Kabar dari Bukit Minggu 26 Maret 2023

Kabar dari Bukit

NEGARA YANG GAGAL (Yeh. 37:1-14)

 ”Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap” (Yeh. 37:11b)

Salam dalam kasih Kristus.

Ada banyak negara yang dianggap gagal menurut Indeks Ketahanan Negara dari lembaga Fund for Peace. Beberapa diantaranya adalah Suriah, Rwanda, kemudian masuk Myanmar, Afghanistan, dan lainnya. Bangsa dan negara Indonesia sungguh bersyukur, di tahun 2022 lalu indeks ketahanan kita terus membaik, di urutan 56 dari 154 negara; tertinggi Norwegia, Swedia, Finlandia, kemudian Singapore di urutan 17 dan Malaysia 40. Israel cukup bagus di urutan 30, sementara China di 53.

Terlepas plus minus lima kriteria penilaiannya, survei ini menyadarkan pentingnya negara kita tetap eksis, berkarya dan berdaulat. Kenaikan indeks Indonesia tidak lepas berkat pemerintahan saat ini. Oleh karenanya banyak pihak berharap situasi ini terus berjalan berkesinambungan, dan kita orang percaya harus ikut berperan mewujudkannya.

Firman Tuhan di hari Minggu berbahagia ini adalah Yeh. 37:1-14; ini janji kebangkitan Israel. Sebelumnya pasal 33 dan 35 menjelaskan kejatuhan dan keputusasaan umat atas kegagalan dan runtuhnya kejayaan raja Daud dan Salomo; kini penduduknya malah dibuang ke Babel. Tetapi Nabi Yehezkiel menyampaikan bahwa Tuhan tidak marah hingga melenyapkan mereka; kebangkitan baru akan terbit setelah melalui langkah pertobatan, pembaharuan, kebangkitan,  dan akan disatukan kembali (pasal 34 dan 36).

Keruntuhan bangsa Israel digambarkan dalam nas ini dengan menempatkan nabi Yehezkiel “di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. ... amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering” (ay. 1b-2).

Tulang kering jelaslah simbol kehancuran (ay.11) dan Tuhan pun bertanya kepada Yehezkiel: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Yehezkiel menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!" Atas perintah-Nya, Yehezkiel bernubuat, lalu, “kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain” (ay. 3-4). Atas sabda-Nya kemudian, tumbuhlah urat-urat dan daging, kulit menutupinya, dan mereka bernafas (ay. 8-10). Sebuah simbol kebangkitan.

Ketika sebuah negara (termasuk pribadi, keluarga dan perkumpulan) dalam kelesuan dan keterpurukan, penyebabnya sering multi dimensi. Namun peran pemimpin (raja, presiden, ketua umum, dan lainnya) sangatlah utama. Dan Firman Tuhan minggu ini mengingatkan, bahwa bangsa Israel mengalami hal itu oleh karena hukuman. Mereka tidak setia kepada Allah dan memperlakukan sesama tidak adil dan peduli, seperti diingatkan oleh nabi-nabi Yesaya, Yeremia, Hagai dan lainnya.

Indonesia sebagai negara tentu perlu menghindarinya dan terbuka melihat jernih semua faktor penyebabnya. Ada banyak buku yang mengupasnya, seperti Why Nations Fail karya Daron Acemoglu dan James A. Robinson, dan buku Guns, Germs, and Steel karya Jared Diamond.

Pertanyaan yang muncul bila hal itu terjadi pada kita pribadi, keluarga atau perkumpulan: bagaimana untuk bangkit kembali? Bagaimana respon kita terhadap datangnya kesusahan atau penderitaan yang berat?

Belajar dari nas minggu ini dan pasal berikutnya, lakukanlah proses penyucian dan pemulihan melalui pertobatan dan pengakuan dosa. Jangan sesekali melupakan dan meninggalkan Tuhan. Ia pemegang kendali. Selalulah berpikiran positif. Hidup ini misteri dan tidak semua dapat dicerna akal pikiran. Oleh karena itu dengan memakai iman, hati, dan kesetiaan, kita memperoleh pengharapan, kuasa, kebangkitan dan kemampuan melewati semua tantangan dan derita yang melanda. Percayalah, kasih Tuhan tidak pernah hilang dan Ia ingin kita sebagai pemenang.

Nas minggu ini ditutup dengan firman Tuhan: “... pada saat Aku membuka kubur-kuburmu .... Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali.... Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya" (ay. 12-14). Terpujilah Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati, amin.