Friday, November 22, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Juli 2019)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Juli 2019)

 

Keutamaan Kristus

 

Firman Tuhan hari Minggu ini, Minggu VI setelah Pentakosta, Kol. 1:15-28, berbicara tentang Keutamaan Kristus (ayat 15-23) dan dikaitkan dengan pelayanan dan penderitaan Paulus (ayat 24-28). Melalui Kristus, Allah yang sebelumnya tidak kelihatan menjadi tampak nyata bagi manusia; menjadi manusia dan berbicara langsung dengan manusia (ayat 15). Hampir 400 tahun Allah tidak berbicara kepada manusia melalui nabi-nabi dan yang terakhir nabi Maleakhi, maka keputusan Allah menjadi manusia menjadi sangat tepat.

 

Yesus Kristus, Gambar Allah, yang satu dengan Bapa (Yoh.10:30) meneguhkan bahwa dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia (ayat 16-17). Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (ayat 19), dan itu sangat diperlukan oleh kita umat percaya.

 

Tuhan Yesus adalah kepala jemaat dan memang Ia yang mendirikannya (Mat 16:18) dan menumbuhkannya (1Kor. 3:6). Umat Yahudi yang semula pilihan Allah untuk menjadi teladan dan model umatNya, telah gagal. Tetapi Allah tidak bisa lepas mengasihi manusia ciptaanNya, kasih yang tidak terbatas (Yoh. 3:16). Maka menjadi alur yang logis jika Allah ingin menyelamatkan manusia dan membangun umat baru yang kudus dan pembawa damai bagi dunia. Dan dosa manusia yang menjadi penghalang hubungan yang erat manusia dengan Allah, harus dihilangkan, dihapus dan dipulihkan.

 

Yesus menjadi manusia untuk kepentingan manusia, memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus (ayat 20). Dengan perdamaian tersebut, mereka yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatan yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya (ayat 21-22a). Semua itu sebagai penebusan untuk menempatkan kita menjadi umat yang kudus, tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya (ayat 22b). Allah pun dapat diam di dalam diri kita yang telah dikuduskan. Buahnya, kita pun semakin diteguhkan, iman kita semakin dikuatkan, dan seluruh pengharapan sorgawi kita tidak goyang dan bergeser. Kini, Kristus telah ada di tengah-tengah kita, dan menjadi pengharapan akan kemuliaan! (ayat 27b).

 

Rasul Paulus memberi kita teladan dengan ikut menderita sebagaimana Kristus menderita. Ia memberikan hidupnya menjadi pelayan untuk memberitakan dan meneruskan firman-Nya, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada kita orang percaya (ayat 26-27). Terpujilah Tuhan. Melalui penderitaan itu ia bersukacita karena ikut melayani berkontribusi. Sikap dan semangat itulah mestinya yang ada dalam setiap hati kita orang percaya, bersukacita karena ikut berkontribusi memberitakan Kristus, memperluas kerajaannya, dan kita tidak hanya bersukacita ketika memperoleh berkat-berkat dunia. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah bagi kita semua. Tuhan memberkati, amin.

 

(Untuk melihat khotbah lainnya hari Minggu ini dan sesuai leksionari, JANGAN MENYUSAHKAN DIRI DENGAN BANYAK PERKARA (Luk. 10:38-42) silahkan klik web www.kabardaribukit.org).

 

Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI dan Wakil Ketua Dewan Penasihat Alumni ITB Gaja Toba

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 891 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7458127
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
42885
58357
210893
7204198
492989
1386923
7458127

IP Anda: 162.158.163.252
2024-11-22 15:26

Login Form