KABAR DARI BUKIT (16 Februari 2020)
KABAR DARI BUKIT (16 Februari 2020)
Kasih yang Unggul
Firman Tuhan hari Minggu ini masih bagian dari Khotbah di Bukit, Mat 5:21-37, menekankan penggenapan Hukum Taurat dengan antitesis pemahaman baru. Ada kedalaman dan ketegasan. Sepeeti diingatkan pada ayat 20 yang merupakan parameter bagi orang percaya: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Ada tiga hukum yang diuraikan dalam nas minggu ini, yakni hukum Taurat keenam (jangan membunuh Kel.20:13), hukum Taurat ketujuh (jangan berzinah Kel. 20:14) dan hukum Taurat kesembilan (jangan mengucapkan saksi dusta Kel.20:16). Tuhan Yesus membahasnya tidak sekedar arti sempit harfiahnya, tetapi melihat akar penyebabnya sehingga kesalahan dalam gradasi kecilnya pun, harus dihukum.
Membunuh akarnya adalah amarah, sehingga amarah dalam semua bentuk yang menyakiti harus dihukum. Amarah menghakimi orang lain sebagai kafir, harus dihukum. Orang yang sedang amarah, tidak layak ikut dalam ibadah dan mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan. Lebih baik dibereskan tuntas dan tidak ada yang terhutang atau terbeban. Tentu amarah yang terkendali berdasar kasih dan bertujuan baik, tidak menghakimi, dan memaafkan hari itu juga (Ef. 4:26), tidak termasuk dalam pelanggaran hukum tersebut.
Pengertian berzinah selalu diartikan setelah terjadinya hubungan fisik. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan, "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya" (ayat 28). Tuhan Yesus sangat membenci dosa dan akarnya, sehingga melanjutkannya: "Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu..., atau tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu" (ayat 28-30). Sedikit hiporbolis berlebihan, tetapi tujuannya agar orang percaya harus berusaha keras menjauhi dosa dan tetap kudus.
Bagian terakhir nas minggu ini mendalami tentang bersumpah atau bersaksi palsu. Tuhan Yesus melarang bersumpah, sebab kita manusia tidak memiliki kuasa atas diri sendiri. "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat" (ayat 37). Dengan uraian itu semua, Tuhan Yesus menekankan mengasihi sesama manusia itu haruslah total, unggul, tidak ada pencarian alasan atau pembenaran untuk tidak mengasihi, apalagi sampai harus menyakiti. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain” (1 Kor. 13:4–5). Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.
Khotbah lainnya bagian leksionari hari Minggu ini: Allah yang Memberi Pertumbuhan (1Kor 3:1-9) silahkan mengklik website www.kabardaribukit.org.
Pdt.(Em.) Ramles M. Silalahi
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah PentakostaKhotbah (2) Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 17 November 2024Kabar dari Bukit HUKUM DI DALAM HATI (Ibr. 10:11-25) ”Aku...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 766 guests and no members online