Sunday, November 24, 2024

Khotbah Minggu 23 Januari 2022

 

 Khotbah Minggu Ketiga Setelah Epifani

 

DIA DATANG UNTUK MEREKA YANG MENDERITA (Luk. 4:14-21)

 

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Neh. 8:1-3, 5-6, 8-10; Mzm. 19; 1 Kor. 12:12-31a

 

 

 

Pendahuluan 
Mungkin dalam hati kita pernah bertanya: Mengapa Tuhan Yesus singkat sekali "hidup" di dunia ini? Hidup dalam pengertian Ia sebagai manusia yakni sekitar 33 tahun, bahkan hanya tiga tahun dalam pelayanan-Nya. Mungkin jawaban rasional satu-satunya adalah: Ia telah memberikan mandat dan kuasa pelayanan itu kepada kita orang percaya dan tugas itulah yang kini harus kita emban.

 

 

 

Tujuan Tuhan Yesus turun ke bumi adalah untuk menyelamatkan manusia yang dikasihi-Nya dari maut dan membawa kepada kehidupan kekal. Kalau kita urutkan pesan-pesan Tuhan Yesus yang disampaikan dalam Alkitab, maka pesan pertama adalah agar manusia bertobat karena kerajaan Sorga sudah dekat (Mat. 3:17; Mrk. 1:14-15). Pesan kedua adalah nats yang kita baca untuk minggu ini yang lebih fokus pada pembebasan mereka yang menderita. Maka dari bacaan minggu ini ada beberapa hal yang bisa kita tarik sebagai pelajaran dan pegangan.

 


Pertama: Hidup Yesus selalu penuh Roh (ayat 14, 18)

 

Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes, maka tampaklah Roh Kudus dalam rupa burung merpati yang meneguhkan Yesus adalah Anak yang dikasihi Bapa-Nya dan berkenan kepada-Nya (Luk. 3:21-22). Kemudian dalam pasal 4 ayat 1 dab dijelaskan bahwa Yesus yang penuh Roh dapat mengalahkan godaan iblis atas berbagai tawaran yang menarik. Ini merupakan bukti lagi bahwa Yesus adalah Anak Allah dan tidak berdosa. Dalam kuasa Roh juga Yesus kembali ke Galilea dan sejak itu tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu (ayat 14).

 

 

 

Hal yang bisa kita pelajari dari ayat ini adalah bahwa hanya dengan kuasa Roh saja kita dapat mengalahkan iblis yang jahat itu. Kemampuan manusia sangat lemah dan terbatas sementara kuasa iblis juga tidak sembarangan, bahkan Allah telah "memberikan" dunia ini kepadanya. Oleh karena itulah iblis selalu menawarkan godaan dan kenikmatan dunia ini kepada manusia agar mau mengikuti kemauannya dan meninggalkan Allah. Tanpa Roh Allah maka manusia akan mengikuti iblis ini sebab tawarannya memang seringkali begitu menarik meski dalam sudut pandang sempit dan terbatas.

 

 

 

Bagaimana dengan kita? Apakah dunia ini atau iblis yang licik itu terus menerus menawarkan sesuatu sehingga menjual iman dan mengalahkan kita? Kekalahan iman dapat saja terjadi dari tawaran keinginan daging, ketakutan, masalah keuangan, sakit-penyakit atau hal lainnya. Hal yang perlu kita sadari adalah blis akan terus menyerang orang percaya atau paling tidak mencoba dengan menetralisir munculnya perasaan berdosa, perasaan malu atau perasaan bersalah.

 

 

 

Maka satu-satunya jalan melawan godaan iblis dan dunia itu adalah memohon pertolongan Roh Kudus agar Ia mau diam dan menguasai diri kita sehingga kita penuh dengan Roh dan hasilnya dapat mengalahkan iblis yang jahat itu, sebagaimana Tuhan Yesus menang karena penuh Roh. Cara yang terbaik dalam membuat Roh itu yang menguasai kita adalah dengan terus mengingat dan berkomitmen kepada firman-Nya serta hidup yang berserah sepenuhnya kepada-Nya.

 


Kedua: Tugas utama yang efektif adalah mengajar (ayat 15, 21)

 

Sinagoga merupakan tempat berkumpul dan pusat peribadatan umat Yahudi setelah bait suci diruntuhkan tahun 586 SM. Oleh karena itulah ibadah hari Sabat dan proses belajar-mengajar umumnya dilakukan di sinagoge ini, serta ini pula yang merupakan kesukaan dan kebiasaan Yesus rajin ikut dalam proses belajar-mengajar tersebut (ayat 16). Bahkan karena “kepintarannya”, semua orang memuji Dia (ayat 15 dan 21).

 

 

 

Yesus mengambil pilihan belajar pada masa kecil dan masa mudanya tentang firman Allah dan itu yang membawa Yesus juga rajin mengajar orang lain dan kepada murid-murid-Nya. Yesus  tentu memiliki alasan yang kuat memilih jalan mengajar tersebut, bukan dengan memimpin pemberontakan, yakni agar apa yang diajar dan dimaksudkan-Nya itu berbuah menjadi “kesadaran” dan pemahaman ke dalam hati nurani sendiri (band. Ibr. 10:15). Seseorang yang sudah memiliki kesadaran dan meresap ke dalam hati nuraninya akan memberikan dampak dan hasil yang lebih maksimal dan panjang dibandingkan dengan pendekatan ancaman atau hukuman.

 

 

 

Mengajar atau belajar berarti membuat orang menjadi mengerti atas ajar-an yang diberikan. Ajaran itu termaktub dalam dua pola yang penting, yakni “Hendaklah” dan “Janganlah”. Kesadaran dan pemahaman inilah yang menjadi tujuan Yesus, sebagaimana kita sebaiknya memiliki keinginan dan kerinduan yang sama akan hal itu. Proses belajar dan mencintai firman Tuhan dapat menumbuhkan kebiasaan yang baik bagi setiap orang, dan sekaligus menumbuhkan motivasi agar dapat menjadi anak-anak yang berkenan kepada-Nya. Proses belajar juga secara otomatis akan menambah pengetahuan dan bahkan dapat menjadi ketrampilan, dan ini akan memberikan hal yang positip bagi diri kita sendiri dan orang lain. Hal yang diperlukan dalam membangun kerinduan belajar ini adalah dengan komitmen baik dari sisi penyediaan waktu maupun membangun rasa haus akan pengenalan Allah yang lebih sempurna dan tujuan akhir menyenangkan hati-Nya.

 

 

 

Neh 8 dalam bacaan leksinari kita menggambarkan bagaimana Nehemia sebagai pejabat bersama-sama dengan Ezra ahli kitab itu mulai mengajar kembali hukum Taurat kepada umat setelah mereka kembali dari pembuangan di Babel. Disini ditekankan bahwa belajar firman Tuhan itu merupakan dasar dari pengenalan kepada Allah. Kitab Mazmur 19 juga yang merupakan bagian dari bacaan kita minggu ini memberikan gambaran betapa firman Allah itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya (Mzm. 19:8-9).

 

 

 

Ketiga: Tujuan akhir adalah pembebasan (ayat 18, 19)

 

Pesan Yesus yang paling utama dalam minggu ini ada pada ayat 17 dan 18 ini, yakni nats yang dibaca Yesus dari Yes. 61:1-2. Pesan ini sebenarnya penggambaran nabi Yesaya akan tahun Sabat dan tahun Yobel (Im. 25), ketika bangsa Israel dibebaskan dan kembali dari pembuangan Babel, yakni pembebasan kepada mereka yang tertawan dan menderita begitu lama. Pesan utama dari nats tersebut adalah:

 

 

 

-          Datangnya kabar baik baik kepada orang miskin

 

-          Pembebasan kepada orang-orang tawanan

 

-          Penglihatan kepada orang buta

 

-          Pembebasan orang-orang tertindas

 

-          Pemberitaan tahun rahmat sudah tiba

 

 

 

Tetapi apa yang terjadi setelah kembalinya umat Israel dari Babel tetap tidak menyenangkan hati Tuhan dan bangsa Israel seringkali melupakan Allah mereka yang sudah menolong dan membimbing mereka demikian lama. Pesan inilah yang disampaikan kembali oleh Tuhan Yesus dan menutupnya dengan perkataan: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Semua orang yang mendengar tentu saja terkejut dan bahkan marah kepada-Nya. Tetapi Yesus memahami situasi yang tidak kondusif tersebut dan kemudian memilih Ia pergi.

 

 

 

Inti pesan yang dimaksudkan oleh Yesus pada saat itu adalah tibanya tahun rahmat tersebut yakni berita atau Injil keselamatan kepada mereka yang menderita dan pembebasan dari segala kuk dan beban yang menghimpit hati dan pikiran umat Israel pada saat itu. Mereka sudah begitu lama terjajah oleh bangsa Romawi dan terbelenggu dengan legalitas hukum Taurat serta kedudukan para imam dan ahli Taurat yang seharusnya melayani tetapi justru lebih mementingkan diri sendiri dan memberatkan umat pada saat itu.

 


Keempat: Tugas itu diserahkan kepada kita (ayat 20)

 

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa salah satu alasan masa hidup Tuhan Yesus di dunia ini yang begitu "pendek" dan pelayanan-Nya yang singkat hanya 3 tahun adalah bahwa kuasa dan amanat tugas itu telah diberikan kepada kita orang percaya. Pesan bahwa penginjilan dan pemberitaan kabar baik itu memang yang utama, sehingga semakin banyak orang diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan-Nya.

 


Akan tetapi pesan Tuhan Yesus dalam ayat 18-19 ini sebaiknya tidak ditafsirkan secara simbolis saja. Orang percaya dan gereja-gereja seyogianya terus menerus melakukan usaha-usaha yang sistematis dan terprogram untuk melihat kenyataan di sekeliling dan di masyarakat, yakni ikut menolong orang miskin keluar dari dunia kepedihan fisik mereka, membantu orang sakit yang tidak mampu untuk disembuhkan, menolong dan menghibur mereka yang tertindas dan tertawan karena ketidakmampuan dan ketidakadilan. Pesan itu tidak dapat hanya ditafsirkan secara simbolis saja, melainkan tetap dalam pengertian harafiahnya, yakni kalau masih ada orang miskin disekitar kita, orang sakit yang tidak mampu di lingkungan kita, orang tertindas, maka tugas orang percaya dan gereja untuk menolong mereka.

 


Dalam bacaan 1Kor. 12 untuk minggu ini dinyatakan bahwa Tuhan memberikan karunia-karunia rohani kepada hamba-hamba Tuhan dan orang percaya. Tentu pemberian karunia itu mempunyai maksud dan tujuan yakni semuanya adalah untuk pelayanan gereja-Nya. Oleh karena itu, karunia-karunia rohani yang ada disebutkan dalam nats ini, demikian juga dalam ayat-ayat lainnya, seharusnya semua dipakai untuk pesan kedua maksud kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini yakni sebagaimana tertulis dalam ayat Luk 4:18-19 tersebut (untuk penjelasan karunia-karunia rohani yang tertulis dalam Alkitab silahkan melihat artikel di website ini dalam kolom pembinaan teologia).

 


Orang percaya dan khususnya gereja-gereja seyogianya semakin menyadari tanggungjawab dan pendelegasian dari Tuhan Yesus tersebut, sehingga gereja-gereja tidak "asyik" dengan dirinya sendiri dan mengutamakan aspek-aspek lahiriah dari kegiatan-kegiatannya, melupakan amanat ini sebagai tugas yang melekat pada penginjilan dan berita keselamatan tersebut.

 


Kesimpulan
Nats minggu ini memberi kita banyak sekali kesadaran dan pemahaman akan tanggungjawab orang percaya dan gereja dalam panggilannya untuk dunia ini. Dimulai dengan pentingnya setiap orang percaya dipenuhi Roh untuk setia dan taat dalam melakukan firman-Nya serta mampu mengalahkan iblis yang jahat itu, terus belajar (dan mengajar) firman Allah sehingga kesadaran dan pemahaman semakin baik, serta menyadari akan banyaknya masalah sosial yang masih nyata di sekitar kita, yakni berupa kemiskinan, sakit penyakit yang tidak mampu disembuhkan karena keterbatasan dana, orang-orang tertawan dan tertindas yang memerlukan pertolongan dan penghiburan. Karunia-karunia Roh yang diberikan kepada kita dimaksudkan dipergunakan dan ditujukan untuk tugas tersebut.

 


Itulah tanggungjawab yang telah diserahkan Tuhan Yesus dalam pesan-Nya yang kedua ini agar kita terus menerus berusaha keras mewujudkannya.

 

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 14 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7550920
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
4030
65942
4030
7247234
585782
1386923
7550920

IP Anda: 162.158.163.207
2024-11-24 16:11

Login Form