Saturday, November 23, 2024

Khotbah Minggu 12 Mei 2019

Khotbah Minggu 12 Mei 2019

Minggu IV Paskah

 

YESUS DITOLAK ORANG YAHUDI

(Yoh 10:22-30)

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Kis 9:36-43; Mzm 23; Why 7:9-17

Berdasarkan http://lectionary.library.vanderbilt.edu/index.php

(Sebagian ayat-ayat dalam nats ini dapat dipakai sebagai nats pembimbing, berita anugerah dan petunjuk hidup baru)

 

Yohanes 10:22-30 selengkapnya: 10:22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. 10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. 10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." 10:25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 10:30 Aku dan Bapa adalah satu."

 ---------------------------------------------------------------------------

 

Pendahuluan

Dalam minggu ini kita diberi firman yang menceritakan saat Tuhan Yesus mulai dipertanyakan siapa Dia dan keberadaan-Nya. Beberapa waktu sebelumnya sebenarnya Ia sudah memperkenalkan diri-Nya kepada perempuan Samaria bahwa Ia adalah Mesias (Yoh 4:26). Dalam kesempatan lain Ia menyatakan diri-Nya bukan dari dunia ini melainkan dari Atas dan Dia adalah Allah (Yoh 8:12-29); kemudian dalam percakapan tentang anak yang buta Ia menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah (Yoh 9:37). Akan tetapi orang-orang Yahudi belum yakin, sehingga tatkala saat hari raya Pentahbisan Bait Allah, mereka bertanya lagi tentang siapakah Dia sebenarnya.

 

Hari Raya Pentahbisan bermula dari zaman Yudas Makabeus di tahun 164 SM melakukan pentahiran dan pengudusan kembali Bait Allah, setelah sebelumnya Bait Allah diperlakukan dengan najis oleh Raja Syria yakni Antiochus Ephipanes dengan mengorbankan hewan babi di altar Bait Allah tersebut sebagai persembahan kepada dewa-dewa kafir. Bagi umat Yahudi, babi adalah hewan yang haram. Antiochus juga melakukan penghinaan dengan memakai ruangan-ruangan di Bait Allah tersebut sebagai tempat asusila. Yudas Makabeus kemudian bangkit dan mengusir Antiochus dan menahbiskan kembali Bait Allah tersebut. Inilah peringatan pentahbisan yang dilakukan dan masih dilakukan oleh umat Yahudi yang disebut sebagai hari raya Hanukah atau hari raya Terang.

Dari pertanyaan dan percakapan Tuhan Yesus dengan orang Yahudi di serambi Salomo Bait Allah itu kita diberi cahaya sorgawi sebagai berikut.

 

Pertama: mereka sudah mendengar dan melihat (ayat 24-25)

Meski beberapa orang Yahudi telah menjadi murid-Nya dan ada banyak orang yang terus mengikuti-Nya, rupanya banyak orang masih belum begitu yakin sehingga mereka terus mempertanyakan siapakah Dia sebenarnya. Memang yang bertanya ini mungkin mempunyai dua maksud, apakah betul-betul murni ingin mendapat kepastian tentang Dia adalah Mesias, dan menjadikan-Nya Raja yang Diurapi untuk memimpin umat Yahudi bagi pembebasan dari penjajahan Romawi. Kesengsaraan dan ketidakadilan pada umat Yahudi di masa itu membuat mereka menunggu-nunggu datangnya Mesias untuk memimpin perlawanan seperti Yudas Makabeas membebaskan mereka dari raja Syria. Tetapi pertanyaan orang Yahudi itu juga bisa menjebak-Nya sebagai alasan untuk melempari-Nya dan membawa Dia ke pengadilan agama Yahudi, karena dianggap menghujat Allah (band. Yoh 8:13). Inilah yang diperhitungkan Yesus, sehingga Ia menjawab secara diplomatis, membalikkan pertanyaan kepada mereka. Ini strategi yang jitu dan pantas diteladani dalam menghadapi orang yang ingin menjebak kita.

 

Sebenarnya Tuhan Yesus sudah menyatakan diri-Nya berulang kali sebagaimana disebutkan pada bagian pendahuluan. Ia juga sudah menjelaskan makna dari ke-Mesias-an dan Anak Allah dalam percakapan sebelumnya, sehingga Yesus mengatakan kepada mereka: kamu telah mendengar! Bahkan Ia telah memperlihatkan pekerjaan kuasa Ilahi-Nya melalui berbagai mukjizat yang dilakukan, seperti merubah air menjadi anggur (Yoh 2:1-11), penyembuhan beberapa orang sakit (Yoh 4 dan 5), memberi makan 5000 orang hanya dengan lima roti jelai dan dua ikan (Yoh 6:1-14), dan Ia berjalan di atas air (Yoh 6:16-21). Hal ini juga yang membuat Tuhan Yesus berkata kepada mereka: kamu telah melihat apa yang Kukerjakan! Tetapi mereka tetap tidak percaya.

Dalam percakapan sebelumnya dengan orang Farisi, Tuhan Yesus telah mengingatkan bahwa mereka yang sudah melihat kuasa Allah tetapi tidak percaya, maka mereka berdosa (Yoh 9:40-41). Yesus menekankan bahwa orang Farisi itu telah melihat karya Allah melalui anak yang lahir buta dicelikkan oleh Yesus, tetapi mereka tidak percaya, sehingga Tuhan Yesus kemudian berkata mereka berdosa.

 

Dalam kaitan inilah Tuhan Yesus juga ingin mengingatkan kita bahwa katika bertanya tentang ke-Allah-an Yesus untuk motivasi yang kurang baik, misalnya untuk memperlihatkan kehebatan, kesombongan, bahkan niat melecehkan, itu sangat tidak baik. Bertanya bukanlah sebuah dosa. Kalau seandainya kita bertanya dengan motivasi yang benar, untuk mengetahui kuasa dan wujud penyertaan-Nya dalam hidup kita, maka Yesus akan memberikan jawaban-Nya. Roh Kudus akan bekerja. Inilah inti pesan pertama kepada kita, agar kita yang sudah melihat dan mendengar hendaklah terus percaya dan mengikut Dia; dan kalau masih ada keraguan, teruslah bertanya dan mencari hingga Dia berkenan memberi jawaban.

 

 

Kedua: menjadi domba dan kemudian percaya (ayat 26-27)

Dalam ayat 26 Tuhan Yesus menyatakan mereka bukanlah domba-domba-Nya. Dengan demikian, di sini muncul dua interpretasi, yakni: pertama, apakah pernyataan Tuhan Yesus itu merupakan reaksi atas pertanyaan orang Yahudi yang hadir saat itu, sehingga Yesus menyimpulkan pada dasarnya mereka bukanlah domba-domba-Nya; atau pada awalnya Tuhan Yesus sudah tahu bahwa umat Israel pada umumnya akan menolak Dia sehingga mereka bukanlah domba-domba-Nya. Kesimpulan Tuhan Yesus tersebut bisa berangkat dari dua pertanyaan dasar, yakni apakah mereka (dan semua orang) sudah “ditetapkan” dari “sononya” menjadi domba-domba Yesus, atau menjadi domba Kristus setelah ada respon pertobatan dari firman atau panggilan yang diberikan. Dalam hal ini kita akan masuk dalam diskusi predestinasi.

 

Dalam pandangan predestinasi (yang dicetuskan oleh John Calvin), seseorang itu sejak semula sudah ditetapkan menjadi domba-domba Tuhan Yesus. Ucapan Yesus, "tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku" (ayat 26) dapat diartikan bahwa Yesus sudah mengetahui mereka ini tidak akan percaya dan tidak ada gunanya untuk menjelaskan lebih lanjut. Predestinasi adalah kedaulatan Allah yang kekal dan penetapan di dalam diri-Nya apa yang akan terjadi dalam sejarah dunia, bangsa-bangsa dan bagi setiap orang. Dalam lingkup kecil misalnya pribadi lepas pribadi, keselamatan dan kehidupan kekal telah ditetapkan sebelumnya bagi sebagian orang, dan penghukuman kekal bagi sebagian orang lain. Hal ini berarti seseorang percaya dan mengikut Dia itu sudah ditetapkan sejak semula. Dalam kaitan ini, keselamatan yang sudah ditetapkan bagi seseorang tidak bisa hilang, sebab ada pemeliharaan Allah bagi mereka.

 

Pandangan lain menyebutkan bahwa seseorang menjadi domba atau pengikut Tuhan Yesus adalah hasil respon orang tersebut terhadap panggilan dari Tuhan. Panggilan ini dapat dilakukan secara langsung melalui pendengaran (Rm 10:17) baik yang audible maupun yang unaudible, tetapi ada juga yang melalui bantuan perlu ada penglihatan atau mukjizat. Apabila ia merespon panggilan atau penglihatan itu, maka ia menjadi percaya dan pengikut. Sepanjang ia bisa menjaga keselamatan yang diberikan, maka ia akan tetap selamat. Tetapi apabila ia tidak dapat memelihara iman dan ketaatannya, maka ia tidak akan selamat. Oleh karena itu, dalam pandangan ini keselamatan dapat hilang. Pendangan ini dianut oleh Armenian dan cukup banyak pengikutnya sampai saat ini.

 

Pandangan Predestinasi oleh Calvinis dan Armenian merupakan pandangan yang dominan dalam kaitan dengan panggilan dan keselamatan. Kedua pandangan ini mempunyai kekuatan dan kelemahan, dan masing-masing memberikan argumentasi sebagaimana disebutkan di atas. Tetapi ini tentu merupakan pandangan yang tidak perlu dipertentangkan lebih jauh dalam penjelasan firman minggu ini, sebab bagi kita yang penting adalah: apakah sudah ada panggilan dan iman itu kepada kita untuk menjadi domba-domba-Nya? Apakah kita sudah mendengar tentang Yesus dan keselamatan itu, dan apakah kita sudah melihat kuasa dan karya Tuhan Yesus dalam hidup kita maupun dalam hidup orang lain? Dalam hal ini, tidak perlu kita pertanyakan, misalnya, kita ini menjadi Kristen karena pertobatan atau karena keturunan. Tetapi yang utama adalah, kita sudah mengenal Dia dan suara-Nya, mengikuti Dia, dan berinteraksi dengan Dia, sebagaimana domba yang baik selalu berinteraksi dengan Gembala yang penuh kasih. Mendengar suara-Nya atau melihat karya pekerjaan-Nya adalah merupakan langkah permulaan yang akan bertumbuh dan bertambah-tambah menjadi iman yang kokoh.

 

Ketiga: Domba yang taat akan masuk dalam keselamatan (ayat 28-29)

Ucapan Yesus sangat lugas pada ayat 28-29 dalam konteks keselamatan ini, dengan berkata, "Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa." Alangkah indahnya pernyataan Tuhan kita itu.

 

Pernyataan ini sangat tegas dan mengandung beberapa hal yang penting. Pertama, kita domba-domba-Nya akan diberi kehidupan kekal; Kedua, kita tidak akan binasa dalam arti tidak akan kalah dari siapa pun yang menjadi lawan kita termasuk maut dan kematian sekalipun; dan ketiga, tidak ada satupun yang mampu merebut kita dari kasih Tuhan Yesus. Dalam mendukung pernyataan itu, dasarnya sangat kuat dan logis diberikan Tuhan Yesus: karena kita diberikan oleh Allah Bapa kepada Tuhan Yesus untuk menjadi anak-anak-Nya. Janji indah inilah yang membuat kita domba-domba-Nya tidak akan dipisahkan dari Gembala Agung, bahkan mustahil ada kekuatan yang bisa menarik kita dari pada-Nya (band. Rm 8:31-39).

 

Yesus adalah Gembala Baik yang melindungi domba-domba-Nya dari si jahat dan dunia ini. Memang iblis bisa mengganggu tubuh dan sukacita para pengikut-Nya, tetapi iblis tidak akan pernah bisa mengganggu jiwa dan roh dari pengikut yang setia, apalagi sampai mengambilnya dari Tuhan. Sebagaimana dikatakan, tidak ada yang lebih besar dari Allah, tidak ada satu pun kekuasaan yang bisa menandinginya, sebab Allah kita adalah Allah yang Mahakuasa, dan kuasa-Nya itu telah diberikan kepada Tuhan Yesus.

Banyak tantangan yang akan diberikan oleh iblis (band. 1Pet 5:8), tetapi apabila kita putuskan mengikut Dia dan taat, maka kita akan berada dalam lindungan-Nya selamanya. Dalam pasal 10:11 disebutkan Yesus memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya untuk membuat kita hidup. Bagaimana mungkin, Dia yang sudah berkorban bagi keselamatan kita, mau melepaskan kita pada kekuasaan si iblis.

 

Hal yang diminta dari kita adalah ketaatan dan terus mendengar untuk mengikuti Dia. Kita harus melihat bahwa anugerah dan kasih-Nya terus menerus berkarya dalam hidup kita, untuk menjadi berkat bagi kita dan sesama. Domba yang meninggalkan gembala dan tidak mau mendengar, menunjukkan bahwa mereka bukanlah domba Kristus (Yoh 15:1-6).

 

Keempat: Yesus dan Bapa adalah satu (ayat 30)

Ini adalah pernyataan Tuhan Yesus yang paling gamblang tentang pribadi-Nya dengan mengatakan Dia dan Bapa adalah satu. Apa yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus dalam pernyataan-Nya itu untuk mendukung janji yang diberikan-Nya: Ia sama dengan Bapa dalam memelihara domba-domba dan memberikan kehidupan kekal tadi. Jawaban ini juga menghindari perkiraan bahwa Yesus akan dijadikan Mesias politik. Ia tidak menjawab kepada banyak orang: benar, Aku ini Mesias sebab akan berpengharapan salah terhadap diri-Nya.

 

Pengertian yang dinyatakan Tuhan Yesus bahwa Dia dan Bapa adalah Satu, mengacu kepada konsep Tritunggal yakni Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ini dapat dilihat juga pada 1Yoh 5:7. Dalam pemahaman Allah Tritunggal, Mereka memiliki hakekat yang sama dalam tiga wujud tetapi juga sering disebut dengan tiga peran. Allah Bapa sebagai pencipta, Yesus sebagai Penyelamat, dan Roh Kudus sebagai Penolong, Penyerta, dan Penghibur.

 

Yesus sebagai Penyelamat dilihat dalam konteks peran yang Dia lakukan ketika diutus untuk datang ke dunia memperdamaikan manusia dengan Allah. Penugasan ini sudah diteguhkan sejak Ia lahir melalui pesan kepada Maria dan Yusuf, demikian juga saat Yesus dibaptis ketika Allah melalui Roh Kudus menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Mrk 1:11; 15:39; band. Mat 16:16). Kata Yesus sendiri berarti "Yang Menyelamatkan." Kristus sama artinya dengan Mesias dan Almasih, berarti "Yang Diurapi." Zaman dahulu yang diurapi adalah Raja, Nabi dan Imam. Dalam hal inilah Yesus mengambil tiga peran utama itu, yakni Yesus sebagai Raja menyelamatkan dengan kuasa-Nya, Yesus sebagai Nabi menyelamatkan dengan firman yang disampaikan, dan Yesus sebagai Imam menyelamatkan dengan korban persembahan tubuh-Nya. Tidak ada lagi keraguan bahwa Yesus dan Bapa adalah Satu!

 

Kesimpulan

Minggu ini kita diberikan gambaran bagaimana Tuhan Yesus walaupun sudah menegaskan diri-Nya dan melakukan pekerjaan yang dipenuhi kuasa mukjizat, tetap saja umat Yahudi tidak percaya bahwa Ia adalah Mesias, Ia adalah Allah, yang mereka tunggu untuk memyelamatkan. Memang perbedaan pemahaman tentang penyelamatan di sini menjadi hal yang utama, sebab bagi umat Yahudi pemahaman mereka Mesias yang ditunggu adalah Mesias politik yang memimpin mereka untuk pembebasan bangsa Yahudi dari penindasan penjajahan Romawi. Sementara bagi Yesus, Dia datang sebagai Mesias yakni Raja yang Diurapi untuk membebaskan mereka dari belenggu dosa dan maut. Kerajaan yang dibangun-Nya adalah kerajaan sorga yang penuh damai sejahtera, bukan kerajaan politik dan bangsa Israel saja. Inilah yang sebaiknya tidak terjadi pada kita, marilah kita mendengar suara-Nya dan melihat karya-Nya sehingga kita menjadi domba-Nya dan mengikut Dia. Dengan penuh keyakinan bahwa dalam ketaatan kita, Tuhan Yesus sudah menyediakan keselamatan dan kehidupan kekal bagi kita, kehidupan aman sejahtera yang tidak pernah kalah dari kuasa apapun sudah diberikan-Nya pada kita, sebab Yesus dan Bapa adalah satu.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

(Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Alumni ITB Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI)

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 1034 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7507637
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
26689
65706
260403
7204198
542499
1386923
7507637

IP Anda: 162.158.163.76
2024-11-23 07:57

Login Form