Khotbah Mingggu 6 Februari 2022
MINGGU V SETELAH EPIFANI
PENJALA MANUSIA (Luk. 5:1-11)
Saya dan Ketua Sinode kami (yang menggantikan saya) saat berada di Pulau Sumba, NTT. Kita diundang untuk acara baptisan warga di dua desa yang sebelumnya menganut kepercayaan suku, dan kini telah siap menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Sebelumnya juga sudah beberapa kali dilakukan baptisan yang sama oleh ketua pengurus wilayah Sumba. Ya, ada 35 gereja kami disana dengan satu sekolah SMTK.
Firman Tuhan hari Minggu ini sesuai leksionari untuk kita renungkan dari Luk. 5:1-11, menceritakan Rasul Simon Petrus yang semula nelayan penjala ikan dan Tuhan ubahkan menjadi penjala manusia. Petrus sepanjang malam tidak mendapatkan ikan hasil tangkapan. Kemudian Tuhan Yesus menyuruh menebarkan jala ditempat dalam yang ditunjukkan-Nya. Petrus pun dengan berat hati menebarkan jalanya, dan hasilnya sungguh luar biasa! Mukjizat. Petrus memanggil teman-temannya dan semua mendapat banyak.
Melihat hal itu, Petrus pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebuah sikap rendah hati. Ia telah meragukan Yesus dan merasa berdosa tak layak. Tetapi Yesus dengan kasih dan kuasa-Nya, mengatakan dengan jelas: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia" (ayat 10b).
Menjala manusia! Membawa jiwa-jiwa baru kepada Kristus. Ini tugas panggilan semua pengikut Kristus. Banyak orang dan wilayah di Indonesia yang belum mengenal-Nya. Bahkan di Sumba NTT masih banyak yang hidup dengan kepercayaan tradisional dengan peran roh-roh nenek moyang. Timbul rasa kasih. Mengapa? Karena mereka hidup dalam rasa takut. Roh-roh jahat atau roh orang mati dianggap masih sering datang mengganggu. Tentu ini menghambat pola pikir dan sekaligus menjerat hidup mereka untuk tidak cepat melangkah maju.
Simon Petrus telah melihat keajaiban dari Yesus. Ia pun mengaku dosanya, dan merasa tidak layak. Tetapi Yesus memanggilnya untuk ikut menjala menyelamatkan jiwa-jiwa. Kita pun yang sudah melihat mukjizat Yesus dalam hidup kita yakni Dia telah menebus dosa-dosa kita, membebaskan kita dari rasa takut, memberi kita hidup yang kekal, selayaknya mengambil bagian dalam menjala manusia. Ladang banyak yang menguning dan siap dituai (Mat. 9:37; Yoh. 4:35). Pesan nas minggu ini: jangan merasa mukjizat belum ada dalam hidup kita, dan merasa tidak perlu ikut menabur, menyiram, berperan dalam pekabaran Injil. Dan, kita bisa kelak tidak layak ikut menerima tuaian. Tuhan memberkati, amin.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 8 guests and no members online