Monday, November 25, 2024

KABAR DARI BUKIT (19 Januari 2020)

KABAR DARI BUKIT (19 Januari 2020)

 

Lebih Besar

Firman Tuhan bacaan kita hari ini, Yoh 1:29-42, terdiri dari dua hal pokok: pertama tentang pentingnya selalu jujur dan dalam kebenaran; dan kedua tentang sebutan anak domba Allah pada Tuhan Yesus. Bagian pertama yakni Yohanes (Pembaptis) ketika ditanya tentang dirinya, apakah ia Mesias yang dinantikan? Atau, apakah ia Elia? Atau nabi yang dibangkitkan seperti kata Musa (Ul 18:15-18). Tetapi Yohanes menjawab jujur: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya” (Yes 40:3).

Pemimpin umat Yahudi di Yerusalem begitu mengharapkan kedatangan Mesias karena beratnya tekanan Roma kepada mereka, sehingga mengutus wakilnya untuk bertanya kepada Yohanes. Tetapi ada juga rasa kuatir akan posisi Yohanes yang semakin populer dan banyak pengikut. Selama ini mereka adalah pemimpin Yahudi yang dihormati dan itu bisa goyah. Yohanes bisa saja memanipulasi situasi tersebut dengan mengaku ia adalah Mesias. Tetapi Yohanes tidak melakukannya. Ia berbicara jujur, tidak memanfaatkan situasi. Ia sadar akan porsi berkat dan perannya, dan ia tahu Mesias yang akan datang itu memang lebih besar darinya, sehingga ia berkata: “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” (ayat 26b-27).

Yohanes memberi keteladanan kepada kita untuk selalu jujur dan tidak mengambil kesempatan untuk menguntungkan diri sendiri. Ia dapat saja mengaku sebagai Mesias sehingga akan dihormati, terkenal, bahkan memperoleh keuntungan jasmani dan materi. Tetapi ia tahu tidak mungkin melawan kebenaran. Kebohongan dan manipulasi pasti terkuak, cepat atau lambat, besok atau nanti. Maka kita pun tetaplah setia dalam kebenaran, apalagi bila perbuatan kita itu sampai merugikan orang lain.

Dalam bagian kedua Yohanes malah menegaskan, Yesus adalah Anak domba Allah.  Sebagai keturunan imam, yang selalu melihat ritual seekor anak domba dikorbankan di Bait Allah bagi penebusan dosa-dosa umat Israel (Kel. 29:38-42), Yohanes telah tahu Yesus adalah Anak domba Allah bagi penebusan dosa umat manusia. Yohanes juga tahu sifat anak domba yang tulus dan lemah lembut dan tidak akan menentang dijadikan sebagai korban dengan mati di kayu salib (band. Yes. 53:7).

Yohanes juga menyadari konsekuensi pengakuannya itu, yakni muridnya akan berpindah guru. Dan itulah yang terjadi. Andreas yang semula mengikut dia, akhirnya mengikut Tuhan Yesus dan mengajak saudaranya Simon yang kemudian dinamai Petrus. Inilah pesan nas minggu ini bagi kita, agar kita siap berkorban, bersaksi, memberi yang terbaik, merendahkan hati, menjauhi serakah dan sombong, dan mengambil sikap Yohanes: "Ia (Tuhan Yesus) harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yoh 3:30). Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

_Khotbah lainnya bagian leksionari hari Minggu ini: *Yesus Kristus, Tuhan Kita, Adalah Setia (1Kor 1:1-9)* silahkan membacanya dengan mengklik website www.kabardaribukit.org._

 

Pdt.(Em) Ramles M. Silalahi

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 505 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7567753
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
16444
4419
20863
7247234
602615
1386923
7567753

IP Anda: 162.158.162.125
2024-11-25 19:47

Login Form