Khotbah Minggu Keduapuluh empat setelah Pentakosta – 12 November 2023 (Opsi 1)
Khotbah Minggu XXIV setelah Pentakosta – 12 November 2023 (Opsi 1)
Saat Penghulu Malaikat Berseru dan Sangkakala Allah Berbunyi (1Tes. 4:13-18)
Bacaan lainnya: Yos. 24:1-3a, 14-25; atau Am. 5:18-24; Mzm. 78:1-7 atau Mzm. 70; Mat. 25:1-13
Pendahuluan
Jemaat Tesalonika mengharapkan kedatangan Tuhan Yesus segera terjadi saat mereka masih hidup, sehingga mereka dapat menerima dan menikmati janji-janji Tuhan sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasul Paulus saat mengajar mereka selama 3 bulan. Tapi kenyataannya, dari mereka ada yang meninggal terlebih dahulu, sehingga salah satu yang dilaporkan Timotius kepada Rasul Paulus atas hasil kunjungannya ke Tesalonika adalah pertanyaan jemaat tentang bagaimana mereka yang sudah percaya tapi malah meninggal terlebih dahulu? Apalagi sebagian dari mereka meninggal karena penderitaan dan penganiayaan. Mungkin saat bersama mereka, Rasul Paulus memberikan gambaran bahwa mereka yang percaya akan dibawa ke sorga bersama-Nya. Nah, apabila ada orang percaya meninggal lebih dahulu sebelum Tuhan Yesus datang, bagaimana dengan nasib mereka? Ini pertanyaan yang timbul dan menjadi kekhawatiran baru bagi jemaat. Pembahasan tentang eskatalogi membutuhkan analisis yang panjang namun bahan di bawah ini diambil inti dan singkatnya saja. Melalui nas minggu ini firman Tuhan memberikan pengajaran tentang gambaran tersebut sebagai berikut:
Pertama: Jangan berdukacita seperti tidak berpengharapan (ayat 13-14)
Manusia pasti mati. Mati secara jasmani artinya tidak ada lagi denyut kehidupan dalam seluruh organ tubuhnya. Jiwa atau rohnya telah terpisah dari tubuh yang berupa daging. Tubuh ini pun setelah ditinggalkan roh dan jiwa lantas membusuk dengan cepat. Studi ilmiah menyebutkan, ketika kematian jasmani datang, proses awal pembusukan daging langsung dimulai kemudian merembet pembusukan di bagian tubuh dalam. Ini sama seperti hewan yang kita lihat mudah sekali membusuk dan mengeluarkan bau menyengat. Zaman dahulu orang membuat rempah-rempah untuk menjadi mummi, namun kini dengan ilmu pengetahuan dipakai bahan kimia fomalin yang disuntikkan untuk memperlambat pembusukan tersebut. Hal ini lazim dilakukan umat Kristen apabila ada alasan tertentu yang membuat jenazah tidak langsung dikuburkan. Ketika akhirnya tubuh yang membusuk itu dimasukkan ke dalam tanah, maka daging itu tetap berubah menjadi tanah sebab daging memang berasal dari tanah (Kej. 2:7). Oleh karena itu, Alkitab benar dengan mengatakan bahwa daging tidak ada artinya dan tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1Kor. 15:50).
Bagaimana halnya dengan roh atau napas manusia? Napas dan roh berasal dari Allah yang menghembuskan ke dalam tubuh tanah saat penciptaan (Kej. 2:7), maka napas itu berasal dari Allah dan secara otomatis akan kembali kepada Allah (Pkh. 12:7b). Dari tanah kembali ke tanah dan dari Allah kembali kepada Allah, itu wajar. Pertanyaannya: ketika kembali kepada Allah, apakah roh tersebut tetap dalam keadaan "sadar" dan jiwa yang memahami sekelilingnya? Alkitab tidak memberi jawaban yang hitam putih soal itu dan sebab roh manusia adalah milik Allah, ada dua kemungkinan besar: tidur sesuai dengan istilah yang juga dipakai Alkitab, atau hidup bersama-sama dengan Allah dalam pengertian "sadar dan hidup". Kedua kemungkinan ini ada ayat pendukungnya, sehingga lebih baik itu tetap menjadi misteri Allah (bandingkan yang sadar pada Luk. 16:19-31; Why. 14:13 dan yang tertidur pada Mat. 9:24; Ef. 2:12; Yoh. 11:11; Mzm. 146:4; Pkh. 9:5-6; Yes. 38:18). Namun yang penting, baik dalam keadaan sadar atau tertidur, roh manusia itu telah bersama-sama dengan Allah dan itu pasti keadaan yang sangat tenteram dan penuh damai sejahtera (Flp. 1:23). Tentu ada kemungkinan lain, yakni jiwa dan roh manusia masuk neraka dan penghukuman, tidak bersama Allah (Ef. 2:1, 5).
Oleh karena itu melalui suratnya ini Rasul Paulus menekankan bahwa kematian bukanlah akhir dari semuanya. Mereka telah melihat dan mendengar bagaimana Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian, mengalahkan maut, maka kita pun yang percaya pada-Nya pasti dibangkitkan untuk bersama-sama dengan Dia. Betul, perpisahan fisik dengan yang kita kasihi pasti membawa kesedihan. Saat tubuh yang selama ini dapat kita lihat dan dekap tiba-tiba direnggut dari hadapan kita, pasti membawa kesedihan. Tetapi begitu menyadari bahwa jiwa dan rohnya kembali kepada Bapa dalam hadirat ketenangan dan damai sejahtera, maka kita tentunya merasa tenang dan ikut bahagia. Kematian adalah pintu masuk ke hadapan Kristus (band. 2Kor. 5:8) dan mati adalah sebuah keuntungan (Flp. 1:21). Memang Alkitab mengatakan kematian adalah upah dosa dan setelah kematian datang akan ada penghakiman. Namun orang yang mengasihi Kristus tidak akan masuk dalam penghukuman, sebab dosa-dosa kita sudah dibayar lunas dengan kematian-Nya. Jadi jangan terlalu sedih seperti orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus dan tidak berpengharapan. Kita berpegang pada janji-Nya dengan iman. Ketika Kristus datang kembali, semua yang mati yang percaya pada penebusan Kristus, baik mereka yang hidup dan percaya, akan dikumpulkan dan dipersatukan Allah. Jadi tidak perlu khawatir mereka tidak menerima kemuliaan saat Kristus datang. Semua akan hidup bersama Kristus dalam kekekalan.
Kedua: Kita tidak mendahului mereka yang telah meninggal (ayat 15)
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa ada kebangkitan. Pada Perjanjian Lama dituliskan ada tiga kebangkitan orang mati, meski kebangkitannya hanya sebentar, yakni putra seorang janda (1Raj. 17:21-22), putra perempuan Sunem (2Raj. 4:32-36) dan yang bangkit setelah tersentuh tulang-tulang Elisa (2Raj. 13:21). Demikian juga pada Perjanjian Baru ada lima kisah kebangkitan orang mati yang terjadi baik oleh Tuhan Yesus maupun oleh para rasul, seperti putri Yairus (Mat. 9:24-25), pemuda dari Nain (Luk. 7:14-16), Lazarus (Yoh. 11:43-44), Dorkas (Kis. 9:40-41) dan Euthikus (Kis. 20:9-12). Semua kisah kebangkitan tersebut berakhir dengan kematian fisik selama-lamanya. Ini berbeda dengan kebangkitan yang dijanjikan oleh Tuhan melalui firman-Nya, yakni setelah kematian fisik, maka ada kebangkitan dan hidup selama-lamanya.
Mereka yang dibangkitkan akan mendapat upah. Hal ini sangat kuat dasarnya, sebab manusia di dunia ini tidak sama tingkat iman dan ketaatannya serta besar-kecil perbuatannya yang berkenan kepada Tuhan. Demikian juga bahwa semua orang memiliki tingkat kejahatan yang berbeda sehingga masing-masing orang wajar menerima upah pahala atau hukuman dosa yang tidak sama. Oleh karena itu, sangat tidak logis bila ada penghakiman yang lebih awal bagi mereka yang mati lebih dahulu. Dari prinsip keadilan, semua mestinya dihadapkan pada pengadilan yang bersamaan waktunya, meski kekekalan tidak lagi mempersoalkan waktu sebentar atau lama, dan demikian juga adanya kedaulatan Tuhan dalam semua proses itu.
Dengan dasar itu maka ketika Kristus kembali, orang mati akan dibangkitkan terlebih dahulu dan bersama-sama orang yang hidup menerima janji Allah sesuai dengan iman dan perbuatan masing-masing. Memang agama Katolik masih mempercayai purgatori yakni api penyucian, dengan dasar manusia diselamatkan namun belum kudus sehingga perlu disucikan terlebih dahulu sebelum masuk ke sorga. Kekristenan adalah agama pengharapan dan sekaligus kepastian dalam iman. Tuhan Yesus memberikan pengampunan dan bukan pembalasan atau penghukuman, dengan Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan. Tuhan Yesus memberikan anugerah dan kasih dan bukan balas dendam, memberikan kemenangan dan bukan kekalahan, serta memberikan hidup yang kekal abadi untuk hidup bersekutu selamanya dengan Allah. Semua itu pasti terjadi sebab Kristus sebagai pusat iman kita telah bangkit dari kematian, hidup dan berkuasa dari sorga hingga kelak kembali menjemput mereka yang setia dan dikasihi-Nya (band. 1Tes. 1:10) dan bersama-sama dalam kekekalan.
Ketiga: Kita yang hidup diangkat bersama-sama dalam awan (ayat 16-17a)
Dalam Mrk. 13:26 Tuhan Yesus berkata, “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” Maka dalam ayat yang kita baca minggu ini, diberikan lima tanda-tanda saat kedatangan Kristus:
1. Akan tampak dengan kasat mata dan terdengar di telinga
2. Akan ada seruan yang keras dari penghulu malaikat. Penghulu malaikat adalah malaikat tertinggi atau terkudus di antara semua malaikat yang ditunjuk untuk tugas tententu. Mihkael adalah penghulu malaikat yang disebutkan dalam Perjanjian Baru (Yud. 9).
3. Saat penampakan Allah, ada bunyi sangkakala sebagaimana yang terjadi para Perjanjian Lama (band. Kel. 13:22; 19:16; Mat. 24:30 dab; 2Tes. 1:8 dab). Peristiwa ini jelas menggambarkan kemegahan dan keagungan Tuhan Yesus ketika Ia turun dari sorga.
4. Orang yang percaya kepada Kristus akan bangkit dari kubur (Yoh 5:28).
5. Orang percaya yang masih hidup, tubuh mereka akan diubah dan akan diangkat ke awan menyambut Kristus.
Tidak ada yang meragukan bahwa Tuhan Yesus telah naik dan kembali ke sorga, sebab Ia memang berasal dari benih sorgawi. Sebagaimana dikatakan saat kenaikan-Nya, maka ketika Ia akan turun kembali dan semua orang akan melihat-Nya dengan nyata (Kis. 1:10-11). Tuhan Yesus pasti memenuhi janji-Nya kembali untuk mempersiapkan tempat bagi kita dan mengumpulkan kembali kita yang setia kepada-Nya (Mrk. 13: 27; Yoh. 14:3). Orang mati yang bangkit dari kuburnya akan menanggapi tanda yang diberikan Allah. Peristiwa bangkit dari kubur secara bersamaan pernah terjadi saat Tuhan Yesus bangkit dari kematian dan sekaligus membuka kubur para orang kudus (Mat. 27:52-53). Perbedaannya adalah ketika mereka bangkit masih dengan tubuh jasmani. Akan tetapi ketika kita bangkit di akhir zaman, tubuh kita diubahkan. Ini dinyatakan jelas dalam Alkitab: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?” (1Kor. 15:35). Jiwa yang tadinya “tertidur” akan disadarkan dan tubuh yang bangkit adalah tubuh rohani yang penuh kemuliaan sebagaimana dinyatakan, “Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah” (1Kor. 15:44). Peristiwa ini berlangsung dalam seketika dan merupakan peristiwa misteri Allah, sebab semua umat manusia yang diselamatkan akan mengisi alam semesta secara bersamaan. Ini jelas di luar jangkauan pikiran manusia. Namun, kalau kita amati, alam semesta begitu besar dan luas sehingga dengan kuasa Allah yang Mahabesar segala sesuatu pasti bisa terjadi.
Gambaran ketiga, semua manusia yang masih hidup dan percaya akan diangkat ke awan untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus (band. Why. 1:7; 11:12). Kedatangan Tuhan Yesus di angkasa mungkin ada hubungannya dengan tempat tinggal berkuasanya roh-roh jahat (Ef. 2:2; 6:12) sehingga kuasa-kuasa tersebut perlu dikalahkan terlebih dahulu sebelum Tuhan Yesus kembali memerintah di bumi yang baru dengan penuh damai sejahtera. Peristiwa di awan ini sering disebut sebagai Keangkatan Gereja, yakni ketika semua orang percaya yang menjadi warga gereja ikut dalam peristiwa sukacita yang menjadi puncak pengharapan orang percaya. Peristiwa keangkatan gereja memang masih menjadi perbedaan pendapat, sebab sebagian mengatakan ini adalah metafora dan sebagian lagi mengatakan bahwa hal itu merupakan hal yang nyata nantinya. Sebab pertanyaan yang muncul kemudian adalah: ketika semua berkumpul di awan, apakah semua orang percaya ini akan kembali bersama-sama ke bumi untuk memerintah bersama-sama Tuhan Yesus? (band. Yoel. 3:11; 1Tes. 3:13, Yud. 14). Jawabannya sangat dipengaruhi oleh pandangan ada tidaknya masa kesengsaraan sebelum Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya. Ini jelas masih merupakan misteri Allah yang tidak akan terpikirkan dan terjawab manusia.
Keempat: Selamanya kita bersama-sama dengan Tuhan (ayat 17b-18)
Memang tidak diketahui dengan tepat tentang waktunya orang mati dibangkitkan. Akan tetapi hal lebih penting adalah mengetahui alasan Rasul Paulus menuliskan hal ini, yakni mendorong orang percaya agar saling menghibur dan menguatkan satu sama lain ketika seseorang meninggal dipanggil Tuhan. Ini memang pesan yang sangat bagus bagi mereka yang dipisahkan oleh kematian fisik di dunia ini, tetapi akan dipersatukan kembali sesuai janji Tuhan, dan akan bersama-sama dengan Kristus untuk memerintah dalam kekekalan. Oleh karena itu, kita tidak perlu putus asa ketika orang yang kita kasihi meninggal, atau terjadi hal-hal yang tragis dalam hidup. Kita imani saja bahwa setiap kegetiran dan hal tragis dalam hidup pasti akan berubah menjadi kemenangan dan keberhasilan, kemiskinan berubah menjadi kekayaan, penderitaan menjadi kemuliaan, kekalahan menjadi kemenangan. Semua orang percaya dalam sepanjang sejarah akan berdiri tegak, damai sejahtera dan aman bersama Kristus.
Rasul Paulus dan jemaat Tesalonika memiliki keyakinan kuat bahwa tidak lama lagi Kristus akan kembali (1Kor. 7:29, Flp. 4:5). Keyakinan ini sangat diperlukan mengingat situasi pada saat itu yang penuh penganiayaan dan penderitaan, membuat mereka lebih kuat dan tegar. Ketiadaan dukungan membuat mereka yang jatuh tidak memiliki semangat dan kehidupan mereka juga akan penuh ketakutan. Iman adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dikuatkan sehingga ketika datang ujian yang menciutkan, iman kita itu tidak menjadi kecil dan lemah yang dapat membawa pada keputusasaan. Meski hal yang disampaikan oleh Rasul Paulus belum terjadi saat itu - sebab masanya hanya Allah Bapa yang tahu, itu tidak membuat kita lalai bahwa kematian dapat senantiasa datang tiba-tiba sebagaimana juga kedatangan Kristus kembali. Hidup ini penuh dengan godaan dan tantangan yang membuat kita kadang lemah. Oleh karena itu, sebagaimana Rasul Paulus menghibur dan meneguhkan jemaat Tesalonika dengan kebangkitan orang mati, maka kita juga perlu menghibur dan meneguhkan satu sama lain dengan pengharapan yang penuh (band. 1Tes. 5:11).
Bagi kita orang percaya, hal yang utama adalah percaya bahwa ketika kematian datang atau Kristus datang untuk kedua kalinya, kita akan hidup bersama-sama dengan Allah dan itu merupakan sukacita yang luar biasa (band. 1Tes. 5:10; 2Tes. 2:1). Ia adalah Tuhan orang hidup dan yang mati (Rm. 4:9), Tidak ada hal di dunia ini yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Kedatangan Kedua berpusat pada Tuhan sendiri sebab Dia telah mengetahui akhir dari segala sesuatu. Yang penting kita selalu sadar, waspada, dan penuh pengharapan, “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Mat. 16:27). “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2Kor. 5:15). Itulah karya yang diharapkan dari kita semua.
Penutup
Bacaan kita minggu ini memberikan sebagian gambaran tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya. Eskatologi adalah ilmu yang sangat dalam dan luas dan tetap dibatasi oleh kemampuan manusia untuk memikirkan hal yang belum pernah dialami oleh siapapun. Memang ada kesaksian tentang mati suri atau kisah dibawa ke sorga, namun itu kita jadikan sebagai kekayaan rohani saja. Pegangan kita tetaplah Alkitab sebagai sumber kebenaran dan pengharapan. Melalui bacaan ini kita tidak perlu takut menghadapi kematian atau bersedih apabila kita dipanggil Tuhan, atau seseorang yang kita kasihi lebih dahulu masuk dalam pangkuan-Nya. Kita tidak perlu berdukacita seolah tidak mempunyai pengharapan bagaikan orang yang tidak mengenal Kristus. Kita akan bertemu dengan mereka lagi sebagaimana kita juga akan bertemu dan bertatap muka dengan Kristus. Firman-Nya meneguhkan bahwa kita tidak mendahului mereka yang telah meninggal, melainkan kita yang hidup diangkat bersama-sama dalam awan. Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan jaminan janji Tuhan bagi kita yang sudah percaya, serta penghukuman tidak terjadi sebab dosa dan kesalahan kita telah ditebus oleh-Nya. Inilah yang menguatkan iman dan pengharapan semua orang Kristen dan untuk itu kita perlu saling menasihati dan berkarya saling mendukung.
Selamat beribadah dan selamat melayani
Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 726 guests and no members online