Sunday, November 24, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 13 Maret 2022

 

Kabar dari Bukit

 

 

KEKUATAN PERCAYA (Kej. 15:1-12, 17-18)

 

 

Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (Kej. 15:6)

 

 

 

Semua ingin anak dan cucu kita lebih maju dan diberkati. Bila diri kita sekolah S1, kita pun berharap anak bisa S2 atau S3. Jika kita bekerja sebagai staf, wajar berharap anak-anak mencapai manajer bahkan direktur. Jika kita tinggal di perumahan sempit, maka kita berharap anak cucu kita bisa tinggal di perumahan yang nyaman. Itu wajar. Tapi yang terpenting, tentunya, anak cucu kita tetap menjadi pribadi/keluarga yang mandiri, dalam iman teguh kepada Kristus, dan menjadi berkat bagi orang lain.

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Kej. 15:1-12, 17-18. Judul perikopnya: Perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya. Bagian awal menceritakan tentang kesedihan Abraham bahwa ia tidak memiliki keturunan (ayat 1-4). Kita tahu istrinya Sara mandul. “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Abraham pun percaya dan Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran (ayat 5-6).

 

 

Adakah janji Tuhan yang kita pegang teguh? Sudahkah kita merasa bahwa Tuhan telah memberikan janji-janji-Nya kepada kita dengan mengikut Tuhan Yesus? Bila kita belum merasakan ada janji itu, maka sebaiknya kita membaca Alkitab lebih rajin. Mulai saja dari PB dan terus ke Mazmur, dan bila suka, teruskan ke PL. Alkitab adalah Buku Janji. Bacalah, dan ketahuilah, itulah janji Tuhan kepada kita anak-anak-Nya.

 

 

Kunci kedua, berusahalah agar janji itu melekat bersemayam dan menguasai hati akal pikiran kita. Isi Alkitab jangan dilihat sekedar pengetahuan. Untuk itulah Abraham patut kita teladani. Percayalah Abram kepada Tuhan dan Tuhan melihat itu sebagai kebenaran. Disini kita melihat KEKUATAN PERCAYA. Abraham bahkan meminta tanda atau jaminan (ay. 8). Ia telah melihat manusia memiliki kemampuan yang terbatas, tetapi Allah memiliki Kuasa yang tidak terbatas. Allah pun memberikan peneguhan atas janji-Nya (ayat 9-10, 17).

 

 

Buah percaya Abraham dijelaskan dalam Alkitab PB di tiga bagian, yakni Rm.4:3; Gal. 3:6 dan Yak. 2:23. Kitab Roma menjelaskan dengan penerimaan Abraham, maka Allah menjadi Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Kitab Galatia menjelaskan, dengan kita mengikuti Abraham maka kita juga menjadi anak-anak Abraham, karena kita hidup dari iman (Gal. 3:8). Kitab Yakobus menjelaskan bahwa dengan kita percaya seperti Abraham, maka kita akan menjadi Sahabat Allah. Luar biasa.

 

 

Namun hidup tidak berhenti hanya di percaya saja. Percaya adalah dasar dan pegangan. Untuk itu kita diminta melakukan sesuatu, yakni ketaatan. Abraham taat ketika Allah memberi perintah kepadanya untuk mempersiapkan persembahan yang terbaik. Ia patuh taat dan menjaganya (ay. 9-12). Memang perlu bukti bahwa iman percaya mewujud dalam perbuatan. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:17). Setelah percaya perlu ketaatan dan kesetiaan sebagai anak-anak Allah dan sahabat Allah. Percaya, taat setia, dan memberi yang terbaik, itulah prosesnya.

 

 

Tuhan juga tidak selalu memberi dengan mudah dan mulus. Kadang jalan yang panjang, sebagaimana kepada Abraham. Firman-Nya, beberapa generasi akan melewati perbudakan dan penderitaan (ay. 13-16). Namun tertundanya janji merupakan ujian dan latihan agar kita bertekun dan tetap setia. Kita diminta memegang teguh bahwa Allah akan menggenapkan janji-Nya dalam hidup kita. Ia Allah yang Maha Kuasa.

 

 

Abraham yang sudah tua, takut. Kita pun mungkin takut atau khawatir tentang anak-anak kita; juga terhadap orang yang kita kasihi. Mari belajar dari Abraham, PERCAYALAH kepada Allah. Bila merasa kurang kuat percayanya, berserulah, "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" (Mrk. 9:24). Serahkanlah kepada-Nya. Berusahalah taat meski melalui jalan yang berat. Berikanlah yang terbaik untuk menyenangkan hati-Nya. Ia akan memberi yang kita tidak pernah pikirkan (ay. 18; band. Mzm. 37:5).

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 11 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7550895
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
4005
65942
4005
7247234
585757
1386923
7550895

IP Anda: 162.158.163.224
2024-11-24 15:43

Login Form