Thursday, November 21, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 3 September 2023

Kabar dari Bukit

 

KESEMPATAN DIPANGGIL MELAYANI (Kel. 3:1-15)

 

 ”Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?” Kel. 3:3)

 

 

 

Jika ditanya apakah kita ingin bertemu dengan Tuhan? Maka yang terbayang pertama adalah kematian. Padahal, bertemu Tuhan saat Ia ingin menampakkan diri-Nya untuk tujuan tertentu, ada banyak bentuknya, seperti melalui mimpi, malaikat, urim dan tumim, undi, teofani kasat mata, nubuat, mukjizat, yang semua itu adalah wahyu umum. Namun Allah juga menampakkan diri-Nya melalui Pribadi Yesus Kristus dan Alkitab, sebagai wahyu khusus bagi kita orang percaya. (Selengkapnya bisa membaca buku saya Mengenal Alkitab Kita yang tersedia di Tokopedia.)

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Kel. 3:1-15. Ini kisah Musa yang dipanggil untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir. Saat itu Musa dalam pelarian karena membunuh orang Mesir. Lalu ia bertemu jodohnya dan menjadi seorang gembala kambing domba mertuanya (ay. 1).

 

 

 

Musa pernah hidup di istana menjadi anak angkat putri Firaun, kini merasakan hidup sebagai orang biasa saja. Namun, rencana Tuhan baginya tetaplah berjalan. Ia tetap memiliki rasa kepedulian yang tinggi - tampak saat membela orang Israel yang dianiaya dan para wanita yang diganggu saat memberi minum kambing domba gembalaan mereka (Kel. 2:11-14, 17). Ia memiliki rasa ingin tahu, rendah hati, setia dan pekerja keras yang bertahan 40 tahun sebagai gembala. Semua ini menjadi teladan bagi kita.

 

 

 

Allah memanggil Musa dengan menampakkan diri-Nya melalui semak duri yang menyala, meski tidak dimakan api (ay. 2). Musa pun diminta mendekat dan menanggalkan kasut kakinya. Ini pertanda hadirat Tuhan penuh kekudusan, yang mesti kita jaga dalam menjalani hidup.

 

 

 

Respon Musa sangatlah umum, sama seperti kita kalau diberi tugas. Ia merasa tidak percaya diri (3:11), berdalih bangsa Israel tidak akan percayanya (4:1), tidak pandai bicara (4:10), dan ujungnya Musa meminta agar orang lain saja yang diutus (4:13).

 

 

 

Namun Tuhan mengenal Musa sama seperti Dia mengenal kita semua. Tuhan tidak mau berdebat, melainkan memberi dukungan dan jalan keluar. Pertama, Allah mengenalkan diri sebagai “Aku adalah Aku”, yang berarti tidak ada batasan atas diri-Nya (ay. 14). Ia Maha Kuasa dan peduli akan penderitaan manusia (ay. 7), terlebih kepada mereka yang telah diikat-Nya dengan janji (ay. 15).

 

 

 

Kedua, Allah memberi jaminan dalam memberi tugas. Firman-Nya, “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini” (ay. 12). Musa juga diberdayakan dengan tongkat sebagai alat untuk memperlihatkan kuasa Tuhan menyertainya (Kel. 4:1-3).

 

 

 

Ketiga, Allah membangun rasa saling percaya dan ketaatan. Tunduk dan kesetiaan bukanlah kelemahan, melainkan sikap hormat. Janji Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Yakub tetap dipenuhi, Musa membawa umat-Nya yang tertindas ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu (ay. 8). Demikianlah Musa siap masuk ke dalam pelayanan dan berhasil.

 

 

 

Dr. J. Robert Clinton dalam bukunya Pembentukan Pemimpin Sejati mengatakan, tugas pelayanan adalah tugas dari Allah yang menguji kesetiaan dan ketaatan seseorang untuk menggunakan talentanya dalam sebuah tugas yang memiliki awal, akhir, pertanggungjawaban dan evaluasi. Ini berbeda dengan pengalaman pelayanan yang sifatnya bukan ujian. Ada 19 karunia rohani yang merupakan kapasitas unik untuk menyalurkan kuasa Roh Kudus ke dalam pelayanan; dan ini hanya dapat ditemukan melalui pengalaman praktis.

 

 

 

Hidup ini kesempatan, selain dijalani dengan bersyukur, perlu diisi dengan melayani Tuhan dan sesama. Bila saat ini diri kita belum merasa dipanggil, bangunlah rasa ingin tahu seperti Musa. Allah akan menampakkan diri-Nya dengan cara yang unik bagi setiap orang. Buka hati yang siap untuk dipakai-Nya. Dalam tugas pelayanan, kita tidak perlu takut meski jalannya mungkin akan susah, sebab Allah menyertai kita dan tidak membiarkan kita sendirian apalagi jatuh tergeletak (Mzm. 37:24). Semua akan indah pada waktunya, Musa dimuliakan saat berbicara dengan Tuhan Yesus, tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi di Yerusalem (Luk. 9:30-31).

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 660 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7408991
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
52106
61324
161757
7204198
443853
1386923
7408991

IP Anda: 108.162.227.26
2024-11-21 21:22

Login Form