Friday, November 22, 2024

Khotbah Minggu Kristus Raja (Minggu XXVI setelah Pentakosta) 26 November 2023 (Opsi 2)

Khotbah Minggu Kristus Raja (Minggu XXVI setelah Pentakosta)

 

26 November 2023 (Opsi 2)

 

 

 

HIDUP ADALAH IBADAH (Mzm. 100)

 

 "Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai" (Mzm. 100:1-2)

 

 

 

Kini kita tiba di Minggu Kristus Raja, minggu terakhir dalam kalender gerejawi sebelum memasuki masa adven minggu depan. Setelah perjalanan setahun ibadah kita, berdoa dan bekerja untuk berkarya, menaikkan pujian, membaca dan mendengarkan firman Tuhan, semoga semua itu membuat iman kita semakin diteguhkan bahwa Kristus adalah Raja segala raja, Tuhan yang terus memberkati hidup kita.

 

 

 

Firman Tuhan hari ini adalah Mzm. 100; sebuah himne singkat, lima ayat, dan sering dipakai sebagai pengantar masuk dalam ibadah. Sangat jelas ketika menghampiri Allah, kita bersukacita, bersyukur dan berpengharapan, sehingga layak dengan sorak-sorai (ayat 1-2). Tetapi sorak-sorai jangan membuat pudarnya rasa "hormat dan takut" akan Dia, misalnya berekspresi berjingkrak-jingkrak mirip kesurupan, atau doa yang panjang-panjang bagai memberi daftar belanjaan, apalagi dengan bahasa yang agak memaksa. Ibadah seperti ini kehilangan dasar dan makna kebenaran Kristiani, yakni fokus penyembahan kepada Dia sebagai Raja, Allah Mahakuasa.

 

 

 

Himne Mzm. 100 menegaskan seluruh bumi datang menyembah-Nya. Kita bersukacita sebab kita adalah umat domba gembalaan-Nya (ayat 3), yang ditebus dan diselamatkan, dan ditempatkan di sebelah kanan-Nya yang ikut masuk ke dalam Kerajaan yang telah disediakan-Nya; kita bukan kambing-kambing yang ditempatkan di sebelah kiri-Nya (Mat. 25:33-34). Perjalanan hidup yang kita lalui dengan gelombang kehidupan, pasang surut, sukacita dan pergumulan, tawa dan tangis, semua adalah proses membentuk diri kita untuk semakin taat dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Adanya pergumulan hidup bukan berarti Allah tidak mengasihi kita.

 

 

 

Kita mensyukuri setahun ibadah gerejawi yang diikuti. Ibadah dalam pengertian dasarnya adalah sebuah bakti pada seluruh denyut kehidupan; tidak hanya bergereja di hari Minggu. Ketika kita mengaku Kristus adalah Raja, Gembala Agung, maka keseharian hidup kita ada dalam kuasa dan perintah-Nya. Sejak bangun pagi, mulai dengan sembah doa. Setiap kegiatan keseharian dengan sukacita dan dilakukan yang terbaik. “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.... Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol. 3:17, 23).

 

 

 

Mazmur ini di era PL dipakai sebagai pengantar pemberian korban syukur. Maka di Minggu Kristus Raja ini, dalam memasuki kalender gereja yang baru, kita diingatkan dan diminta bersiap masuk melalui pintu gerbang-Nya, dengan sukacita dan nyanyian syukur (ayat 4). Allah selalu hadir menyambut kita dengan pelataran pujian. Allah senang dan layak dipuji. Hidup adalah ibadah. Semakin kita menghayati penyertaan Tuhan dalam perjalanan kehidupan, maka kita akan semakin mengetahui dan menyetujui bahwa Allah itu baik. Ia baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun (ayat 5). Belum merasakannya? Sembahlah, teruslah menyenangkan hati-Nya. Itulah kunci gerbangnya.

 

Selamat beribadah hari Minggu dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 891 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7500954
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
20006
65706
253720
7204198
535816
1386923
7500954

IP Anda: 162.158.163.196
2024-11-23 06:09

Login Form