Thursday, November 21, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 13 September 2020

Kabar dari Bukit

MENGAMPUNI 70X7

 Khotbah Mat. 18:21-35

 

"Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu" (Mat. 18:35).

Firman Tuhan hari Minggu ini dari Mat. 18:21-35 berbicara tentang pengampunan. Kisahnya tentang pertanyaan Rasul Petrus, “berapa kali harus mengampuni saudara” (yang berbuat dosa)? Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang raja yang membuat perhitungan kepada hamba-hambanya. Ternyata ada hamba yang berhutang 10.000 talenta. Atas permohonannya, raja berbelas kasihan dan mengampuninya, tidak tega sampai hamba itu harus menjual anak istrinya untuk pelunasan.

Tetapi ketika hamba itu mendapati ada orang lain yang berhutang 100 dinar kepadanya dan belum bisa membayar, ia justru mencekik orang itu dan memasukkannya ke penjara. Maka marahlah raja tadi, memanggil hamba tersebut untuk diserahkan kepada algojo-algojo dipukuli sampai ia melunasinya.

Ada tiga pesan dalam nas ini bagi kita. Pertama, para Rabi Yahudi sesuai kitab Perjanjian Lama mengajarkan pengampunan hanya diberikan tiga kali. “Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat... (Amos 1:3, 6, 9 dst; Ayb. 33:29-30). Artinya jika orang lain berdosa, sampai tiga kali boleh diampuni, tetapi keempatnya jangan dibiarkan saja. Tetapi Yesus Kristus berkata kepada kita, orang Kristen mengampuni hingga tujuh puluh kali tujuh kali. Itu sama dengan tidak terbatas! Panjang sabar, tidak ada ujungnya. Dan, itulah (istimewanya) Kekristenan!!!

Hal kedua, to forgive itu bisalah, tetapi bagaimana dengan to forget? Ya, memang, susah melupakan. Tim Lahaye dalam bukunya Anger is a Choice jelas-jelas mengatakan, “adalah kebohongan bila seseorang mudah melupakan rasa sakit yang dialaminya atas perbuatan orang lain.” Tetapi ia kemudian menjelaskan berdasarkan Yer. 31:34, mengampuni dan melupakan bukan berarti hilang dari ingatan Tuhan. Pesan pentingnya, agar kita tidak melakukan pembalasan atas perbuatan jahat orang lain. Jika kita melakukannya, maka kita sebenarnya jauh lebih jahat! “Pembalasan itu adalah hak-Ku, kata firman Tuhan (Rm. 12:19).

Tim Lahaye kemudian mengatakan itulah pengorbanan Kristiani, harga yang harus ditebus oleh orang percaya. Kita harus mampu mengendalikan pikiran (sisi otak), kemauan (sisi tindakan) dan emosi (sisi perasaaan). Jelas, sebuah perjuangan dan ada tujuannya. Perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus sangat kontras, yakni pengampunan hutang 1.000 talenta kepada raja berbanding 100 dinar, atau 1:500.000 menurut William Barclay. Ini sama dengan pengampunan yang diberikan kepada kita atas bebas dari hukuman di neraka dan memperoleh keselamatan kekal, dibanding dengan rasa puas membalaskan kejahatan orang lain kepada kita. Tidak seimbang.

Hal ketiga, kita perlu memahami perbedaan antara hukum gereja dan hukum negara. Masalah pencurian berat, penganiayaan, perceraian, dan lainnya memiliki sisi dan wilayah masing-masing. Ini perlu berhikmat membedakannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hak kaisar dan hak Tuhan jelas berbeda (Kis. 25:8; band. Mat. 22:21). Pembelajaran untuk keadilan dan ketertiban kadang diperlukan dalam hidup bermasyarakat. Sama seperti adanya disiplin gereja, yang penting tujuannya adalah pertobatan dan menjaga "kekudusan jemaat", dengan tetap semangat megampuni; bukan untuk menjatuhkan, atau senang melihat orang lain susah.

Tentu, kisah ini juga mengajarkan sisi lain, agar kita jangan ceroboh berulang kali memberi peluang orang lain berbuat kesalahan dan berdosa. “Berbahagialah orang yang murah hatinya”, kata Yesus (Mat. 5:7). Itu betul. Tetapi pepatah juga mengatakan, “hanya keledai yang jatuh dua kali dalam lubang yang sama.” Jadi jangan lalai. Tetapi jika itu terjadi, tetaplah mengampuni. Seperti kata William Arthur Ward, kita akan sama seperti binatang ketika menyakiti atau membunuh, kita sama seperti manusia lainnya ketika menghakimi, tetapi kita akan sama seperti Tuhan ketika mengampuni. Semoga Roh Kudus terus menguasai hati dan pikiran kita untuk mudah mengampuni dalam kasih. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 728 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7409187
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
52302
61324
161953
7204198
444049
1386923
7409187

IP Anda: 162.158.162.219
2024-11-21 21:26

Login Form