Tuesday, April 15, 2025

Khotbah (3) Jumat Agung 18 April 2025

Khotbah (3) Jumat Agung 18 April 2025

 

 HAMBA TUHAN YANG MENDERITA (Yes. 52:13-53:12)

 

             Firman Tuhan bagi kita pada Jumat Agung, hari besar umat Kristiani ini, diambil dari Yes. 52:13-53:12. Judul perikop ini: Hamba TUHAN yang menderita.

 

 

 

Nabi Yesaya sangat jelas dan tepat menuliskan nubuatan tentang turunnya Juruselamat untuk manusia. Namun gambaran hamba Tuhan yang diberikan, bukanlah seperti hal yang dipikirkan oleh umat Israel. Allah ingin membalik cari pikir mereka, yang beranggapan bahwa Raja dan Mesias yang datang tipikal Raja Daud atau pahlawan dalam mitos. Allah memiliki maksud tentang hal itu, menegaskan bahwa kadang-kadang yang dipikirkan manusia tidak selalu sama dengan pikiran Allah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yes. 55:8-9).

 

 

Hamba Tuhan yang datang tidak tampan dan tidak ada semaraknya. Mungkin ini gambaran tentang kesederhanaan-Nya. Tetapi penderitaan-Nya dituliskan rinci dan begitu buruk: seperti bukan manusia lagi, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia (52:14; 53:2b, 3). Itu terjadi karena Ia tertikam, dihina, dianiaya, penuh kesengsaraan, tetapi Ia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (53:7). Sebuah sikap hidup berserah tanpa banyak keluhan yang layak kita teladani.

 

 

 

Ironisnya semua itu terjadi bukan karena kesalahan-Nya. “Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. “Dia ditikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” (53:5-6).

 

 

 

Sangat jelas bahwa hamba Tuhan yang digambarkan nabi Yesaya adalah Yesus Kristus. Proses peradilan yang panjang dan tidak adil dihadapi Tuhan Yesus, termasuk cuci tangan dan saling lempar tanggungjawab, yang membuat penderitaan Yesus semakin berat. Tetapi ini mengukuhkan tidak ada nabi lain bahkan pemimpin agama lain yang mati bagi pengikutnya dan bahkan mati disalib. Itulah hamba Tuhan Yesus yang kita peringati penyaliban-Nya pada Jumat Agung ini.

 

 

 

Alkitab dengan jelas menuliskan alasan Yesus harus mati, yakni agar kita hidup dan bahkan hidup kekal (Yoh. 3:16). Manusia terus berbuat dosa dan upah dosa adalah maut dan kematian. Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip penebusan, harus ada pengganti korban agar yang percaya konsep penebusan menjadi selamat (Rm. 6:23; Ef. 1:7). Allah mau turun dari sorga dan mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia (Flp. 2:6-7).

 

 

 

Seperti dalam Perjanjian Lama, penghapusan dosa dan kesalahan hanya dapat dilakukan bila ada korban pengganti, berupa korban bakaran (Ola) atau korban penghabis dosa/salah (Khatta’t atau Asyam), ada darah yang tercurah, dan tentu terutama didasari oleh penyesalan dan pertobatan (Im. 1-7; 2Taw. 29:23; 1Yoh. 2:2). Dengan penyesalan dan pertobatan, maka kita layak mendapat pengampunan atas dosa-dosa yang terjadi (Kol. 1:14).

 

 

 

Hal lainnya Yesus mati agar menjadi teladan bagi kita dengan kesetiaan-Nya (Flp. 2:8). Tuhan Yesus menyadari akan melewati penderitaan yang tidak tertahankan, sehingga Dia sampai mengatakan, “biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku”, dan kemudian ditambahkan-Nya, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Mat. 26:39).

 

 

 

Itulah yang kita peringati di Jumat Agung tentang kasih dan kebesaran Tuhan Yesus, yang menderita dan mati bagi kita agar kita selamat. Respons terbaik kita adalah, ikut melayani Dia melalui kesaksian tentang kasih dan kuasa-Nya dan menjadi berkat bagi orang lain. Dan Ia berpesan, agar kita memperingati, merayakan, dan menerima tugas tanggungjawab kita dengan mengikuti perjamuan kudus (1Kor. 11:23-26). Selamat mengikuti perjamuan kudus.

 

Selamat beribadah dan selamat memperingati Jumat Agung.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 8 guests and no members online

Statistik Pengunjung

11987106
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
140
7539
140
11924706
91158
0
11987106

IP Anda: 162.158.170.178
2025-04-16 02:02

Login Form