi adalah adanya ketumpulan atau selubung dalam pikiran kita tersebut. Ini yang diungkapkan dalam nats 2Kor 3, "Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka…, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya" (2Kor 3:14).

 

Ketiga: No gain without pain (ayat 32-33)

Nas yang kita baca mengatakan mereka tidak melihat apa yang terjadi, yakni saat Musa dan Elia bercakap- cakap dengan Yesus. Ketika para murid terbangun, mungkin setengah sadar setengah mimpi, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya. Musa dan Elia yang berdiri di dekat-Nya itu sudah akan meninggalkan Yesus, tetapi Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 

 

Alkitab mengatakan bahwa Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Tetapi justru itulah yang selalu menjadi permasalahan kita dalam kehidupan sehari-hari. Respon Petrus adalah respon manusia biasa, yang melihat bahwa suasana di atas gunung itu sangat menyenangkan dengan penuh cahaya kemuliaan. Petrus langsung merasa bahwa lebih baik mereka tinggal ditempat itu, lebih lama lagi menikmati suasana yang demikian menyenangkan tersebut. Mereka berfikir bahhwa lebih baik melupakan pelayanan yang sudah dirintis oleh Yesus bersama murid-murid lainnya yang tinggal di bawah. Situasi demikian itu yang sering terjadi pada diri kita, ketika kita masuk ke dalam keadaan yang menyenangkan (comfort zone), kita cenderung untuk menikmatinya saja dan melupakan sesuatu yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya. 

 

Problem menikmati comfort of zone itu merasuk kepada pikiran banyak orang dan sebenarnya pada hakekatnya itu sama dengan apa yang dijelaskan di atas tadi, yakni kita menjadi tertidur, terlena, tumpul dan terselubung. Padahal, apa yang mereka lihat itu bukanlah kemuliaan sesungguhnya, mungkin hanya sesaat saja. Sebab sebagaimana disampaikan oleh Yesus kepada mereka adalah bahwa Dia harus menderita dan bahkan dibunuh untuk kemuliaan yang sesungguhnya itu dapat terjadi. Apa yang ingin disampaikan oleh Yesus adalah tiada kemuliaan tanpa penderitaan, tiada kesembuhan tanpa rasa sakit, tiada buah tanpa pengorbanan, no gain without pain.

 

Sikap dan pandangan itulah yang ingin diajarkan kepada kita dalam minggu ini. Sebagai murid Kristus kita dipanggil untuk berkorban (dan bahkan menderita) untuk bisa menjadi “mulia” sebagaimana Yesus telah dimuliakan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Pengorbanan kita sebagai murid harus diungkapkan melalui kerelaan kita untuk meninggalkan kenyamanan hidup kita sehari-hari, kenikmatan atau kemalasan kita, untuk kita bisa berbuat dan bertindak sebagai murid Kristus dalam memuliakan Dia dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak boleh terus-menerus di “puncak” dan melupakan mereka yang ada di bawah, kita terus menikmati dan terlena dengan berkat-berkat yang kita terima dan melupakan untuk berbagi berkat tersebut dengan orang lain yang membutuhkan. Sebagai orang percaya dan juga gereja, kita harus terus terlibat dalam realitas dan tantangan yang ada di sekeliling kita, persoalan dan beban yang ada di sekitar kita, sehingga orang Kristen dan gereja tidak menjadi menara gading yang terpisah dari permasalahan sekitar yang ada.

 

Keempat: Yesus adalah Anak Allah (ayat 34-36)

Kehadiran Musa dan Elia dianggap mewakili dua figur dalam perjanjian lama, yakni Musa sebagai penerima dan penerus pesan Taurat dan Elia mewakili nabi-nabi terbesar yang dikasihi Allah dan mengangkatnya langsung ke sorga. Ini juga mencerminkan bahwa apa yang menjadi nubutan Musa bahwa Mesias itu akan datang suatu waktu digenapi (Ul 18:15, 18). Kehadiran awan di atas gunung tersebut juga mencerminkan adanya Roh Allah, sebab awan yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah syekina yang merupakan tanda kehadiran Allah dalam perjanjian lama (Kel 16:10; 40:34-38; Yes 4:5). Dalam bacaan leksionari kita minggu ini Mazmur 99 juga disebutkan bahwa “Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka (Mzm 99:7.

 

Apa yang sudah dibuktikan dari peristiwa ini adalah bahwa Yesus adalah Mesias dan Tuhan segala bangsa. Yesus dimuliakan kembali dalam peristiwa ini sebagaimana dikukuhkan pertama sekali pada baptisan oleh Yohanes (Luk 3:22). Saat kedua ini juga, suara dari Sorga kembali berkumandang dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (ayat 35). Pada saat Yesus dimuliakan, Dia diubah di hadapan tiga murid-Nya yang melihat kemuliaan sorgawi-Nya sebagaimana Dia adanya yang masih dalam tubuh manusia. Pemuliaan Yesus yang kedua ini juga merupakan pengesahan Allah bahwa Yesus benar-benar Anak-Nya yang layak kita percaya kepada-Nya (ayat 35).

 

Itulah juga yang diminta dari kita sebagai anak-anak-Nya. Kita semua seyoganya mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan menjadi serupa dengan gambar-Nya. Rupa kita bukan lagi muka yang tidak berselubung melainkan rupa yang siap sedia berkorban untuk memuliakan Dia, atau kita tidak melulu menikmati comfort zone saat ini di atas gunung, melainkan yang turun dalam memenuhi tantangan panggilan Injil kepada kita. “Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita” (Mzm 99:9).

 

Kesimpulan

Nas minggu ini memberikan beberapa pelajaran kepada kita yakni: 

 

1. Saat kita berdoa sungguh-sungguh maka Roh Allah akan hadir dan siap menolong kita;

2. Kita diminta agar jangan tertidur atau terlena dengan kekinian kita dan melupakan tantangan panggilan tugas dan tanggungjawab kita sebagai murid Kristus;

3. Kita harus siap berkorban demi untuk memuliakan Tuhan Yesus, sebab seperti pengalaman Yesus atau banyak orang, tiada kemuliaan tanpa pengorbanan, no gain without pain;

4. Kita semakin diteguhkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi dan kita tidak ragu lagi untuk mengikuti dan mendengarkan petunjuk hidup yang diberikan kepada kita melalui firman-Nya.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdt. (Em.) Ir. Ramles M. Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 45 guests and no members online

Statistik Pengunjung

11724784
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1467
5257
39857
11656100
148441
1949916
11724784

IP Anda: 162.158.88.122
2025-02-28 14:51

Login Form