Khotbah Minggu 17 Oktober 2021
Minggu XXI Setelah Pentakosta
SALIB DAN KEMULIAAN (Mrk. 10:35-45)
".... dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" (Mrk. 10:44).
Firman Tuhan hari Minggu ini, Mrk. 10:35-45, berbicara tentang hamba (dan anak-anak Tuhan) yang melayani; menjadi pemimpin yang bukan memerintah, apalagi dengan tangan besi dan kuasa yang keras. Sebelumnya, di ayat 32-34 Tuhan Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya yang sudah cemas dan ketakutan, saat mereka menuju Yerusalem dan kata-Nya: "Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati" (ayat 33a).
Ditengah rasa cemas itu, malah Yakobus dan Yohanes meminta keistemewaan buat mereka, yakni duduk dalam kemuliaan kelak, saat kerajaan-Nya berdiri: seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang lagi di sebelah kiri-Nya (ayat 37). Mereka salah, berpikir kerajaan Yesus mesianik di dunia. Permintaan yang juga manusiawi, sebab orang cenderung dan suka mencari kehormatan dan kemuliaan di dunia. Apalagi, mereka mungkin sudah " merasa berjasa" mengikut Yesus, menjadi murid yang dikasihi. Tetapi jawaban Yesus membalikkan logika dan menjadi paradigma Kristiani: "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" (ayat 43-44). Haleluya.
Yesus menjelaskan, untuk mendapatkan kemuliaan, para murid harus berani menderita, meminum cawan yang harus Dia minum, dan dibaptis dengan baptisan yang harus Dia terima (ayat 38). Meminum cawan berarti melewati penderitaan jalan salib sebagai terhukum, dihina, diludahi dan disiksa. Dibaptis berarti berubah menjadi manusia baru, menjalani hidup yang sepenuhnya berserah kepada Allah Bapa.
Mendapatkan keistimewaan perlu meneladani hidup yang dijalani Yesus, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (ayat 45). Yesus memberi teladan, tugas misi-Nya diselesaikan dengan baik dahulu, dan Ia tidak pernah berpikir mendapatkan kemuliaan itu nantinya.
Ia pun berujar: "tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan" (ayat 40). Maka kita pun yang sudah berpikir berhak atas sorga, perlu introspeksi: seberapa besar cawan yang kita minum, seberapa besar dan dalam kita menyerahkan hidup kepada-Nya? Nyanyian Kidung Baru (NKB) 199 berkata: "Berapa yang terhilang telah ‘ku cari; dan ‘ku lepaskan yang terbelenggu? Sudahkah yang terbaik ‘ku berikan, kepada Yesus Tuhanku?"
Selamat hari Minggu dan selamat melayani. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.
Pdt. Em. Ramles M. Silalahi
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 714 guests and no members online