Tuesday, December 03, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 13 Februari 2022

 

Kabar dari Bukit

 

 

KUTUK DAN BERKAT (Yer. 17:5-10)

 

 

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yer. 17:7)

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Yer. 17:5-10. Nas ini berbicara tentang kutuk dan berkat. "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk” (ayat 5-6).

 

 

 

Sebaliknya ayat 7-8 menuliskan, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

 

 

 

Berkat dan kutuk merupakan dua hal gamblang sejak awal dipaparkan dalam Alkitab. Kejadian 1 ayat 22 dan 28 berbicara tentang berkat, tetapi kejadian 3 dan 4 telah berbicara tentang kutuk kepada ular dan manusia. Kedua kata ini memang memiliki kekuatan dan kuasa, menjadikan sesuatu baik atau buruk, tergantung latar belakang dan yang mengungkapkannya. Berkat dan kutuk kemudian dituliskan panjang lebar sebagai pilihan bagi bangsa Israel, agar selalu mendengarkan suara Tuhan dan setia (Ul. 28).

 

 

 

Allah mengasihi manusia dan tidak ingin manusia berjalan dalam hukuman dan kegelapan. Kebaikan selalu mendahului maksud Allah terhadap manusia. Oleh karena itu Allah memberikan petunjuk, dan manusia diminta patuh; kepatuhan yang didasari kasih, bukan rasa takut. Ketidakpatuhan perlu disadari akan berakibat kutuk, yakni penghukuman berkaitan dengan dosa, perbuatan melawan dan ketidaktaatan kepada Allah (Bil. 5:21-27; Yes. 24:6; Yer. 29:18), bahkan dapat terikut ke keturunan selanjutnya (Kel 20:5; 34:7; Bil 14:18; Ul 5:9).

 

 

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kutuk merupakan doa atau kata-kata yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada seseorang. Ini berarti manusia juga mempunyai “hak” untuk memberikan kutuk. Ada beberapa kisah dalam Alkitab yang membenarkan hal tersebut, khususnya dalam PL. Nabi Zakharia mengutuki para pencuri dan pesumpah palsu melalui gulungan kitab yang diterbangkan (Za. 5:1-3). Goliat mengutuki Daud (1Sam. 17:43). Tetapi semua itu merupakan kedaulatan Allah, yang akan adil melihat latar belakang semuanya (Pkh. 8:9-13). Tanpa perkenaan Tuhan, tidak ada kuasa yang dapat menurunkan kutuk kepada umat-Nya. Ketika iman berada dalam Yesus Kristus, kita telah menjadi ciptaan baru (2Kor. 5:17), yang menghilangkan penghukuman dan kutuk masa lalu (Rm. 8:1)

 

 

 

Namun nas minggu ini bagian terakhir, mengingatkan kita tentang “betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu. Tetapi Tuhan yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya (ay. 9-10). Oleh karena itu, mari kita menjaga hati dari godaan ego pikiran dan iblis si jahat, hidup seturut dengan firman-Nya, dan berusaha menyenangkan hati-Nya. Selalu ingat hukum tabur tuai (Gal. 6:7-9; 2Kor. 5:9-10). Perjanjian Baru mengajarkan kita untuk tidak mengutuk, melainkan menjadi berkat. Allah Mahaadil yang memberi penghukuman. Tetaplah taat dan percaya, mengandalkan dan menaruh harapan pada TUHAN, sehingga kita dan anak-cucu kita hidup dalam berkat dan bukan dalam kutuk.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 709 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8034659
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
6717
80866
185944
7546890
185944
883577
8034659

IP Anda: 162.158.163.140
2024-12-04 02:20

Login Form