Thursday, November 21, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 15 Oktober 2023

Kabar dari Bukit

 

 TAHAN UJI DAN PENGHARAPAN (Kel. 32:1-14)

 

 ”Dan menyesallah  TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya (Kel. 32:14)

 

 

Seseorang kadang dapat kehilangan pengharapan, dan kita bisa memahaminya. Pengharapan memiliki dua bentuk: sesuatu yang direncanakan, sengaja, tapi dapat juga dari watak, yang mudah rapuh dan berubah. Oleh karena itu pengharapan memerlukan motivasi yang kuat. Menurut Moltman dalam bukunya Theology of Hope: On the Ground and the Implications of a Christian Eschatology, pengharapan perlu diletakkan pada perspektif eskatologis, hal sorgawi.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Kel. 32:1-14. Ini kisah umat Israel dalam perjalanan pulang ke Kanaan. Mereka tidak sabar menanti Musa yang naik ke gunung bertemu dengan Allah, dan tidak tahu beritanya. Oleh karena itu, mereka mendesak Harun agar membuat allah dari anak lembu emas, yang akan memimpin perjalanan selanjutnya. Harun terpengaruh, setuju, dan meminta umat mengumpulkan anting-anting emas, dijadikan tuangan anak lembu emas (ay. 1-4).

 

 

 

Umat Israel kemudian menyembah patung emas itu, mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, makan dan minum bersukaria. Allah tahu yang terjadi sehingga meminta Musa segera turun, berpesan akan menghukum dan membinasakan mereka, menyatakan murka-Nya, (ay. 6, 10).

 

 

 

Namun Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, beralasan, Tuhan telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, mengapa kini menimpakan malapetaka dengan membunuh mereka? Musa juga mengingatkan janji Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Israel dan kepada Musa sendiri. Lalu, menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya (ay 11-14).

 

 

 

Melalui nas ini kita diberi beberapa pengajaran penting. Pertama, manusia memiliki daya tahan terbatas mengatasi permasalahan dan pergumulannya. Namun solusinya, tetaplah dihadapi dan jangan lari. Ketika akal pikiran tidak mampu, maka kembali kepada iman. Kita tidak hidup berjalan sendiri, sebab ada Allah yang Mahabaik menyertai. Kepada-Nya kita berserah dengan berlandaskan iman dan pengharapan. Janganlah berpaling kepada allah lain, sebab hal itu akan sia-sia.

 

 

 

Ahli psikologi mengatakan, seseorang dapat mengatasi kesulitan jika mengubah pola pikirnya, termasuk dengan memecah persoalan menjadi kecil-kecil, atau belajar dari pengalaman orang lain. Kesabaran dunia ada batasnya dan bisa hilang. Kesabaran dalam pengharapan tidak ada batasnya, sebab seperti kata Moltman dalam bukunya, “segala sesuatu bukanlah akhir.” Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa (Ibr. 6:19).

 

 

 

Hal kedua, Allah tidak memandang sepele jika menduakan-Nya. Ini poin penting dalam Sepuluh Perintah Allah yang sangat spesifik menghukum keras orang yang menyembah illah lain hingga keturunan ketiga dan keempat. Allah kita itu cemburuan. Tidak boleh ada Allah lain, termasuk mengagungkan pikiran, uang, kuasa, harga diri, keinginan daging serta bentuk lainnya.

 

 

 

Hal ketiga, melalui hamba-Nya Musa, Allah bersikap kasih dan Mahaadil; boleh ada dialog, ada penjelasan, dan intinya mohon pengampunan. Tuhan dapat saja marah dan berniat menghukum, tapi ketika memohon ampun dan memberi penjelasan yang kuat, seperti akan bertobat, siap menjadi manusia baru dan melayani, maka Allah dapat berubah pikiran (ay. 14). Kita ingat akan Raja Hizkia yang meminta umurnya diperpanjang, dan Tuhan mengabulkannya (2Raj. 20:1-7).

 

 

 

Terakhir, ada janji Allah kepada mereka yang setia. Janji pemeliharaan dan berkat-berkat-Nya yang berlaku juga bagi anak cucu kita. Musa menyampaikan janji Allah kepada Abrahan, Ishak dan Yakub, bahkan kepadanya. Itu menjadi pertimbangan Allah untuk tidak menghukum, sepanjang ada pertobatan dan hidup sebagai manusia baru.

 

 

 

Nah, bagaimana dengan kita? Mari belajar dari keempat pengajaran tersebut. Tetaplah setia, sebab pengharapan sorgawi tersedia bagi kita dan anak cucu. Itulah indahnya buah ketekunan dalam pergumulan, tahan uji, dan pengharapan yang tidak mengecewakan (Rm. 5:3-5). Haleluya....

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 650 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7403747
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
46862
61324
156513
7204198
438609
1386923
7403747

IP Anda: 162.158.170.240
2024-11-21 19:20

Login Form