Khotbah Minggu XXII setelah Pentakosta - 29 Oktober 2023 (Opsi 1)
Khotbah Minggu Keduapuluh Dua setelah Pentakosta - 29 Oktober 2023 (Opsi 1)
HUKUM KASIH (Mat. 22: 34-46)
"Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya” (Mat. 22:45)
Firman Tuhan hari Minggu ini Mat. 22: 34-46 berbicara dua bagian. Bagian pertama, tentang hukum yang terutama dalam Alkitab, baik PL maupun PB. Barangkali kita pun semua tahu, yakni mengasihi Allah dan manusia. Selengkapnya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (ayat 37-39). Dan kemudian ditambahkan, “pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (ayat 40).
Keduanya adalah hukum kasih. Hukum adalah aturan yang tujuannya untuk ketertiban dan keadilan. Yang menyimpang akan kena sanksi supaya kembali tertib. Keadilan berlaku bagi semua, tidak pandang bulu. Semua sama di depan hukum dan di hadapan Tuhan.
Alkitab membuat hubungan ini lebih jelas. "Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya” (2Yoh. 1: 6a). Artinya, jika mengasihi Allah maka turutilah perintah-Nya. Sederhana. Kasih untuk sesama, menurut Alkitab adalah tindakan, “bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yoh. 3: 18).
Bagian kedua nas minggu ini berbicara tentang hubungan antara Yesus dan Daud. Tentu ada alasan, mengapa para ahli teologi menjadikan dua nas ini dalam satu bagian di leksionari. Mengasihi Tuhan akan terjadi, jika kita mengenal Dia dengan benar. Ada pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang diutus Bapa sebagai jalan keselamatan umat manusia, dan harus menjalani sengsara dan penderitaan. Jika ini kita akui dan hayati, maka tidak sulit untuk mengasihi-Nya.
Kasih terhadap sesama dijabarkan Alkitab dengan enam belas ciri, mulai dari kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong dan lainnya (selengkapnya di 1Kor. 13). Dalam Matius pasal 22, Tuhan Yesus diperlihatkan sabar menghadapi orang Farisi, Saduki maupun Herodian. Itu teladan yang perlu kita ikuti.
Mari kita terus mengasihi Tuhan dengan lebih mengenal Dia, melalui doa dan pembacaan serta mendengar firman-Nya. Mari kita kejar untuk mendapatkannya (1Kor. 14:1). Dan dengan mengenal Dia, maka tidak sulit untuk kita lebih mengasihi sesama, yang bukan omongan kosong, seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (1Kor. 13:1-3). Kasih yang nyata dan berdampak. Itulah kehendak-Nya.
Selamat beribadah dan melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 681 guests and no members online