Khotbah Minggu 27 November 2022
Khotbah Minggu Adven Pertama 2022
HENDAKLAH KAMU JUGA SIAP SEDIA (Mat. 24:36-44)
Bacaan lainnya: Yes. 2:1-5; Mzm. 122; Rm. 13:11-14
(khotbah Rm.13:8-14 juga dapat ditemukan pada Minggu XIII Setelah Pentakosta)
Pendahuluan
Sebagaimana kita ketahui, kalender gerejawi diawali dengan minggu adven selama empat minggu berturut-turut menjelang hari natal. Kata adven (adventus=Latin) berarti kedatangan. Minggu adven sendiri bermakna ganda, yakni minggu perayaan atas kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali pada 2000 tahun yang lalu, dan sekaligus adven merupakan minggu peringatan akan Kedatangan Kristus kedua kalinya (K4) ke dunia. Biasanya pada minggu adven pertama dan kedua, tema khotbah memberikan gambaran kedatangan-Nya yang kedua dengan gambaran eskatalogis, dan minggu adven ketiga dan keempat lebih kepada sambutan sukacita perayaan kelahiran-Nya 2000 tahun lalu, untuk keselamatkan orang berdosa. Kalau dalam peristiwa kedatangan di Betlehem digambarkan Tuhan Yesus datang sebagai Bayi Kudus yang lemah lembut, lahir di kandang domba dengan segala kerendahannya, maka kedatangan Yesus Kristus yang kedua digambarkan penuh dengan kemuliaan sekaligus sebagai akhir dari dunia dengan segala penghukuman dan penggenapan janji bagi yang percaya dan taat kepadaNya.
Bacaan Mat. 24:36-44 dalam minggu pertama adven leksionari tahun A ini memberikan gambaran yang eskatalogis tersebut. Kita memperoleh beberapa pelajaran hidup sebagai berikut.
Pertama: Tentang hari Tuhan (ayat 36-39a)
Dalam bacaan yang paralel Luk. 21:25-38 tentang hari dan saat itu (hari Tuhan) ada diberikan tanda-tanda perubahan alam semesta yang mendahului kedatangan-Nya yakni pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Gangguan alam juga terjadi pada bumi sebab kuasa-kuasa langit akan goncang, yang disertai dengan deru dan gelora laut serta menimbulkan katakutan pada umat manusia. Dalam kitab Matius 24 ini diberikan gambaran lain, yakni tanda-tanda umum berupa datangnya mesias palsu dan adanya pertentangan antar bangsa (ayat 3-14), kemudian siksaan yang berat (ayat 15-28), serta tanda-tanda alam yang menakjubkan mengiringi kedatangan Tuhan Yesus di atas awan penuh dengan kekuasaan dan kemuliaan (ayat 29-35).
Kalau kita telaah dari seluruh Alkitab, memang ada banyak uraian dan gambaran mengenai tanda-tanda K4 atau disebut dengan akhir zaman atau hari akhir. Meski banyak yang mencoba meramalkan tibanya hari itu dengan beberapa peristiwa alam dan sosial politik sesaat, namun sampai saat ini belum ada yang mampu mengartikan semua nubuatan Alkitab tersebut dengan penuh kepastian. Akan tetapi sangat baik juga kita tidak mengetahui kedatangan Kristus kedua kalinya. Apabila kita mengetahui tanggal atau tahun yang pasti, maka mungkin sikap kita akan berubah banyak, seperti kita akan bermalas-malasan dalam bekerja, memanfaatkan waktu yang tersedia untuk kesenangan diri sendiri, atau kecenderungan berbuat kejahatan dan berpikir tepat pada saat akhir-akhir waktunya kita akan bertobat.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tahu waktunya. Ia sendiri sebagai Anak dan Utusan Allah tidak mengetahui waktu tersebut. Ini mungkin membingungkan, sebab bagaimana mungkin yang menyebut sama dengan Allah Bapa tidak mengetahuinya? Di sini yang perlu kita lihat adalah adanya kerendahan hati Yesus sebagai manusia (band. Dan. 12:9). Tuhan Yesus merasa perlu mengatakannya sebab tidak ada gunanya juga mengungkapkan nubuatan yang pasti. Yang kita tahu pasti, kemuliaan itu ada pada-Nya maka Ia mengetahui tanggal yang pasti itu (band. Yoh. 17:4-8). Tuhan Yesus memberikan gambaran tanda-tanda agar kita tetap siaga dalam masa penantian ini dan semakin banyak melakukan seturut dengan kehendak-Nya, baik melalui gereja maupun kehidupan di luar gereja. Ini adalah jalan terbaik untuk mempersiapkan kedatangan Kristus dan hari Tuhan itu, yakni ketika semua orang diminta mempertanggungjawabkan kehidupan yang dijalaninya, baik mereka yang masih hidup maupun mereka yang sudah mati.
Kedua: Kedatangan Anak Manusia (ayat 39b)
Yang perlu kita ingat adalah akan ada masa yang berat bagi isi dunia dan masa itu tidak bersifat lokal, sebagaimana peristiwa tsunami di Aceh pada tahun 2006 atau badai topan Hayan di Filipina baru-baru ini. Mereka yang mencoba menarik itu sebagai nubuatan dan menyerukan agar pengikutnya bersiap-siap dan menyerahkan seluruh hartanya adalah jelas mesias palsu. Ini yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam nubuatan tersebut. Yang penting untuk kita sadari, kedatangan Tuhan itu tiba-tiba dan seketika. Tidak cukup saat-saat yang ada untuk pertobatan dan memohonkan pengampunan. Pilihan hidup yang kita lakukan saat ini merupakan arah dari tujuan akhir hidup kita: neraka atau sorga. Tuhan juga mengetahui pasti kalau sikap kita itu hanya berupa kepura-puraan saja atau kemunafikan yang sejatinya tidak dikehendaki oleh-Nya.
Ada yang mencoba menafsirkan bahwa kedatangan Tuhan melalui tahapan dengan bertakhta di atas awan-awan untuk sementara waktu berdasarkan Mat. 24:30 (band. Mat. 26:64; Mrk. 13:26; 14:62; Why. 1:7). Tuhan Yesus digambarkan seolah-olah datang namun “singgah” sementara dan bertakhta dari awan-awan. Demikian juga penafsiran tentang masa seribu tahun yang kemudian dicoba dikaitkan dengan dengan masa kesengsaraan tribulasi (Mat. 24:21), termasuk adanya periode sebelum (pra-tribulasi), mid-tribulasi dan pasca (post) tribulasi (band. Why. 20:2-7). Adapula penafsiran tentang adanya pengangkatan orang kudus atau gereja yang mendasarkan pada ayat-ayat dalam 1Tes. 4:16-17. Namun saya kira kita tidak perlu memikirkan hal itu atau menjadikan sebuah skenario yang diciptakan manusia. Hal pokoknya adalah: Ia akan datang kembali, dan kedatangan-Nya tiba-tiba bagaikan pencuri malam, ada kejutan dan ketakterdugaan. Jangan sampai kita terlelap tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Memang di sini perlu kita cermati ayat yang menjelaskan peristiwa air bah di masa Nabi Nuh yang melenyapkan semua yang berdosa. Ada pesan mendahului dan Nabi Nuh diselamatkan bersama keluarganya (beserta hewan dan tumbuhan), sebab hanya mereka yang berkenan pada Tuhan di masa itu. Mungkin demikian pula digambarkan halnya akan terjadinya K4. Semua orang jauh dari Tuhan dan melupakan pentingnya pertobatan dan pengampunan. Maka ada penafsiran bahwa pada kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya, akan ada orang yang mengetahui atau menerima pesan atau tanda-tanda itu sebagaimana diberikan pada Nabi Nuh, sebelum Tuhan Yesus mengakhiri semua zaman ini. Bagaimana pun itu merupakan kerinduan bagi kita yang percaya dan taat kepada-Nya, sehingga kita lebih baik lagi dalam melakukan tugas dan panggilan yang diberikan kepada kita dalam kehidupan sehari-hari, khususnya menjadi berkat dan pertolongan bagi orang lain. Nabi Nuh tidak menerima tanggal yang pasti datangnya air bah itu, tapi ia bertekun mempersiapkan bahtera dan tetap mengumandangkan pertobatan bagi semua orang.
Ketiga: Seseorang dibawa dan yang lain ditinggalkan (ayat 40-41)
Hal yang dimaksud Tuhan Yesus dalam memberikan tanda-tanda bukanlah bertujuan berspekulasi untuk kepentingan diri sendiri, melainkan agar kita selalu berjaga-jaga dan siap sedia. Memang ada yang mengatakan bahwa sorga adalah tujuan hidup manusia yang ditafsirkan sebagai akhir dunia, tetapi itu bukanlah semata-mata tujuan hidup kita, apalagi dengan mengasingkan diri atau melakukan askese (pertapaan). Kita juga tidak menjadikan dunia ini sebagai tujuan akhir dan menikmatinya. Kita harus bekerja di dunia ini dan terus berkarya hingga ajal datang menjemput kita, atau bilamana secara tidak terduga Kristus hadir untuk menjemput kita orang-orang percaya maka kita tetaplah orang yang siap dan waspada.
Tuhan Yesus juga mengingatkan bahwa tujuan sorga itu tidak bisa didasarkan pada kelompok atau ikatan dunia dalam bentuk keluarga, kerabat atau kelompok bangsa. Memang ada pemikiran pada bangsa Israel bahwa mereka adalah bangsa yang terpilih sehingga ada sikap arogansi keterpilihan itu. Namun melalui ayat yang kita baca, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa keselamatan itu bersifat individu, pribadi lepas pribadi, sesuai dengan iman dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupannya. Seseorang diselamatkan bukan karena ia keturunan raja atau pejabat, bukan karena suku bangsa, bukan pula karena memiliki harta banyak dan telah menyumbangkan banyak bagi banyak orang, melainkan keselamatan didasarkan pada iman kepada Tuhan Yesus dan iman itu berbuah pada ketaatan dan perbuatan yang menyenangkan hati-Nya.
Keistimewaan Israel sebagai bangsa sudah tidak berlaku lagi sepanjang mereka tidak taat, dan demikian juga keistimewaan orang beriman juga tidak menjadi prioritas apabila dalam kehidupannya segala perbuatan dan tindakannya jauh dari imannya. Firman Tuhan berkata, banyak orang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih. Kita yang keluar dari kegelapan kepada terang menjadi bagian dari bangsa yang terpilih dan imamat yang rajani, hanya terjadi apabila kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia (1Pet. 2:9). Meskipun kebersamaan kita di dunia ini ada di dalam ikatan keluarga yang kuat atau emosional yang tinggi, semua itu tidak ada artinya, sebab Tuhan akan membawa mereka yang taat, setia dan berbuah, dan akan meninggalkan mereka yang lupa akan panggilan keberadaannya di dunia ini. Apakah kebersamaan itu di ladang, di batu kilangan, bahkan di tempat tidur (sebagai suami istri), maka itu tidak berarti apa-apa.
Keempat: Berjaga-jagalah dan siap sedia (ayat 42-44)
Tawaran dunia ini memang bisa membuat kita lupa dan lalai dalam menghayati panggilan hidup di dunia ini. Banyak orang akhirnya tidak siap sedia menghadapi akhir zaman yang dalam pengertian sempit ketika hidup kita selesai dan dipanggil Tuhan menghadap-Nya melalui kematian, maupun dalam pengertian luas yakni K4. Dunia memang menawarkan kenikmatan jasmani dan kesenangan hati yang bersifat sesaat sehingga kita bisa tidak sadar terus menerus masuk dalam jeratan itu, melupakan Tuhan dan sesama manusia yang membutuhkan pertolongan kita. Kita hanya sibuk dengan urusan makan dan minum, kawin atau mengawinkan, dan membuat semua menjadi ajang meninggikan diri kita sendiri dan melupakan Dia yang memberi semuanya kepada kita.
Tuhan Yesus kembali tidak hanya untuk orang percaya saja, melainkan kepada seluruh umat manusia. Ia akan datang memperlihatkan kemuliaan yang Allah berikan kepada-Nya dan menjadi hakim atas bangsa-bangsa. Kita akan mengetahui dan memahami bagaimana semua yang terjadi di dunia ini dengan banyaknya misteri berupa ragamnya suku bangsa, keberadaan dan perpecahan bangsa-bangsa, kaya miskin, yang sakit dan sehat, adanya nabi-nabi dan agama serta kepercayaan, maka kebenaran yang hakiki akan disampaikan kepada kita yang taat dan percaya kepada-Nya. Pertanyaan-pertanyaan yang ada saat ini tidak harus membuat kita apatis, apalagi menjauh dari sikap percaya kepada Yesus Tuhan yang menjadi manusia 2000 tahun yang lalu. Kembalinya Yesus ke dunia adalah kemenangan bagi kita orang percaya. Dunia ini pasti menuju suatu titik akhir yakni kemusnahan dalam menyongsong bumi baru dan langit baru yang dijanjikan-Nya. Ia akan datang untuk mengumpulkan orang-orang yang percaya dan dikasihi-Nya.
Nasihat Tuhan Yesus ini sangat penting bagi kita di tengah-tengah persiapan sukacita kita dalam menyongsong natal dan tahun baru yang tiba sebentar lagi. Musim pesta akan hadir dan semua orang bersuka cita dengan perayaan yang menghabiskan daya dan dana yang besar. Atau mungkin saat ini kita sedang diterpa oleh pergumulan yang berat dan membuat kita menjauh dari Tuhan. Semua itu merupakan pilihan hidup yang harus kita lakoni dalam menyongsong pengadilan yang akan terjadi. Pertanyaannya adalah: Apakah kita sudah siap seandainya Ia datang? Pilihan yang aman dan pasti adalah tetaplah taat setia kepada-Nya serta tabah dan berbuah bagi banyak orang untuk meninggikan Dia. Alangkah bahagianya ketika Yesus datang, kita sudah bertobat dan menjadi manusia baru serta sigap melakukan tugas pelayanan yang disampaikan. Sikap berjaga-jaga merupakan ekspresi iman, penguasaan diri, dan merupakan pengharapan yang kuat bagi Dia.
Penutup
Minggu adven datang membawa pesan agar di samping sukacita perayaan memperingati lahirnya Sang Juruselamat ke dunia ini, sekaligus juga mengingatkan bahwa kedatangan-Nya kedua kali merupakan hari Tuhan dengan segala kuasa dan kemuliaan yang menyertai-Nya. Kita diminta membaca tanda-tanda alam dan zaman yang memperlihatkan Tuhan Yesus pasti datang kembali yang merupakan penggenapan janji-Nya. Sebagai orang percaya yang diminta taat kepada firmanNya maka kita perlu untuk siap sedia dan berjaga-jaga sehingga kita luput dari penghakiman dan masuk ke dalam sorga yang akan digenapkan-Nya. Kita rindu sebagai orang percaya mengetahui Tuhan akan datang untuk menjemput beserta dengan orang-orang yang kita kasihi, bukan hanya diri kita sendiri, melainkan banyak orang sebagai buah dari pemberitaan kita melalui kesaksian dan perbuatan, dan Tuhan kita yang Maha baik itu akan menyambut: "Berbahagialah engkau, hai hamba yang setia". Siap sedialah dan berjaga-jagalah, sebab waktu-Nya tidak kamu tahu.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 33 guests and no members online