Sunday, November 24, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 19 Desember 2021

 

Kabar dari Bukit

 

 

 

RINDU PERUBAHAN (Mi. 5:1-5)

 

 

 

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mi. 5:1)

 

 

 

Di tengah-tengah rindu perubahan atas rasa lelah mengalami pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun, ada dua berita memicu adrenalin kita naik. Pertama, Pak Luhut B. Panjaitan menyatakan, indeks keyakinan konsumen Indonesia saat ini kembali tinggi. Indeksnya 118,5 yang jauh lebih tinggi dari angka sebelum pandemi, bahkan sempat anjlok di bawah angka 100 poin (detik.com).  Ini menandakan peningkatan keinginan belanja atau pengeluarkan uang masyarakat semakin besar.

 

 

 

Tetapi berita kedua breaking news juga memicu tensi darah bereaksi: virus tipe Omicron sudah masuk ke Indonesia! Virus Omicron ini diduga sangat cepat menyebarnya, yang tadinya dianggap momok baru lebih mematikan; bersyukur ternyata kurang sebegitu kejam jenis Delta. Tetapi, sakit selama beberapa hari tetap menakutkan, terlebih bagi yang berpenyakit bawaan lain.

 

 

 

Situasi ini dihadapi bangsa Israel saat nabi Mikha menyatakan nubuatannya yang menjadi nas firman Tuhan di Minggu IV Adven hari ini, yakni Mi. 5:1-5. Judul perikopnya: Raja Mesias dan penyelamatan Israel. Mikha adalah nabi dari pedesaan yang dipakai Tuhan. Ia mengingatkan Raja Yotam dan Ahas yang korup dan juga para pemimpin Yehuda saat itu, seperti imam-imam dan nabi-nabi fasik, hakim-hakim yang tidak jujur dan para pedagang yang mementingkan diri sendiri. Ada banyak ketidakadilan, penindasan penduduk miskin, keserakahan, dan kejahatan lainnya. Mikha menyatakan, bila tidak dilakukan perubahan, maka kejatuhan Israel dan Yehuda pasti terjadi (Mi. 1:6-7; 1:9-16; 3:9-12).

 

 

 

Semua orang menginginkan perubahan. Dan tidak ada gunanya menyalahkan keadaan. Perubahan hanya terjadi jika manusianya sendiri berubah. Itu terjadi jika dimulai dari diri sendiri, tidak tergantung orang lain. Menjaga kesehatan, mengikuti prokes 5M, rajin berolah raga, berpikir positif dan selalu dalam doa dan pengharapan, merupakan kunci untuk melalui semua hal buruk pandemi ini. Maka kedua berita di atas tidak perlu menjadi fokus kita lagi dalam menjalani hidup saat ini. Lupakan. Semua itu hanya meneguhkan bahwa kita manusia tidak ada apa-apanya, kadang hampa sia-sia tanpa ada kasih dan penyertaan Tuhan yang berkuasa. Tetaplah rendah hati untuk taat dan takut kepada-Nya. Sebagaimana nubuatan Mikha terbukti nyata, dari kota kecil Betlehem, Sang Raja telah lahir! (ay. 1)

 

 

 

Kini semua kembali ke kita. Memang ada yang mengatakan, melakukan perubahan diri itu ibarat menegakkan benang basah; usaha yang mustahil dapat dilaksanakan. Kepribadian (orang dewasa) itu sudah membatu. Tapi itu tidak benar. Percayalah Alkitab yang mengatakan, “bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk. 1:37), dan “tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Mrk. 9:23). Semua hanya dimulai dengan bersyukur dan penerimaan diri, ada self affirmation. Kedua, mulailah dengan keyakinan: kita mau dan mampu berubah. Tanamkan di lubuk hati dan minta dipimpin Roh Kudus, kerinduan untuk berubah. Soal itu akan bertahun-tahun, jangan putus asa. Semua hanya membutuhkan latihan. Latihan rohani itu perlu, sama seperti latihan badani (band. 1Tim. 4:8). Mulai dari hal kecil saja. Hargai yang kecil. Betlehem desa kecil.

 

 

 

Kita semua tidak akan tahu bagaimana sebuah beban hidup dapat berubah menjadi sebuah sukacita. Yang kita tahu, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Maka kunci ketiga, terus menerus mengingatkan diri melalui doa dan pertolongan Roh Kudus, agar semua terkabul. Di sini hal yang menentukan adalah iman percaya kita kepada Raja yang kembali hadir ditengah-tengah kita. “Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera" (ay. 3-5). Berbahagialah mereka yang telah percaya (Luk. 1:39-55).

 

 

 

Kunci keberhasilan mendaki adalah selalu memandang ke atas, melihat ada keindahan yang tidak terkira ketika sampai di puncak pendakian. Demikian juga hidup, perjalanannya selalu ada harapan dan rintangan, itu seninya. Mari kita fokus mempersiapkan diri dengan datangnya Tuhan Yesus yang akan kita rayakan. Teruslah berubah semakin baik, maka dunia juga akan ikut berubah.

 

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati kita, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 39 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7551112
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
4222
65942
4222
7247234
585974
1386923
7551112

IP Anda: 172.69.165.76
2024-11-24 18:45

Login Form