Kabar dari Bukit 9 Oktober 2022
Kabar dari Bukit
KEKUATAN BERFIKIR POSITIF (Yer. 29:1, 4-7)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer. 29:11)
Salam dalam kasih Kristus.
Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini, Yer. 29:1, 4-7. Ini tentang surat Nabi Yeremia kepada umat Israel yang sedang dalam pembuangan (ay. 1). Minggu lalu kita diberitahu, bahwa penderitaan umat semasa diangkut dari Yerusalem dan dibuang ke Babel, sangatlah berat, mengingatkan kembali ke era perbudakan di Mesir (lihat minggu lalu).
Ada beberapa hal yang disampaikan Nabi Yeremia pada umat dan menjadi pelajaran bagi kita juga. Pertama, tidak perlu menangisi apa yang sudah terjadi, tetapi lanjutkanlah hidup. Nabi Yeremia mengatakan, “Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya” (ay. 25). Artinya, tidak ada gunanya meratapi kenahasan nasib, tetapi lebih baik menghadapi realitas dan tantangan ke depan, mempersiapkan diri dengan tegak kepala.
Kedua, perlu fleksibilitas terhadap aturan yang ada, jika aturan itu membuat situasi lebih buruk. Memang kadang aturan dibuat dalam konteks kecil, sesaat, padahal kenyataan dan situasi terkini tidak selalu sama. Maka perlu melihat secara luas, meski hati-hati, bisa berbahaya. Oleh karenanya hikmat perlu digunakan. Orang Israel pada prinsipnya tidak menyukai kawin campur dengan suku lain, tetapi Nabi Yeremia mengatakan, “ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!” (ay. 26).
Memang ada alasannya. Ada nabi lain yang mengatakan, mereka tidak lama dibuang dan akan kembali. Namun pembelokan aturan ini oleh nabi Yeremia, mengingat mereka yang dibuang kebanyakan adalah laki-laki. Daripada menimbulkan masalah, lebih baik berpikir panjang, aturan dimaknai kembali. Ada anomali, boleh pengecualian, bila memang tidak terhindarkan lagi dan prinsipnya adalah kasih serta kepentingan yang lebih besar. Kita ingat Tuhan Yesus ketika memetik gandum di hari Sabat (Mat. 12:1-8). Tuhan akan maklum hal itu.
Ketiga, nabi Yeremia menganjurkan mereka berpikiran positip dan terbuka. Ia menuliskan, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (ay. 7). Jadi jangan menunggu atau merusak yang ada untuk bermimpi mendapatkan yang baru. Manfaatkan dahulu situasi yang ada untuk mewujudkan mimpimu. Dimana pun kita berada mesti menjadi berkat dan mengenalkan Tuhan kita.
Ini dapat kita lihat pada beberapa suku "pendatang" di Indonesia. Mereka sebagian bahkan orang pelarian. Tetapi mereka bekerja keras, berkembang dengan baik dan pesat, membawa pengaruh besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Oleh karena itu, berpikir positif dalam situasi buruk adalah kunci untuk kemajuan.
Ada sebuah buku terkenal, KEKUATAN BERPIKIR POSITIP. Penulisnya Norman Vincent Peale. Ia seorang pendeta, namun bukunya tidak melulu pendekatan Alkitab dalam memberikan solusi. Menurutnya ada 17 jalan untuk berpikir positip. Yang pertama adalah percaya diri, dan yang terakhir adalah bagaimana memanfaatkan Kuasa yang lebih tinggi.
Jadi menghadapi sesuatu yang buruk terjadi, kuncinya adalah dimulai dari diri sendiri. Tuhan memberikan rancangan yang indah damai sejahtera (ay. 11). Kita perlu mengoptimalkan upaya yang bisa dilakukan dengan tetap dalam doa. Tetapi ada kalanya kemampuan kita mentok, seolah buntu. Oleh karena itu perlu pertolongan dari “Yang Maha Kuasa”. Kuasa itu nyata dan ingin menolong kita keluar dari kesulitan.
Maka beranilah datang, panggillah, “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui" (Yer. 33:3). Memang hidup ini misteri, tetapi iman kita penting mengakui bahwa Allah tidak akan membiarkan kita sendiri. Ia ingin kita sebagai pemenang dalam segala perkara. Allah tetap peduli dengan kasih-Nya yang besar.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 21 guests and no members online