Monday, November 25, 2024

KABAR DARI BUKIT (19 April 2020)

KABAR DARI BUKIT (19 April 2020)

 

Penjaga dan Pelindungku

 

Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram (Mzm. 16:8-9).

Firman Tuhan Minggu Paskah II ini diambil dari Mzm. 16 - merupakan bagian pertama kitab Mazmur (pasal 1-41), dan diyakini digubah oleh Raja Daud. Mazmur ini sangat cocok bagi kita di tengah-tengah situasi wabah Covid-19 saat ini, ketika membaca semakin hari jumlah korban sakit dan meninggal terus naik, meski yang sembuh juga meningkat. Terlebih lagi, info yang beredar situasi ini belum berhenti cepat, perkiraan wabah akan memuncak pada bulan Mei atau Juni nanti. Hal yang lebih mengkuatirkan, penyakit yang ditimbulkan virus ini belum ada obat ampuhnya, penularannya sangat cepat dan mematikan, serta ada kemungkinan di wilayah/negara yang sudah menurun wabahnya dapat naik menghebat kembali.

Raja Daud menyatakan dua rasa syukurnya. Pertama, ia telah melihat kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; bersyukur ia tidak ikut mempersembahkan korban bahkan tidak menyebut-nyebut namanya (ayat 4, band. Mzm. 73:25). Nasib buruk menimpa mereka yang tidak setia. Ini sangat penting, sebab bagi kita pun godaan selalu muncul, yakni ingin mendahulukan dan mengandalkan ilah-ilah lain dalam kehidupan, seperti uang dan harta, pekerjaan dan jabatan, koneksi atau kuasa perlindungan arwah orang mati, asuransi dan kesehatan tubuh, dan lainnya. Mungkin kita belum mendahulukan dan tergantung penuh pada Tuhan yang sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Pentingnya mendahulukan Tuhan dapat kita lihat dalam bentuk sederhana, misalnya, apakah setiap pagi kita memulai hari dengan berdoa, bersyukur dan membaca (renungan) firman-Nya? Saatnya kini untuk introspeksi, kembali, jangan semua menjadi sia-sia.

Syukur kedua, Daud mengakui telah menerima begitu banyak kebaikan Tuhan. Ia mendapatkan warisan, piala, dan pusaka yakni tanah perjanjian dan Tuhannya, yang diteguhkan menjadi bagiannya, dan semuanya ia lihat dengan mata rohani sebagai tempat-tempat yang indah permai dan menyenangkan hatinya (ayat 5-6). Daud sungguh menikmatinya dan banyak belajar dari sekelilingnya yang penuh dengan orang-orang percaya dan berhikmat. Melalui mereka, Tuhan telah memberi nasihat dan jalan kehidupan yang benar. Hati nuraninya bersih dan bekerja, dapat melihat pengharapan masa depan kekekalan begitu indah. Ada sukacita berlimpah-limpah, ada nikmat senantiasa (ayat 11). Selalu bersyukur dan rendah hati di hadapan Allah, maka kita menjadi orang-orang yang sepenuhnya dipelihara Allah (Ayb. 5:11; Yak. 4:6, 10).

Ketakutan dan kekuatiran sangat manusiawi. Ada bagian seolah gelap terjadi di depan. Puncak ketakutan manusia mungkin kematian dan proses kematian yang menyakitkan, seperti kisah derita dampak Covid-19 pada tubuh; untuk menghirup nafas saja demikian susah dan berat. Tetapi biarkanlah Allah dengan tangan-Nya yang kuat menyelesaikan kekuatiran dan kecemasan kita. Allah tetap mengendalikan situasi, yang seperti kata Daud: “sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan (ayat 10). Segala ketakutan dan kekuatiran serahkan sepenuhnya kepada-Nya (bd. Mzm. 37:5; Mat. 6:25-34).

Menghadapi situasi wabah Covid saat ini dan ke depan, melalui Mazmur ini kita diajak melihat pengakuan iman Raja Daud sekaligus pujian khidmatnya (Miktam) di ayat 1-2: “Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.... Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!... Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram” (ayat 8-9). Dalam situasi saat ini, mari kita pakai waktu untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya, sumber dan penjaga kehidupan kita. Tetap produktif melakukan yang terbaik termasuk berbagi kasih, jangan bersikap pasif. Jauhkan hal-hal yang mengubah fokus sehari-hari tetapi menikmati kebersamaan dalam pola hidup yang berbeda saat ini. Tetaplah rindu untuk bersekutu dengannya, dan akuilah, kita ini milik-Nya, yang telah mengalahkan kematian menjadi kebangkitan. Bagi kita yang sudah menang terhadap rasa takut, mari berbagi dengan orang lain kemenangan itu. Selamat beribadah dari rumah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

 

Pdt. (Em.) Ramles M. Silalahi.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 123 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7556363
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
5054
4419
9473
7247234
591225
1386923
7556363

IP Anda: 162.158.162.173
2024-11-25 14:26

Login Form