Khotbah Minggu Ketujuhbelas setelah Pentakosta - 24 September 2023 (Opsi 1)
Khotbah Minggu XVII setelah Pentakosta - 24 September 2023 (opsi 1)
KEADILAN SORGAWI (Mat. 20:1-16)
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir (Mat. 20:16)
Firman Tuhan bagi kita dari Mat. 20:1-16, temanya tentang upah di sorga bagi orang percaya. Tuhan Yesus memberi perumpamaan Kerajaan Sorga seperti tuan rumah yang mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Ia sepakat dengan orang-orang dan mulai bekerja di pagi hari dengan upah sedinar sehari. Tuan rumah terus mencari pekerja lain hingga siang dan sore hari, dan mereka yang mulai kerja sore juga dibayar sama, yakni sedinar (ayat 1-9).
Tentu yang bekerja dari pagi hari bersungut-sungut, protes kepada tuannya (ayat 10-12). Tetapi tuannya menjawab lugas di ayat 14-15: “Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku?”
Ini sebuah paradoks, menjungkalkan logika manusia yang umum, mempertanyakan keadilan upah. Bagaimana mungkin pekerja yang lelah seharian menanggung beban berat dan panas terik matahari, dibayar sama dengan yang bekerja hanya beberapa jam? Sebuah paradoks bisa tampak "aneh", tidak logis; tapi paradoks bukanlah sesuatu yang salah. Paradoks adalah dua pernyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi sebenarnya memiliki kebenaran sendiri-sendiri.
Tuhan yang diumpamakan sebagai tuan rumah dalam nas minggu ini, jelas tidak salah, sebab kesepakatan dengan semua pihak adalah: upah sedinar sehari, dan dalam nas tidak ada ketentuan jumlah jam kerjanya. Analogi yang muncul, seseorang yang dipanggil melayani Tuhan seumur hidupnya, dapat menerima upah yang sama dengan mereka yang baru bertobat seperti seorang penjahat di sebelah Tuhan Yesus saat disalibkan (Luk. 23:40-43). Ini sama juga dengan tafsiran lain nas ini, yang menyebutkan bahwa orang Yahudi akan percaya belakangan kepada Kristus, sehingga ayat 16 merupakan pengulangan Mat. 19:30: “Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Tetapi kita tahu ada firman Tuhan lainnya, yakni: “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak akan menabur banyak juga” (2Kor. 9:6). Demikian juga dengan perintah Tuhan untuk menyimpan harta di sorga (Mat. 6:19-21; Luk. 12:33). Ada upah yang besar dan penuh (berarti ada upah yang tidak penuh) di sorga (2Yoh. 1:8; Luk. 6:35), dan juga ada lima mahkota yang disediakan oleh Allah.
Pesan nas minggu ini menegaskan keselamatan adalah anugerah. Orang masuk dan memiliki Kerajaan Sorga bukanlah atas hasil usaha kita, jerih payah kehebatan atau prestasi khusus (Ef. 2:8-9). Sebagai anugerah maka itu adalah kasih karunia, pemberian, sama halnya iman adalah pemberian (Flp. 1:29a; 2Pet. 1:1) Kita dipilih dan dipanggil dan diberi iman percaya kepada Kristus dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, kita bersyukur. Dan itu adalah upah. Suka cita puji Tuhan yang pertama.
Kedua, orang percaya diberi tugas untuk berbuah. Buah dapat dari hasil kita sendiri atau (bersama) orang lain. Maka jika ada buah yang kecil atau matangnya belakangan, kita tetap bersyukur. Jika ada yang ikut diselamatkan dan masuk bersama ke dalam Kerajaan Sorga, kita layak bersyukur. Ini sama seperti Tuhan Yesus mencari satu domba yang hilang dan ketemu. Inilah puji Tuhan kita yang kedua.
Hal ketiga, pengikut Kristus mesti beriman, “aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Gal. 2:20). Dengan demikian kita orang percaya tidak boleh satu pun bermegah, apalagi menuntut, sebab semua adalah karya Kristus yang hidup di dalam diri kita. Syukur haleluya yang ketiga.
Orang Kristen hidup dalam iman, kasih dan pengharapan. Iman mengatakan kita telah diselamatkan melalui penebusan Kristus, dan kegenapannya ada dalam pengharapan yang akan tampak kelak. Saat ini memang semua tampak samar-samar, oleh karena itu kita hanya mengaku dengan rendah hati akan keterbatasan pikiran kita. Bagian kita adalah tetap taat dan menjalani hidup dalam ketekunan yang kudus.
Amsal dari Raja Salomo menyatakan, “mereka yang memberi kepada yang lemah akan memiutangi Tuhan” (Ams. 19:17), dan Tuhan akan mengganti serta ada saatnya menuai (Gal. 6:9-10; 2Tim 4:2; Ef. 6:8; Mat. 16:27; Luk. 6:35). Semua itu adalah pengharapan yang tidak salah, semua dalam iman dan kasih. Tuhan akan membukakan semua kelak bagi kita dan puncak rayanya adalah sukacita besar. Itulah keadilan sorgawi dari Tuhan sebab Ia adalah Allah kita yang Mahaadil dan murah hati.
Selamat beribadah dan melayani.
Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 557 guests and no members online