Friday, November 22, 2024

Khotbah Minggu 13 Juni 2021

Minggu IV Setelah Pentakosta

 

BENIH KERAJAAN (Mrk. 4:26-34)

 

 

Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu (Mrk. 4:26-27).

 

Firman Tuhan hari Minggu ini - sesuai leksionari - Mrk. 4:26-34 bercerita tentang perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus perihal Kerajaan Allah. Pada ayat 21-22 sebelumnya disebut juga perumpamaan lain: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian." Artinya, Kerajaan Allah itu harus dinyatakan dan dapat dilihat serta memberi dampak yang baik.

 

Pada nas minggu ini dikatakan, Kerajaan Allah itu seperti benih dan biji sesawi. Kita dapat mengartikan hal itu dalam empat hal. Pertama, Kerajaan Allah itu dimulai dengan benih yang ditabur. Yesus mengawalinya, dan benih itu terus ditabur yaitu firman. Firman hanya (dapat) ditabur bila ada penabur dan ladang yang luas yakni sekeliling kita. Ayat 1-20 memberi hikmat agar benih ditabur di tanah yang bisa hidup dengan subur dan tidak banyak ilalang semak duri, agar bertumbuh dan berbuah banyak.

 

Kedua, terwujudnya Kerajaan Allah itu sebuah proses panjang dan dalam proses itu Allah ikut bekerja (ayat 26-28); biji sesawi yang kecil bertumbuh menjadi pohon besar. Proses itu terjadi di dalam diri seseorang maupun dalam kehidupan komunitas atau universal, dan akan tampak wujudnya bila hidup (kita dan sesama) telah sampai pada tahapan damai sejahtera, penuh rasa syukur dan sukacita, lebih besar keinginan memberi dari meminta, tidak mudah menyerah dan putus asa.

 

Ketiga, Kerajaan Allah itu benih yang tumbuh bila lingkungannya sehat. Gereja atau persekutuan terus menyemai dengan mendorong bersaksi, siraman khotbah dan renungan yang menyegarkan dan menginsipirasi, pemimpin dengan keteladanan sebagai pupuk, serta adanya wujud program nyata menabur firman ke luar. Hal lainnya, kita juga tetap menjadi pembawa damai di lingkungan, penangkal intoleransi, tidak membalas yang jahat dengan kejahatan (band. nas minggu lalu, tidak mungkin iblis melawan iblis). Maka kehadiran kita pun mempunyai dampak dan berkat. Roh Allah hidup berkuasa dengan semangat yang berkobar.

 

Keempat, ada saat menuai. Benih yang kita tabur akan kita tuai, yakni "apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba" (ayat 29). Semakin banyak kita tabur maka tuaian pun semakin banyak.

 

Mari kita periksa, sebesar apa kita telah berperan ikut menabur benih-benih Kerajaan Allah. Membangun Kerajaan Allah berarti ikut menabur benih Kerajaan itu. "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" (ayat 9 dan 23). Hindari waktu kita berlalu sia-sia dan tidak peduli. Waspadalah dan bertindaklah dengan mulai membungkuk ikut menabur. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

Tuhan memberkati, amin.

 

Pdt. Em. Ir. Ramles M. Silalahi, D.Min.

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 713 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7443636
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
28394
58357
196402
7204198
478498
1386923
7443636

IP Anda: 162.158.162.211
2024-11-22 11:33

Login Form