Friday, November 22, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 2 Juli 2023

Kabar dari Bukit

 PEMIMPIN PENYESAT (Yer. 28:5-17)

 

”Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN" (Yer. 28:9)

 

Bagaimana membedakan gereja atau hamba Tuhan yang benar? Kadang kita dikejutkan dengan berita satu-dua gereja yang dianggap sesat, seperti gereja Pdt. Jones di Amerika Selatan, Pdt. Sibuea di Bandung, Pdt. Jung Myung Seok di Korea, dan lainnya. Bagaimana pula membedakan seorang pemimpin yang baik dan benar, agar umat atau anggota tidak ikut tersesat?

 

Tentu saja itu tidak mudah. Apalagi sering kali kita manusia memakai ukuran dunia, seperti populer dan pandai berkhotbah, banyak pengikut atau penggemarnya, kaya dan berlimpah materi, dan lainnya. Maka hal itu membuat susah diujinya.

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yer. 28:5-17. Ini kisah pertentangan nabi Yeremia dengan nabi Hananya, yang bernubuat bahwa umat Israel hanya dua tahun saja dibuang ke Babel. Oleh karena itu ia berkata, perkakas-perkakas rumah TUHAN akan mampu dikembalikannya (ay. 11-12). Yeremia sebaliknya mengatakan, bahwa pembuangan ke Babel akan berlangsung lama. Dan, terbukti berlangsung 70 tahun.

 

Melalu nas ini kita dapat belajar tentang menguji gereja atau hamba Tuhan dengan beberapa cara. Pertama, nabi yang baik dan benar mestilah membawa damai, seperti dituliskannya, "Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN” (ay. 9). Oleh karena itu hamba Tuhan atau pemimpin yang membawa permusuhan dan perpecahan, pembenci, sikap dan tindakannya tidak berdasar kasih, jelas bukanlah hamba Tuhan atau pemimpin yang baik dan benar.

 

Kedua, hamba Tuhan atau pemimpin haruslah berani berbeda sikap, menjaga kata-katanya seirama dengan perbuatan; ada integritas. Janganlah sikapnya hanya untuk menyenangkan hati manusia. Bila pun langkahnya seolah menyenangkan manusia, tujuan akhirnya haruslah agar orang itu diselamatkan, seperti Alkitab menuliskan: "Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat" (1Kor. 10:33).

 

Ketiga, tidak ada dusta dan tersembunyi, sebagaimana nabi Yeremia mengatakan. “Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta" (ay. 15). Menguji dusta itu tidak sulit, cukup dengan melihat caranya memberi informasi yang benar dan terbuka. Gereja dan organisasi yang tertutup, misalnya, tidak ada laporan keuangan yang transparan, doktrin yang "aneh" tidak Alkitabiah, jelas berisi dusta. Pemimpin yang terlibat konflik dan tidak mau berdamai dan bertatap muka, pastilah penuh dusta. Kadang alasan dibuat-buat, tetapi data dan fakta tidak dapat dikecoh; kata-kata dapat diplintir, tapi kenyataan tidaklah demikian.

 

Keempat, cara yang tidak mudah, tapi Nabi Yeremia melakukannya dengan bernubuat tentang nabi Hananya. Ia berkata, "Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap TUHAN” (ay. 16). Kadang situasi ini mungkin diperlukan bila menyangkut kepentingan umat/anggota, agar kebenaran terbuka dan tidak ada yang tersesat. Hananya memang kemudian mati (ay. 17).

 

Nabi Yeremia dan juga Rasul Paulus menuliskan sesuatu yang keras menghadapi para penyesat. “Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya” (Gal. 5:12). Tuhan Yesus juga marah besar menghadapi para penukar uang dan pedagang merpati di Bait Allah dengan mengusir dan membalikkan meja mereka (Mat. 21:12). Tuhan Yesus berkata, "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya" (Luk. 17:1).

 

Gereja dan organisasi serta kita semua perlu memeriksa diri atas sikap dan langkah yang dijalankan. Kita semua mesti lebih takut kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Lebih baik dijauhin manusia yang tidak baik dan benar, dari pada dijauhi Tuhan dan ujungnya binasa. Semoga kita tidak seperti itu.

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian, amin

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 741 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7430559
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
15317
58357
183325
7204198
465421
1386923
7430559

IP Anda: 162.158.163.252
2024-11-22 07:37

Login Form