Friday, November 22, 2024

Khotbah Minggu III Adven - 17 Desember 2023 (Opsi 2)

Khotbah Minggu III Adven - 17 Desember 2023 (Opsi 2)

 

 

MENUAI DENGAN SORAK-SORAI (Mzm. 126:1-6)

 

 “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!” (Mzm. 126:3-4)

 

 

 

Firman Tuhan di hari Minggu Adven III dari Mzm. 126; singkat hanya enam ayat. Mazmur ini berbicara tentang pengharapan, pengalaman umat Israel dalam pemulihan Sion yang pasang surut (ayat 1). Hal ini sesuai prinsip bacaan di Minggu Adven, yakni dua minggu pertama tentang mengenang semua dosa dan penderitaan, dan minggu ini serta minggu depan tentang pengharapan dan kemenangan.

 

 

 

Di dalam kehidupan, selalu ada pergumulan dan penderitaan. Skalanya bisa kecil atau besar, dan cara melihat skala tergantung kepada kemampuan dan iman seseorang. Persoalan besar bagi yang lain, bisa dianggap kecil bagi orang lain. Bahkan, bagusnya sebuah tantangan dan kesulitan, dilihat bukan sebagai persoalan, tetapi sebuah jalan berliku untuk menuju kemenangan.

 

 

 

Betul, adakala oleh karena beratnya, persoalan dihadapi dengan tangisan. Tetapi, ada yang menghadapi persoalan berat dengan wajah tanpa ekspresi, bahkan mungkin dengan senyum tipis. Hal itu menandakan kemampuan dan kematangannya dalam menjalani hidup. Baginya, jatuh bangun adalah gelombang kehidupan yang biasa, terlebih karena imannya kuat. Berbahagialah mereka yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya (Yer. 17:7).

 

 

 

Mazmur 126 adalah sebuah pengajaran, bahwa ketika di saat sukses kita wajar tertawa dan lidah bersorak-sorai (ayat 2). Acapkali dengan bangga kita mengatakan, Tuhan itu baik seperti renungan minggu lalu: “Dia telah melakukan perkara besar…." (ayat 3). Kita bersukacita, okelah. Namun, tetaplah dalam hikmat; tidak berlebihan, apalagi bersikap jemawa, merasa hebat. Keadaan dapat berubah, hidup adalah ketidakpastian; mosaik penuh warna-warni. Inilah pengajaran pertama mazmur ini bagi kita.

 

 

 

Pengajaran kedua, ketika datang kesusahan dan penderitaan, terlebih karena dosa, tetap berharap dan berseru kepada Tuhan. Ia adalah Allah yang hebat dan dahsyat; tidak hanya menguasai manusia, tetapi juga alam semesta. Dalam mazmur ini disebut, “memulihkan batang air kering di Tanah Negeb” (ayat 4). Batang air Negeb di Israel selalu kering. Namun ketika hujan tiba, maka ia akan menjadi sumber kemakmuran bagi sekelilingnya.

 

 

 

Saat kita menyerahkan persoalan kepada Allah, jangan lagi ada rasa takut dan kuatir. Ada penyakit orang percaya, setelah berdoa panjang-panjang, kemudian kembali kuatir. Padahal kuatirnya tidak menambah solusi, apalagi jika tidak berbuat apa-apa (Mat. 6:27). Perasaan cemas terus menguasai, tanpa pikiran sehat dan iman, meski sudah berdoa dan berserah.

 

 

 

Pelajaran ketiga dari mazmur ini adalah berserah dan tetap dalam iman, meski tidak harus diam menunggu. Allah turut bekerja dan itu mendatangkan kebaikan (ayat 1; Rm. 8:28).

 

 

 

Pengajaran keempat, mari kita lihat petani, yang bekerja keras mengolah tanah dan menabur, dan bila saatnya tiba pasti menuai. “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (ayat 5-6). Begitulah hidup, begitulah iman bekerja, dan selalu demikian. Teruslah menabur, siarkan terang kebaikan dan berkat, bahkan berkorban hingga ada rasa sakit, dan percayalah saatnya akan tiba, kita akan menuai dengan sorak sorai.

 

Selamat beribadah dan melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 997 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7503370
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
22422
65706
256136
7204198
538232
1386923
7503370

IP Anda: 172.69.165.69
2024-11-23 06:49

Login Form