Tuesday, December 03, 2024

Khotbah Minggu 10 Oktober 2021

Minggu XX Setelah Pentakosta

BERKORBAN (Mrk. 10:17-31)

 

Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah" (Mrk 10:27).

 

Firman Tuhan hari Minggu ini, Mrk. 10:17-31, berkisah dua hal: pertama, tentang orang kaya yang sukar masuk Kerajaan Allah. Ceritanya ada orang kaya yang taat sejak masa mudanya pada hukum Taurat, bertanya kepada Tuhan Yesus tentang jalan untuk memperoleh kehidupan kekal. Yesus pun menjawab: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku" (ayat 21).

 

Ia terpana. Kecewa. Tentu keputusan yang sulit. Tetapi Yesus mengetahui hatinya sehingga keluar pernyataan kedua-Nya tentang sukarnya orang yang memiliki banyak uang masuk ke dalam Kerajaan Allah. "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah", ujar-Nya (ayar 23, 25). Meski ada tafsiran ayat ini simbolik, tentu itu sesuatu yang mustahil. Yesus pun menjelaskan lanjutannya dengan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah" (ayat 27). Itulah anugerah. Belas kasihan Allah.

 

Kisah kedua dijadikan satu bagian dalam leksionari minggu ini, tentu karena inti pesannya sama. Petrus bertanya tentang upah mengikut Dia, dan dijawab-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal” (ayat 29-30). Dahsyat.

 

Maka menjadi jelas dari dua nas itu pentingnya berkorban dalam mengikut Yesus. Berkorban tidak diukur dengan ketaatan legalistik semata; tapi diukur dengan hati, kerelaan dan keyakinan “memberi yang terbaik”, hingga ada "rasa sakit" dalam memberi. Berusaha taat, tetapi tidak mau berkorban banyak padahal mampu, tentu Tuhan melihat itu sekadarnya saja.

 

Abraham menjadi teladan, berkorban dengan mengabaikan akalnya pergi menuju tanah Kanaan. Ia juga berkorban perasaan, ketika Lot keponakannya diberi prioritas memilih wilayah lebih dahulu (Kej. 13:8-9). Abraham berkorban rela memberi anaknya Ishak yang dikasihinya. Maka pesan nas minggu ini: kita pun, teruslah berkorban, memberi yang terbaik, hati, pikiran, waktu, tenaga, harta, bahkan nyawa, serta percaya sepenuhnya kepada-Nya. Jangan sampai, seperti dikatakan di ayat 31, “orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

Tuhan memberkati pelayanan kita sekalian, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 658 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8029887
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1945
80866
181172
7546890
181172
883577
8029887

IP Anda: 172.70.189.126
2024-12-04 00:42

Login Form