Saturday, November 23, 2024

Kabar dari Bukit 3 Januari 2021

Kabar dari Bukit

SPESIAL DI HADAPAN ALLAH (Mzm. 147:12-20)

 

Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal. Haleluya! (Mzm. 147:20)

 

Firman Tuhan di Minggu kedua setelah Natal atau pertama di tahun baru ini, dari Mzm. 147:12-20, dengan judul perikop: Kekuasaan dan kemurahan Tuhan. Ayat 1-11 sebelumnya menekankan kekuasaan dan kemurahan Tuhan, dengan karya-Nya yang besar dan ajaib bagi umat-Nya Israel. Tuhan baik dengan memulihkan mereka dari pembuangan di Babel, menyembuhkan yang patah hati, dan membalut luka-luka mereka (ayat 1-3). Kebaikan tersebut meneguhkan pengakuan Allah Mahakuasa, yang menciptakan bintang-bintang dan membuat awan-awan penutup langit. Ia membuat gunung-gunung dan menumbuhkan rumput (ayat 4, 8). Maka untuk itu Allah sungguh layak dimegahkan, disembah, serta dinaikkan puji-pujian bagi-Nya (ayat, 6-7).

 

Kita pun sebagai jemaat Israel baru, pengikut Kristus, tentu sudah merasakan kuasa dan kemurahan Tuhan sepanjang tahun 2020. Kita merayakan Yesus Kristus yang turun ke dunia, menebus dosa-dosa manusia, sepanjang menjadikan Ia sebagai Juruselamat dan Raja yang memerintah hidup sehari-hari. Kita dapat menghitung hari-hari kemurahan Tuhan, membuat daftar besarnya, termasuk kemurahan-Nya kita sehat selamat masuk ke tahun 2021 ini.

 

Tetapi mungkin ada yang tidak dapat merasakan kebaikan Tuhan selama tahun 2020, atau sebelumnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Pertama, kita perlu menyadari bahwa kebaikan Tuhan tidak tergantung kepada keadaan kita atau seseorang. Dia Allah yang Mahabaik; itu karakter Allah. Tidak ada yang dapat mengubah itu. Mungkin kita merasa sudah meminta, bahkan mengklaim memintanya dengan iman. Tetapi hal yang perlu ditanyakan adalah: apakah kita memintanya dengan motivasi yang baik? Allah tidak memberikan ular jika anak-anak-Nya meminta ikan (Mat. 7:9-10, Flp 4:19).

 

Nah, kalau kita merasa Allah belum baik (kepada kita), justru pertanyaannya: Mengapa? Mazmur minggu ini mengajarkan: Pertama, kita belum sungguh-sungguh menjalankan perintah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kurang taat, itu istilah tepatnya. Jika kita merasa Allah berkuasa memberikan yang kita minta, maka taatlah pada aturan dan perintah-Nya. Bersekutu tiap pagi, berserah dalam menjalani kehidupan, produktif dan bekerja dengan baik, dan berbuah bagi sesama. “Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel,” kata Mazmur ini dalam ayat 19.

 

Kedua, kita mungkin tidak mensyukuri pemberian Allah yang sudah ada. Istilahnya, terus kurang puas. Allah Mahatahu akan kebutuhan dan keperluan kita. Tidak pernah ada yang mati karena kelaparan di negeri ini. Maka bila ada yang ingin ditambahkan, berusahalah dalam jalan Tuhan untuk meraihnya. Membuat rencana itu mutlak, sebab Allah lebih senang melihat rencana yang kita buat dan diberkati-Nya (Luk. 14:28; Yak. 4:15). Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.... (Mat. 7:7). Tetapi janganlah meminta hanya kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu (Yak. 4:3).

 

Kita juga harus belajar bersyukur bila ada pergumulan dan ujian iman yang datang menerpa. Sepanjang itu bukan karena kebodohan atau hilangnya hikmat, maka Tuhan pasti memberikan jalan keluarnya (1Kor.10: 13; Flp 4:13). Tetaplah semangat dan bersyukur. Tuhan menginginkan kita bertumbuh dalam keyakinan penyertaan-Nya, dan semua itu terjadi jika ada penghayatan firman yang dalam dan benar (lih. Rm 8:28). Ketahui firman-Nya, dan refleksikan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita semakin mengenal Allah yang Mahabaik itu. Jadi, jangan hanya manis di mulut saja (Mat. 2:1-12).

 

Allah berkuasa dengan karakter Mahabaik-Nya, maka tidak sulit merasakan kita telah diberkati. “Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik” kata ayat 14. Ia menyampaikan perintah-Nya, firman-Nya, maka semua terjadi, bahkan membalikkan (ayat 15, 18).

 

Merasa diri hebat bahwa kita tidak membutuhkan Allah, sebab pintu-pintu gerbang berkat telah ada, itu sikap yang salah. Matthew Henry mengatakan, palang pintu tetap Allah yang pegang (ayat 13). Palang itu bisa menutup semua, dan kemudian orang congkak menjadi sengsara. “Allah senang kepada orang-orang yang takut akan Dia,” kata nas di ayat 11.

 

Poin penting dalam nas Mazmur minggu ini adalah: jadikan diri kita spesial, istimewa di hadapan Allah. Jangan merasa kita seperti “orang kebanyakan”, biasa-biasa saja. Kita merupakan pilihan Allah dalam bagian rencana-Nya. Membuat “perjanjian dengan Allah” menjadikan kita spesial, dan Allah akan menyertai dengan janji tersebut (ayat 19). Dan ayat 20 nas mengatakan, “Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal. Haleluya!” Jadikan resolusi kita di tahun 2021 ini: aku istimewa di hadapan Tuhan. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 736 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7538291
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
57343
65706
291057
7204198
573153
1386923
7538291

IP Anda: 162.158.162.147
2024-11-23 18:26

Login Form