Monday, November 25, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 8 Nopember 2020

 

Kabar dari Bukit

BIJAKSANA ATAU BODOH

"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya” (Mat. 23:12)

  

Tidak terasa dalam tiga minggu ke depan menurut kalender gereja kita akan memasuki masa Adven. Firman Tuhan hari Minggu ini Mat. 25:1-13 berbicara tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, pengiring yang menyongsong mempelai laki-laki dengan membawa pelita. Tradisi menanti pengantin pria rupanya umum di Palestina. Dalam perumpamaan ini disebutkan dari sepuluh, ada lima gadis bodoh dan lima yang bijaksana. Gadis bodoh membawa pelita tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana membawa pelita dan juga minyak dalam buli-buli mereka (ayat 2-4).

Yang jelas semua gadis kemudian mengantuk dalam penantian, lalu tertidur. Tetapi di tengah malam, terdengar suara berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Dan kita tahu, gadis bodoh tidak dapat menyalakan pelitanya, dan tidak ada seorangpun gadis bijaksana yang mau memberi minyak. Mencari kesempatan di saat genting sering upaya sia-sia.

Peribahasa tua mengatakan, menjadi bijaksana merupakan penerapan pengetahuan, dan menjadi taat merupakan penerapan kebijaksanaan. Hubungan jemaat dengan Kristus diibaratkan bagaikan sepasang mempelai (Mzm. 45; Hos. 2:18; Why. 19:7). Penyatuan dalam upacara sorgawi akan berlangsung ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya (K4). Oleh karena itu, mereka yang tidak mengenal Tuhan dengan benar, yang hidup dalam kegelapan, akan sulit menjadi bijak seperti peribahasa tersebut. Tuhan dalam gambaran orang-orang bodoh hanya samar-samar, antara ada dan tidak ada, dan mengandalkan “kata orang”. Tuhan bagi mereka bukanlah Pribadi yang penuh kasih tetapi dapat marah dan menghukum. Hukuman bagi orang bebal dan bodoh merupakan bukti kasih bagi orang taat dan bijak; Allah Maha Adil.

Orang bodoh biasanya susah belajar dari orang bijak, sementara orang bijak akan terus belajar dari kebodohan orang. Itu kenyataan hidup. Dan kunci menjadi bijak adalah mengenal Kristus dengan berusaha terus merendahkan diri, takut akan Dia, bersikap hormat menyapa melalui doa dan firman-Nya, dan melakukannya setiap hari. Mengenal Tuhan sebagai Pribadi yang berkuasa atas hidup, membuat kita bijak dalam mengarungi kehidupan, dengan mosaik problematik saat suka maupun di saat duka. Pengharapan kuat terhadap janji Tuhan merupakan bukti ketaatan dan menunjukkan kita percaya penuh kepada-Nya.

Nas minggu ini mengingatkan kita tentang kedalaman dan kedekatan hubungan kita dengan Kristus, dan refleksi kerinduan kita untuk bertemu dengan-Nya menyongsong masa adven. Kedatangan Kristus tidak disangka-sangka dan kita tidak tahu hari maupun saatnya, bagaikan pencuri di malam hari, maka sikap kita hanya berjaga-jaga, selalu bersiap (ayat 13; Luk. 12:39; 2Pet. 3:10).

Menjalani hidup perlu perencanaan, disiplin dalam mewujudkan cita-cita. Ini akan membentuk karakter sekaligus sikap hidup dalam menghadapi rintangan dan cobaan. Bagi yang lengah dengan mengabaikan ketaatan, saatnya untuk kembali menghidupkan nyala roh hubungan kita dengan Tuhan kita. Penyesalan di saat akhir sering tidak berguna.

Jangan yang sudah dimulai dengan hal baik kita akhiri dengan hal yang bodoh, kata nasihat Warren Baffet, orang kaya dunia yang sederhana. Mari kita akhiri pertandingan hidup dengan iman dan setia (2Tim. 4:7). Jangan sampai ketika masa itu tiba, kita adalah bagian dari yang berteriak memohon membukakan pintu sorga, tetapi jawaban-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu” (ayat 12). Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 5 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7551586
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
277
4419
4696
7247234
586448
1386923
7551586

IP Anda: 162.158.163.57
2024-11-25 08:27

Login Form