Sunday, November 24, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 25 Juni 2023

Kabar dari Bukit

 ISHAK, ISMAEL DAN KITA (Kej. 21:8-21)

 ”Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; ..., sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak" (Kej. 21:12)

 

Agama “Samawi” dikenal sebagai tiga agama yang berlatar belakang Abraham, yakni Yahudi, Kristen dan Islam. Samawi berarti sumbernya dari “wahyu” sorga, dan kadang ketiga agama ini disebut juga dengan Abrahamik. Agama Samawi dibedakan dengan agama “Ardhi” yang dianggap lebih bersumber dari hikmat manusia, budaya dan tradisi, seperti Hindu, Buddha dan lainnya, dan tidak mengenal nabi atau rasul.

 

Dua agama Samawi yakni Kristen dan Islam menjadi besar karena buah penyebarannya sesuai doktrin yang dianut, sementara agama Yahudi lebih "tertutup" karena terkait etnis. Hubungan ketiga agama ini tidak selalu mulus, kadang ada gesekan dan bahkan bentrokan keras. Kita tahu Perang Salib, saat Paus Urbanus II dan Kaisar Bizantium Alexius Komnenus memerintahkan pasukan mereka untuk bergerak merebut kembali Yerusalem yang saat itu sudah dikuasai oleh umat Islam (Bani Saljuk); yang membatasi umat Kristen beribadah disana. Tentu ada faktor politik dan ekonomi sebagai penyebab lainnya.

 

Firman Tuhan di hari Minggu yang berbahagia ini dari Kej. 21:8-21. Ini kisah tentang Abraham yang diminta oleh Sarah istrinya untuk mengusir Hagar, budak yang menjadi istrinya saat Sarah belum mempunyai anak. Setelah Ishak anak Sarah lahir, timbul kecemburuan dan ketakutan Sarah, Ismael anak Hagar akan menjadi ahli waris (ay. 10).

 

Abraham meski merasa sebal di awalnya, akhirnya menuruti permintaan Sarah, setelah mendengar janji Tuhan bahwa keturunan Ismael akan menjadi suatu bangsa besar, karena Ismael juga anak Abraham" (ay. 13). Abraham pun melepas mereka dengan bekal roti dan air yang cukup (ay. 14). Tuhan juga sebelumnya telah berjanji kepada Hagar pada saat Ismael masih dalam kandungan (Kej. 16:10).

 

Tantangan perjalanan padang gurun Bersyeba sangatlah berat. Tetapi Allah tetap menjaga mereka, setia sesuai janji-Nya hingga tiba di padang gurun Paran. Hagar ibunya kemudian mengambil seorang isteri bagi Ismael dari tanah Mesir (ay. 19-21). Ismael memiliki keturunan yang besar dari 12 anak (Kej. 25:12-18).

 

Hubungan Ishak dan Ismael menjadi sebuah misteri dalam kehidupan manusia. Ada perbedaan versi dalam Alkitab dengan Alquran tentang kisah ini dan kita tidak perlu membahasnya, sebab pengakuan sumbernya adalah wahyu Tuhan sehingga sulit untuk dipertemukan. Tapi dalam iman, Tuhan pasti menyingkapkannya ketika kehidupan di dunia sudah berakhir.

 

Hal pertama pesan nas minggu ini bagi kita, yakni Allah dapat memberi janji dan penuh kuasa menggenapi-Nya. Keturunan Abraham terbukti seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut (Kej. 13:6; 22:17, lihat renungan minggu lalu), melalui hubungan darah dengan bangsa Israel (Rm. 11:1) dan juga melalui iman (Rm. 4:16-17; Gal. 3:7-9). Penganut Abrahamik saat ini lebih dari setengah penduduk bumi.

 

Hal kedua, dalam menghadapi perbedaan kisah dan tafsir yang terjadi, kita tetap berpegang pada iman, sejarah dan pikiran sehat. Kita perlu memegang janji sesuai firman-Nya, "dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu" (ay. 12; Rm. 9:7). Dan kita tahu, keturunan yang besar hanya salah satu aspek dari berkat, selain yang utama yakni keselamatan kekal.

 

Ketiga, menyikapi perbedaan yang ada dengan keturunan Ismael, kita berjalan dalam hikmat dan kasih Tuhan. Cara pandang dan penyelesaian perbedaan tetaplah dalam kasih dan jalan damai. Kita tidak perlu mengikuti Sarah yang mungkin dirasuki iblis dan kebencian. Tetapi kita perlu meneladani Abraham yang tetap penuh kasih, melepas Hagar dan Ismael dengan damai dan bekal hidup. Imannya teguh bahwa Allah akan setia menjaga mereka. Terlebih doktrin Kristiani mengajarkan agar kita hidup dalam kasih, berdoa serta berbuat baik termasuk kepada musuh (Mat. 5:44; Luk. 6:27).

 

Seperti pesan paralel nas minggu ini yakni Mat. 10:24-39, mari kita tetap teguh dalam iman dan terus bersaksi, berbuah bagi Kristus. Jangan goyah oleh informasi sesat yang membawa kita hidup dalam alam kebencian dan permusuhan. Doktrin Kristiani tidak mengajarkan hal itu. Hidup dalam damai sejahtera, bertolong-tolongan dan mengutamakan kepentingan orang lain terlebih dahulu (Rm. 12:18; Gal. 6:2; Flp. 2:4). Itu perintah Tuhan dan kita wajib menjaganya.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 9 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7551389
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
80
4419
4499
7247234
586251
1386923
7551389

IP Anda: 162.158.163.111
2024-11-25 02:12

Login Form