Monday, February 03, 2025

Khotbah Minggu 9 Februari 2025 - Minggu V Setelah Epifani

Khotbah Minggu 9 Februari 2025 - Minggu V Setelah Epifani

 

 PENJALA MANUSIA (Luk. 5:1-11)

 

Sekitar beberapa tahun laluis, saya bersama Ketua Umum Sinode GKSI yang menggantikan saya, berada di Pulau Sumba, NTT. Kami diundang untuk acara baptisan warga di dua desa yang sudah siap untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Sebelumnya warga desa itu menganut kepercayaan suku. Sebelum acara baptisan ini, sudah beberapa kali dilakukan baptisan yang sama oleh Ketua Pengurus Wilayah Sumba GKSI. Ketika kami datang sudah ada 35 gereja sinode kami di sana. Di samping itu ada satu sekolah SMTK.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita pada Minggu V setelah Epifani ini, sesuai leksionari, diambil dari Luk. 5:1-11. Nas ini menceritakan Rasul Simon Petrus yang semula nelayan penjala ikan dan Tuhan ubahkan menjadi penjala manusia. Petrus sepanjang malam tidak mendapatkan ikan hasil tangkapan. Kemudian Tuhan Yesus menyuruh menebarkan jala ditempat dalam yang ditunjukkan-Nya. Petrus pun dengan berat hati menebarkan jalanya. Ternyata hasilnya sungguh luar biasa! Mukjizat. Petrus memanggil teman-temannya dan semua mendapat banyak.

 

 

 

Mengalami hal itu, Petrus pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sungguh sebuah sikap rendah hati. Ia tadi sempat meragukan Yesus. Ia merasa berdosa tak layak. Tetapi Yesus dengan kasih dan kuasa-Nya, mengatakan dengan jelas: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia" (ayat 10b).

 

 

Menjala manusia! Artinya, membawa jiwa-jiwa baru kepada Kristus. Ini sebenarnya tugas panggilan semua pengikut Kristus. Banyak orang dan wilayah di Indonesia yang belum mengenal-Nya. Bahkan di Sumba NTT masih banyak yang hidup dengan kepercayaan tradisional dengan peran roh-roh nenek moyang. Timbul rasa kasih. Mengapa? Karena mereka hidup dalam rasa takut. Roh-roh jahat atau roh orang mati dianggap masih sering datang mengganggu. Tentu ini menghambat pola pikir dan sekaligus menjerat hidup mereka sehingga tidak dapat cepat melangkah maju. Sementara, dalam Kristus tidak ada ketakutan dan kekhawatiran.

 

 

 

Simon Petrus telah melihat keajaiban dari Yesus. Ia pun mengaku dosanya, dan merasa tidak layak. Tetapi Yesus memanggilnya untuk ikut menjala menyelamatkan jiwa-jiwa. Kita pun sudah melihat mukjizat Yesus dalam hidup kita, yakni Dia telah menebus dosa-dosa kita, membebaskan kita dari rasa takut, memberi kita hidup yang kekal. Selayaknyalah kita mengambil bagian dalam menjala manusia. Ladang banyak yang menguning dan siap dituai (Mat. 9:37; Yoh. 4:35).

 

 

 

Pesan nas pada Minggu V setelah Epifani ini: jangan merasa mukjizat belum ada dalam hidup kita, dan merasa tidak perlu ikut menabur, menyiram, berperan dalam pekabaran Injil. Nanti kita bisa menjadi tidak layak untuk ikut menerima tuaian.

Selamat beribadah dan selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 20 guests and no members online

Statistik Pengunjung

11592348
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
2008
8913
10921
11315195
16005
1949916
11592348

IP Anda: 162.158.163.246
2025-02-03 21:00

Login Form