Saturday, November 23, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 14 April 2019)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 14 April 2019)

 

MALAM YANG PANJANG

 

Firman Tuhan di hari Minggu Pra-Paskah terakhir ini dan sering disebut Minggu Palma atau Masa Sengsara, diambil dari Luk 22:14-76. Nas ini termasuk katagori yang panjang dalam leksionari, terdiri dari enam perikop, menceritakan sejak Tuhan Yesus menetapkan perjamuan malam (terakhir) hingga ditangkap dan diajukan kepada Mahkamah Agama.

Perikop pertama tentang perjamuan malam yang kemudian melahirkan kalimat yang selalu kita dengar saat perjamuan kudus: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (ayat 19b-20). Tubuh dan darah dalam sakramen kita, bukan sekedar simbol, tetapi juga dimaknai sebagai kehadiran Roh Kudus dalam roti yang kita makan dan anggur yang kita minum, untuk memperingati penderitaanNya, merayakan eratnya persekutuan kita denganNya, dan memperkokoh serta menjamin janji Tuhan untuk menyelamatkan kita yang dimeteraikan dengan darahNya (1Kor 11: 25).

Pesan kedua nas minggu ini agar kita terutama pemimpin jangan menuntut dilayani, tetapi tetaplah dalam semangat melayani. Ritual Kristiani seperti membasuh kaki bahkan mencium kaki orang lain, merupakan sikap rendah hati dan pengorbanan, demi tujuan terciptanya perdamaian. Iblis akan terus mengintai untuk merontokkan iman kita. Untuk itu Yesus berpesan agar kita tetap tinggal bersama-sama dengan Dia dalam segala pencobaan yang dialamiNya (ayat 28). Diingatkan juga bahwa Petrus akan mengalami godaan dan ia akan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, dan itu benar adanya seperti dituliskan pada ayat 54-62. Sungguh tragis. Oleh karena itu dalam setiap tantangan, pesanNya bagi kita sangat jelas: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Yesus kita imani sebagai Allah sejati dan manusia sejati. Sebagai manusia, timbulnya rasa takut dan ingin terhindar dari rasa sakit itu sesuatu yang wajar. Yesus menyadari beratnya penderitaan yang Ia akan alami, sehingga Ia berlutut dan memohon: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (ayat 42). Malaikat suruhan Bapa pun menguatkanNya, dan kita pun yakin, Allah mendengar saat kita benar-benar berlutut memohon pertolonganNya. Kelemahan tubuh yang kadang membuat kita malas berdoa, merupakan ancaman dan kita pun menjadi orang yang mudah jatuh ke dalam pencobaan (ayat 46).

Bagian terakhir nas minggu ini menceritakan ketika Tuhan Yesus dihadapkan pada Mahkamah Agama, yang merupakan rangkaian awal dari persidangan panjang yang Yesus hadapi. Ia maklum, sehingga adanya rasa sakit dan lelah kadang membuatNya enggan berdebat, tetapi kadang bersemangat ingin membuka mata hati orang lain. Tetapi jalan Allah telah ditetapkan. Ia harus mati agar kita hidup. Ia mati agar darahNya tercurah dan kita pun ditebus dan dikuduskan untuk dapat hidup selama-lamanya. Tidak ada kisah dan janji yang lebih hebat dari itu. Maka, bersyukurlah. Hosiana.... Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Alumni ITB Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 753 guests and no members online

Statistik Pengunjung

7517773
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
36825
65706
270539
7204198
552635
1386923
7517773

IP Anda: 162.158.163.110
2024-11-23 11:03

Login Form