Sunday, November 24, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 25 Juli 2021

Kabar dari Bukit

MAKIN DEKAT, TUHAN (Mzm. 145:10-18)

 

Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau (Mzm. 145:10)

Firman Tuhan di hari Minggu ini sesuai leksionari adalah Mzm. 145:10-18. Judul perikopnya: Puji-pujian karena kemurahan Tuhan. Ini penutup Mazmur Daud sebelum masuk ke himne Doksologi Mzm. 146 – 150, yang selalu dibuka dengan kata Haleluya.

 

Raja Daud memberi gambaran Tuhan sungguh luar biasa. Sebutannya di bawah ini:

 

           Kerajaan-Nya mulia (ay. 11-12b)

           Perkasa (ay. 12a)

           Kerajaan-Nya kekal segala abad (ay. 13a)

           Setia dalam segala perkataan dan perbuatan-Nya (ay. 13b)

           Penopang bagi semua orang yang jatuh (ay. 14a)

           Penegak bagi semua orang yang tertunduk (ay. 14b)

           Memberi makanan dan mengenyangkan pada waktunya (ay. 15-16)

           Adil dalam segala jalan-Nya (ay. 17)

           Dekat kepada setiap orang yang dalam kesetiaan berseru kepada-Nya (ay. 18).

 

Ia menuliskan hal tersebut berdasar pengalaman pribadinya yang panjang. Tentu, kebesaran dan keagungan Allah tidak tergantung kepada manusia, apalagi oleh seseorang. Pertanyaannya justru bagi kita, apakah kita setuju dan pernah merasakan hal tersebut? Karya besar apa yang kita alami dan rasakan setelah percaya dan menjadi pengikut-Nya?

 

Keberadaan dan kebesaran Tuhan sangat realistis. Cara mudah melihat karya Allah tentu pada alam sementa. “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm. 19:1). Sejarah agama dan kebudayaan menjelaskan manusia membutuhkan Tuhan dengan alasan tertentu. Pandangan olah pikir filosofis cukup logis, bahwa ada Kuasa Supranatural yang mengatur semua aspek kehidupan jagad raya. Berbagai bentuk penyataan Tuhan di dalam alam semesta sangat jelas, seperti alam semesta dengan keindahannya, keberaturan, kesatuan sistem, juga kompleksitas dan kesempurnaan makhluk hidup, dan hal lainnya.

 

Tetapi di luar eksistensi kasat mata dan filosofis seperti itu, bagaimana dengan pengalaman rohani kita sendiri? Mungkin kita pernah mendengar kesaksian orang tentang betapa baiknya Tuhan, dan dahsyat karya perbuatan dan mukjizat-Nya. Tetapi apakah kita sudah merasakan hal yang serupa? Adakah pengalaman yang membebaskan kita dari hal “menyakitkan dan menakutkan”, yang menguatkan kerohanian kita? Apakah kita merasa ada pembaruan akal budi oleh Roh Kudus?

 

Kita berada di masa yang sulit saat ini. Pandemi Covid-19 sedang mengganas, membuat semua tidak berkutik: kaya, miskin, berpangkat, kuat dan merasa sehat, pendeta, petani dan lainnya, sama untuk virus bernama indah ini. Nasihat “jangan khawatir” dan “jangan takut” mungkin sering kita dengar. Tetapi hal yang lebih penting adalah, bagaimana kita berjalan bersama Tuhan menghadapi “ancaman dan bahaya” yang bisa datang setiap waktu?

 

Janganlah hanya oleh besarnya berkat-berkat yang membuat kita memuji dan memuliakan-Nya. Atau ketika menaikkan doa-doa panjang kita teringat akan Dia. Kini saatnya kita untuk lebih dekat kepada Tuhan. Jaga jarak, no way. Mari lebih sering menyapa Dia melalui doa dan firman-Nya, bersyukur menyanyikan kidung penyembahan, dan terutama ikut menjadi bagian kecil dari misi besarnya sebagai garam dan terang bagi sesama. Mari terus mendekatkan diri kepada-Nya untuk kita semakin tahu, bahwa Dia adalah Allah yang hidup dan setia penuh kasih. Maka, ketika cobaan dan ujian apapun datang, kita siap berkata: Allahku yang perkasa, berada di dekatku. Batu deritaku, ‘kan kubentuk menjadi Betelku, kokoh teguh. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah untuk kita semua.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 23 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7551265
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
4375
65942
4375
7247234
586127
1386923
7551265

IP Anda: 162.158.162.10
2024-11-24 22:42

Login Form