Friday, November 22, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 21 Mei 2023

Kabar dari Bukit

MEMULIHKAN KEADAAN (Kis. 1:6-14)

 "Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kis. 1:6)

Salam dalam kasih Kristus.

 

Ibadah di gereja atau persekutuan, sering dalam doa syafaat kita memohon kepada Tuhan Yesus agar memulihkan keadaan bangsa Indonesia; menjadi bangsa yang besar, maju, kemiskinan lenyap, rakyat makmur dan sejahtera. Biasanya doa dilanjutkan, agar diberikan hikmat kepada Presiden dan seluruh jajaran..., dan seterusnya. Tapi sayangnya, kita belum puas dan melihat masih banyak yang harus dilakukan.

 

Keinginan memulihkan keadaan dan menanti sebuah perubahan sering diharapkan oleh kita pribadi, kelompok, atau bangsa. Ya, tantangan dan masalah selalu ada, kadang tidak terperihkan sehingga memicu rasa khawatir, takut, dan bahkan menghilangkan semangat.

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kis. 1:6-14. Ini kisah terangkatnya Tuhan Yesus naik ke sorga. Para murid masih berharap Tuhan Yesus melakukan hal besar lain, yakni membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi. Ya alamiah, manusia mengadu kepada yang mampu memberi kuasa, sebagaimana para murid yang telah melihat kuasa Yesus.

 

Alkitab menjelaskan ada empat tingkatan kuasa atau otoritas. Allah Bapa memiliki otoritas tertinggi, kemudian otoritas Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Otoritas Yesus lebih kepada unsur kerajaan dan penghakiman, sebagaimana Ia menyampaikan pesan-pesan langsung melalui murid dan penulis kitab PB.

 

Menjawab pengharapan para murid tentang pemulihan, sebelum terangkat Tuhan Yesus menjawab: “Tetapi kamu akan menerima KUASA, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (ay. 8). Artinya, Yesus tidak datang membangun kerajaan dunia, tetapi kerajaan rohani. Urusan kerajaan dunia diberikan kepada para murid, dengan berbekal kuasa Roh Kudus.

 

Maka kini kita sadari adanya otoritas rasuli yang diberikan kepada gereja (majelis) dan otoritas murid bagi orang percaya. Oleh karena itu jika mengharapkan pemulihan dan terwujudnya perubahan, itu mesti dimulai dari diri kita sendiri dan gereja yang menjadi mitra-Nya.

 

Kita ingat pidato Kennedy tahun 1961 yang berkata: “And so, my fellow Americans: ask not what your country can do for you — ask what you can do for your country”. Jika ingin sebuah perubahan atau pemulihan, apapun itu, maka jangan tanyakan apa yang orang/pihak lain bisa lakukan; tetapi tanyakanlah terlebih dahulu, apa yang dapat kita lakukan.

 

Jangan takut membuat perubahan. Kita hanya perlu mendengarkan Paul Kix yang menulis dalam bukunya You Have to be Prepared to Die Before You Can Begin to Live,  ada lima yang kita perlu ketahui: 1. Bersandarlah pada kerentananmu; 2. Keberanian tidak wajib dalam hidup; 3. Rencana besar tidak selalu menjadi rencana akhir; 4. Penderitaan itu abadi; tapi menjadi korban adalah  pilihan; 5. Kendalikan hal yang kita mampu dan perhatikanlah pengaruh yang bertumbuh.

 

Sebuah perjalanan panjang memulihkan keadaan, dimulai dari sebuah langkah kecil. Setelahnya, pertolongan dan sinergi akan datang, jalan akan terbuka, dan tetaplah dalam doa. Kita hanya perlu meneladani para murid sepeninggal Tuhan Yesus. “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama....” (ay. 14). Sebuah penantian yang berhasil, setelah para murid bersaksi dan keluar dari Yerusalem, buah doa dan langkah bersama kuasa Roh Kudus.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 894 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7433250
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
18008
58357
186016
7204198
468112
1386923
7433250

IP Anda: 162.158.162.92
2024-11-22 08:26

Login Form