Thursday, November 21, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 20 Februari 2022

 

Kabar dari Bukit

 

 MELIHAT DENGAN IMAN (Kej. 45:3-11, 15)

 

 

Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu…. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah (Kej. 45:7-8a)

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Kej. 45:3-11, 15. Nas ini bercerita tentang reaksi Yusuf terhadap para saudaranya yang datang mengungsi ke Mesir karena kelaparan melanda Israel. Saudara-saudaranya tidak mengenalinya lagi. Sebelumnya Yusuf mereka jual sebagai budak, karena iri dan benci diperlakukan istimewa oleh Yakub ayah mereka (Kej. 37:3-4).

 

 

Sebagai manusia biasa, ketika ada hal buruk atau yang tidak mengenakkan datang, apalagi itu tampak sebagai “ulah manusia”, maka reaksi kita umumnya adalah kesal, kecewa dan bahkan ingin melakukan pembalasan. Namun melalui nas pengalaman Yusuf, kita diberi pengajaran agar selalu melihat dengan iman atas masalah, ujian/cobaan, tantangan yang terjadi dalam kehidupan.

 

 

Pertama, hilangkan pikiran untuk membalaskan hal buruk yang terjadi, terlebih itu saudara atau sahabat kita. Klarifikasi boleh saja untuk menjernihkan pikiran. Meski kemudian kita anggap orang itu salah, brengsek, jahat, tetaplah selesaikan dalam hati. Anggap semua terjadi atas seizin Tuhan, sehingga kita kembalikan kepada-Nya. Dia-lah sebagai hakim dan memberi penghukuman (Ibr. 10:30; Rm. 12:19). Nas parallel hari ini Luk. 6:27-38 mengajarkan, orang Kristen wajib hidup dalam kasih dan pengampunan, bahkan mengasihi musuh.

 

 

Kedua, janganlah menghujat atau menganggap Tuhan tidak sayang sama kita; meski mungkin itu ulah diri sendiri tidak disiplin. Alkitab mengajarkan, Tuhan pasti mempunyai maksud tertentu. Ini yang dikatakan Yusuf, “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (ay. 5). Tuhan ingin kita lebih siap dan kuat, tidak mudah menyerah, lebih menggantungkan diri kepada-Nya (Rm. 5:3-4). Yusuf difitnah oleh istri Potifar dan dipenjara karena tidak mau menuruti nafsu jahatnya (Kej. 39: 20-21). Tapi Yusuf takut akan Tuhan; tetap sabar, taat dan setia. Ia berserah, dan Tuhan pun bekerja membuka jalan, melalui kemampuan menafsir mimpi teman sepenjaranya (Kej. 41:15).

 

 

Ketiga, selalu bersikap positif dan berterima kasih atas “musibah” yang terjadi. Yang perlu adalah kita meminta pertolongan kepada Tuhan, agar dimampukan melewati ujian tersebut dengan kemenangan, bukan kalah sebagai pecundang yang menyesali diri semata. Hidup dijalani dengan integritas dan tanggungjawab. Percaya pada pemeliharaan Tuhan, sebab Ia tidak akan membiarkan anak-anak-Nya jatuh tergeletak (Mzm. 37:24).

 

 

Orang yang berhasil melewati badai akan lebih tangguh. Prinsip menjalaninya, tetaplah semangat dan melakukan yang terbaik. Jauhkan respon negatif yang mengurangi semangat dan daya juang. Jalan terjal menanjak akan membuat kita lebih kuat; angin kencang akan mendalamkan pondasi hidup kita. Yusuf bekerja keras dan akhirnya setelah Tuhan membuka jalan dengan menafsirkan mimpi Potifar, Yusuf dipercaya sebagai tangan kanannya (Kej. 39: 2-3). “Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan” (Ams. 21:21).

 

 

Pelajaran keempat, yakni menyadari tidak ada perubahan terjadi dalam sekejap. Perjuangan tidak selalu semudah membalik tapak tangan; tetapi Tuhan akan menolong kita memampukan untuk mengatasi segala cobaan. Semakin berat tantangan yang kita lalui, semakin matang dan berhikmat rohani kejiwaan kita (Yak. 1:3-4). Melihat dengan iman semua persolan yang terjadi dalam hidup, berarti melihat Tuhan terlibat dalam situasi yang kita hadapi. Ini bedanya jika hanya melihat dengan akal pikiran (2Kor. 5:7). Allah Mahabaik pasti memiliki rencana, dan mari kita dengan rendah hati menyerahkan dan mengikutkan Dia dalam memenangkannya. “Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka” (ay. 15). Alangkah indahnya kasih dan berkeluarga.

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 562 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7414678
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
57793
61324
167444
7204198
449540
1386923
7414678

IP Anda: 162.158.170.153
2024-11-21 23:48

Login Form