Saturday, November 23, 2024

Khotbah Minggu Keduapuluh Satu setelah Pentakosta - 22 Oktober 2023 (Opsi 2)

Khotbah Minggu ke-XXI setelah Pentakosta - 22 Oktober 2023 (Opsi 2)

 

 

DUA KEWARGAAN (Mat. 22:15-22)

 

 

"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat. 22:21b)

 

 

 

Firman Tuhan hari Minggu ini Mat. 22:15-22, berbicara tentang membayar pajak kepada Kaisar. Umat Yahudi berpikiran bahwa mereka hanya mempunyai kewajiban memberi kepada Allah saja. Bila kepada Kaisar apalagi pihak asing yang menjajah mereka, itu dianggap tidak benar.

 

 

 

Menurut William Barclay dalam bukunya Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius, umat Yahudi saat itu mempunyai tiga kewajiban pajak kepada pemerintah Romawi: pajak bumi (10-20% dari hasil bumi), pajak penghasilan lain (1%), dan pajak kepala (pribadi) yakni sebesar satu dinar bagi pria/wanita dewasa. Ini di luar persepuluhan dan persembahan lain yang dibawa jemaat ke Bait Allah.

 

 

 

Dalam nas ini dituliskan, kaum Farisi bersama orang Herodian pendukung Herodes berkomplot, ingin mencobai Tuhan Yesus dengan pertanyaan jebakan di ayat 17b: “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Ini buah simalakama. Bila jawaban membela umat Yahudi akan menyudutkan Yesus di hadapan kekaisaran; dan jawaban membela Kaisar akan dianggap rendah oleh umat Yahudi.

 

 

 

Tetapi Tuhan Yesus menjawab dengan hikmat dan meminta seseorang menyerahkan mata uang satu dinar kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (ayat 20-21).

 

 

 

Bagi kita orang percaya dan dunia modern, setelah pengalaman panjang yang kurang baik dengan teokrasi, telah disepakati pemisahan urusan kenegaraan dan gereja. Kita mengakui dwi-kewargaan kita, yakni sebagai WNI dan warga Kerajaan Sorgawi (Flp. 3:20). Maka kita pun memiliki dua kewajiban.

 

 

 

Sebagai warga negara yang layak membayar pajak (baik PBB, PPh dan lainnya), mungkin kita telah patuh, sebagai bagian pengabdian kita bagi bangsa dan negara. Perhitungannya diatur oleh pemerintah. Berbeda dalam kehidupan bergereja, semua diatur berlandaskan Alkitab dan disebut persembahan. Beberapa gereja menerjemahkan persembahan dengan berbagai jenis, termasuk persepuluhan dan membuatnya sebagai hal wajib. Sepanjang itu diterima oleh imannya, tidak masalah. Tetapi ketika persembahan dipakai oleh gembala untuk kepentingan pribadi atau keluarganya, ini yang menjadi masalah. Oleh karena itu orang percaya perlu berhikmat dalam memberi, agar gerejanya dan hamba Tuhan tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, dan melupakan pelayanan keluar gereja sesuai hakikatnya.

 

 

 

Pendapat Bill Bright dalam bukunya How You can Experience the Adventure of Giving dapat sebagai pegangan kita warga gereja dalam memberi persembahan, yakni:

 

 

 

Pertama, mengakui semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Tuhan, dan kita hanya mengelolanya (stewardship);

 

Kedua, menyadari bahwa memberi lebih diberkati daripada menerima (Kis. 20:35);

 

Ketiga, memberi dengan iman;

 

Keempat, menyadari bahwa apa yang kita tabur, maka itu juga yang akan kita tuai;

 

Kelima, memberi kepada Tuhan adalah untuk memuliakan Dia;

 

Keenam, memberi dari hati, sikap sukacita, mengasihi dan untuk menyenangkan Allah.

 

 

 

Ketaatan pada peraturan itu bagus, tetapi perlu berhikmat meresponnya, seperti Tuhan Yesus memberi jawaban dalam nas ini. Ukuran manusia berbeda dengan ukuran Tuhan. Manusia lebih sering memandang muka dan berharap penghargaan, tetapi Tuhan memandang hati. Ukuran persembahan yang benar kalau kita merasakan sakitnya dalam memberi. Dan memberi persembahan tanpa parameter dan "suka-suka", jelas bukan warga sorga yang bertanggung jawab. Prinsip dasar adalah berilah yang terbaik: dengan menjaga kekudusan tubuh kita, tenaga dan pikiran, hati dan mulut, juga dengan harta kita.

 

 

 

Sudahkan yang terbaik kuberikan kepada Allahku?

 

 

 

Selamat beribadah dan melayani bagi para hamba-Nya.

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 665 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7513640
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
32692
65706
266406
7204198
548502
1386923
7513640

IP Anda: 162.158.163.228
2024-11-23 09:40

Login Form