Thursday, November 21, 2024

Khotbah 2 Minggu Kesepuluh setelah Pentakosta - 6 Agustus 2023

KHOTBAH 2 MINGGU X SETELAH PENTA KOSTA – 6 Agustus 2023

 

 

APA YANG ADA PADAMU? (Mat. 14:13-21)

 

 ”Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka...” (Mat. 14:14a).

 

 

 

Puji Tuhan, Amang (Bapak) Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum PGI, bersedia saat saya meminta untuk menyampaikan khotbah pada ibadah pelantikan dan peneguhan Ketua Umum Gaja Toba yang baru, Lae Dr. Ir. Budi Situmorang di hari Sabtu bulan Juli 2020. Tanpa merujuk nas, ayat yang diambil oleh Amang Pdt. Gomar sebagai dasar renungan adalah Mrk. 6:30-44, dan ternyata paralel dengan nas sesuai leksionari hari Minggu ini bagi kita, yakni Mat. 14:13-21. Kedua nas ini (juga Luk. 9:10-17 dan Yoh. 6:1-13) menceritakan tentang Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang. Video khotbah Amang Pdt. Gomar dapat diihat di utube dan sebagian materinya saya sampaikan bagi kita semua.

 

 

 

Amang Pdt. Gomar dalam khotbahnya menceritakan tentang fakta kemiskinan di Kawasan Danau Toba. Para orang tua berusaha agar anak-anaknya dapat bersekolah ke luar wilayah. Prinsip hidup bagus orang Batak, Anakhon hi do hamoraoan di au (Anakku adalah kekayaan bagiku), mendorong orang tua Batak selalu berusaha berbuat yang terbaik untuk menyekolahkan anak-anaknya. Mereka berangkatkan anak-anaknya dengan doa dan air mata, serta terus bekerja keras dari alam yang terbatas, untuk dapat menunjang biaya sekolah yang tidak kecil.

 

 

 

Hal yang dikhawatirkan oleh Amang Pdt. Gomar, dengan alam yang terbatas di Kawasan Danau Toba, orang tua kadang menggadaikan dan bahkan menjual tanah mereka demi mendukung anak-anaknya. Tentu tidak sedikit juga yang berbuat demikian akibat tergoda dengan iming-iming harga yang bagus, konsumerisme, dan pola pikir instan, seketika. Ini tentu sangat berbahaya bagi mereka sendiri termasuk bagi kawasan Danau Toba, jika semakin banyak tanah dijual kepada pihak luar.

 

 

 

Pikiran ini sama dengan murid Tuhan Yesus saat itu. Ketika Ia mengasingkan diri ke tempat sunyi, ternyata terus diikuti oleh orang banyak. Hari telah menjelang malam dan wajar saatnya waktu makan, terlebih mereka datang dari tempat jauh. Para murid langsung berpikir tentang susahnya memberi makan 5.000 orang di tempat sunyi seperti itu. Pikiran praktis murid keluar dengan mengusulkan kepada Tuhan Yesus, agar mereka disuruh pergi saja supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa (ayat 15). Para murid tidak berpikir, jika orang banyak itu diminta pergi setelah jauh mengikuti Tuhan Yesus, situasi chaos pasti terjadi.

 

 

 

Tuhan Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan, dan bertanya kepada murid: Apa yang ada padamu? Murid pun menjawab: “Di sini hanya lima roti dan dua ikan” (ayat 17). Kemudian Tuhan Yesus memintanya, dan menengadah ke langit berdoa dan mengucap berkat, memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh (ayat 19-20). Mukjizat telah terjadi.

 

 

 

Bagi kita semua, situasi orang susah berkekurangan pasti ada di sekitar kita. Ada keluarga dekat atau jauh, tetangga, sesama anggota gereja atau perkumpulan, di kampung halaman, wilayah miskin umat Kristiani di Papua, Toba, NTT, dan lainnya. Jika kita sudah merasa diberkati di dalam Kristus, selayaknyalah hati kita juga tergerak oleh belas kasihan. Ada semangat dan keinginan untuk berbagi, membuka hati, tidak hanya berpikir untuk diri sendiri, ego. Apalagi jika ada kerakusan, tidak pernah merasa cukup dan rasa bersyukur.

 

 

 

Firman Tuhan hari ini menegaskan agar kita jangan kehilangan pertanyaan itu: Apa yang ada padaku dan siap kuberbagi? Semangat berbagi teruslah menyala. Seperti disampaikan oleh Amang Pdt. Gomar, ketika orang percaya memiliki semangat berbagi, sekecil apapun itu, mukjizat pasti terjadi. Kita orang percaya harus hidup dengan bersikap sesuai firman-Nya, "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi" (Rat. 3:22-23a).

 

 

 

Seperti pesan Pdt. Gomar kepada pengurus Gaja Toba, teruskan melakukan sesuatu yang baru dan bersatu teguh. Contoh kebersamaan Credit Union di Jerman yang diinisiasi oleh Walikota Friedrich Wilhelm Raiffeisen, dan pengembangan masyarakat dengan pendekatan Appreciative Inquiry yakni 4D (Discovery, Dream, Design and Destiny) sangat efektip dalam membantu mereka yang berkekurangan secara jangka panjang. Discovery, temukan dengan berbicara dengan mereka tentang topik arah perubahan; Dream, gali potensi yang membuat hal yang mungkin; Design, rancang dan ciptakan usulan yang menarik, provokatif; dan Destiny, ajar, lakukan, kaji ulang, sampai impian bersama dapat diwujudkan.

 

 

 

Setiap orang memiliki martabat, mempunyai gambar dan rupa Allah. Tugas kita yang sudah diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain. Peduli, peka, dan bertindak melakukan dengan sendiri atau bersama-sama dengan orang percaya lainnya. Swadaya, pendidikan dan solidaritas, akan mengubah sesuatu dan menjadi mukjizat. Hati yang tergerak belas kasihan oleh kasih Tuhan Yesus, itulah kunci pertamanya. Ayo melihat apa yang ada padamu dan bersiaplah untuk mulai dibagikan.

 

 

Selamat beribadah dan melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 685 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7418540
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
3298
58357
171306
7204198
453402
1386923
7418540

IP Anda: 162.158.170.38
2024-11-22 01:15

Login Form